08. Belajar Masak

2.8K 335 17
                                        


Hyemi dan Jungkook tengah berada di dapur rumah mereka, lengkap dengan segala persiapan berupa alat dan bahan dalam rangka belajar masaknya Jeon Hyemi, rencananya kali ini Jungkook akan mengajarkan adiknya memasak pasta lengkap dengan saus buatannya sendiri.

“Kita akan membuat pasta dengan Saus tomat pedas.” Ujar Jungkook mengawali.

Hyemi yang berperan sebagai pelajar hanya manggut manggut menurut. Jungkook berjalan ke arah lemari es, lalu mengambil bawang putih disana. Ia membawanya tepat kehadapan Hyemi. Gadis itu hanya memandang Jungkook dengan tatapan tidak mengerti.

“Baiklah kita akan memulai dengan mengiris bawang.”

Jungkook mengambil satu buah bawang yang sudah dikupas kulitnya. Dengan telaten laki laki itu mengiris iris tipis. Dengan rambut poni panjang yang turun menutupi dahinya, Jeon Jungkook mengiris bawang itu dengan serius dan menikmati. Seolah laki laki itu adalah seorang master Chef yang ahli dalam bidangnya. Sudah dikatakan bukan bahwa kadar ketampanannya akan bertambah jika sedang serius dengan sesuatu? Itulah yang saat ini tengah dilihat oleh Hyemi.

Jungkook mengangkat wajahnya dan kemudian memberikan pisaunya kepada Hyemi. “Giliranmu.”
Dengan antusias Hyemi langsung mengambil alih, Hyemi mulai mengiris bawang putih yang di ambilnya, jika hasil dari Jungkook terbentuk bawang yang tipis dengan ukuran yang sama rata. Maka hasil yang Hyemi dapatkan tak seperti kakaknya. Fokusnya juga berkali kali harus terganggu karena rambutnya yang tergerai—terlihat mengganggu sekali karena menghalangi penglihatannya.

Tiba tiba saja untaian rambut yang mula menghalangi penglihatannya kini telah terangkat, karena ada sepasang tangan yang mengambilnya. Hyemi ingin berbalik melihat siapa sang pelaku, namun ia urungkan, tanpa dilihat pun ia sudah tahu jawabannya.  Terlebih lagi ia bisa mencium harum yang familiar, namun tak pernah sedikitpun ia bosan. Hyemi selalu suka, wanginya terasa lembut namun tetap memilki kesan manly.

“Ck! Bagaimana bisa kau biarkan rambut nenek lampir super jelek mengganggu!! Ini menghalangi penglihatanmu!”

“Terserah padaku!” Balas Hyemi sambil berniat melepakan tangan Jungkook dari rambutnya. Namun laki laki itu tak mengizinkannya, Jungkook malah mengusap ngusap kepala Hyemi, mengambil untaian rambut yang jatuh, kemudian menyatukannya. Jungkook juga mengikat rambut Hyemi ke atas—menampilkan leher jenjang gadis itu.
Jungkook melakukannya dengan telaten, seolah Hyemi adalah barang rapuh yang perlu dijaga keutuhannya. Bahkan Jungkook terlampau lembut, setiap gerakan dan sentuhannya seperti dibumbui dengan kasih dan sayang.

Sepertinya ada yang salah dengan Hyemi, karena saat ini ia merasakan jantungnya berdegup begitu kencang, gadis dalam dirinya sedang berteriak kegirangan karena diperlakukan seperti itu oleh Jungkook. Hyemi pernah membaca di buku panduan kencan—bahwa perempuan akan lemah jika sudah dimainkan rambutnya. Dan benar saja ia merasakannya, ia lemah, rasanya ia merasa begitu disayangi.

Jungkook memegang kedua bahu Hyemi membuat gadis itu berhadapan dengannya. Ia melihat Hyemi dengan seksama—seperti sedang memeriksa dari hasil kinerjanya. “Selesai.” Ujarnya memecah keheningan, kemudian Jungkook mengacungkan jari jempolnya di depan wajah Hyemi.

Entah kenapa jika dilihat dari jarak sedekat ini, mata Jungkook terlihat bulat dan jernih—berbinar, pantas saja banyak gadis yang tergila gila dengan kakaknya. Karena dengan melihat matanya saja sudah dapat membuat jatuh cinta. Memang benar kata orang, bahwa semua berawal dari mata.

PLETAK!!

“Aww!” Hyemi harus merasakan sakit di dahinya karena baru saja mendapatkan jitakan.

“Apa? Apa? Kenapa malah diam? Ayo lanjutkan! Kau mau apa lagi!?”

“Aish—“ memang setiap Hyemi baru saja ingin memuji Jungkook, pasti laki laki yang berstatus sebagai kakaknya itu akan menyangkal kembali pemikiran Hyemi dengan semua perilakunya yang kelewat menyebalkan.

“Jangan banyak protes!!” potong Jungkook dengan galak, kemudian ia mengambil  beberapa buah tomat dan memberikannya pada Hyemi, “Potong itu!

Hyemi memang menurut, tapi karena diiringi dengan suasana hati yang tidak baik, ia jadi memotong dengan asal sambil menggertutu dalam hati, melemparkan beberapa kata berupa sumpah serapah untuk Jungkook . Bukannya mereda, kekesalan Hyemi semakin bertambah—terlihat dari hasil potongan tomatnya yang tak berbentuk—berbentuk sih, tapi lebih ke segitiga sembarang mungkin?
Saat Hyemi ingin mengambil tomat lagi, tangan Jungkook sudah lebih dahulu mencekalnya, sang empu pun berbalik untuk melihat wajah seorang Jeon Jungkook yang super menyebalkan. Jungkook sudah menatapnya dengan datar. “Bukan seperti itu, kau harus memotongnya dengan ukuran yang sama, tidak asal memotong seperti itu, memasak juga harus diiringi dengan unsur seni!”

Karena kekesalannya yang belum mereda, pada awalnya Hyemi ingin mengabaikan, tapi Jungkook malah tersenyum sambil berujar. “Biar aku ajarkan.” Jungkook berdiri di belakang Hyemi , dengan kedua tangan yang menuntun Hyemi yang masih memegang pisau, mangarahkan pisau itu untuk memotong tomat, sehingga menghasilkan potongan yang lebih manusiawi. Dilihat dari posisi seperti ini, Hyemi jadi dipeluk sekaligus diajari secara bersamaan.

Jarak yang terlampau dekat itu membuat punggung Hyemi menempel dengan dada Jungkook, bahkan ia dapat merasakan  hembusan nafas tenang Jungkook yang sesekali menyapanya—memberikan sensasi menggelitik bagi Hyemi.

Oh ayolah, apa hari ini agenda Jungkook itu menarik ulur? Dia bersikap manis, kemudian kembali menyebalkan, lalu manis kembali. Jika Jungkook sedang berlatih menggoda perempuan, bukan padanya juga.

Kegiatan belajar mengajar mereka terus berlanjut, tentu sesekali diselingi dengan hal serupa ; tawa menyebalkan Jeon Jungkook yang berhasil menggoda adiknya, menghasilkan raut wajah tak mengenakan untuk di pandang dari Hyemi, tapi kemudian kembali serius membimbing dengan cara yang lembut. Bahkan Jungkook cukup sabar menghadapi adiknya yang lebih meruju ke mengacau karena kelompongan gadis itu dalam urusan dunia memasak.

Tapi tentu saja semua itu membuahkan hasil, berupa satu piring pasta lengkap dengan saus merah menggoda, asap masih mengepul karena masih panas, di tambah lagi sentuhan dari Jungkook dalam menghias, membuat Hyemi sampai ngiler melihatnya.

“Boleh aku menyicipinya?”

Jungkook mengangguk pelan, “Tentu.”

Dan tanpa fikir panjang Hyemi langsung  melahap pasta yang katanya hasil dari masakannya—ya walaupun tak sepenuhnya benar, karena Jungkook lah yang lebih berperan. Ia melahap dengan begitu semangat bahkan ia sendiri harus sedikit repot antara mengunyah dan meniup makanan yang masih panas.

“Hei! Pelan pelan! Kau bisa tersedak!”
Dan Hyemi tetap lah Hyemi, maka ia tak mendengarkan Jungkook malah tetap fokus menghabiskan pastanya, bahkan gadis itu terlihat sangat menikmati.

“Sumpah! Enak sekali!” pujinya menggebu gebu, sambil mengacungkan kedua jempolnya dengan diiringi senyum yang membuat mata kecilnya tenggelam. Membuat Jungkook kembali gemas melihatnya.

Saking gemasnya, tangannya dengan begitu saja langsung menarik kedua pipi Hyemi dengan gemas, membuat sang empu protes sambil wajah  yang sudah dipasang sok galak. Dan hal itu sukses membuat Jungkook tertawa, bukannya takut Hyemi malah terlihat seperti bocah taman kanak kanak yang mengancam teman laki lakinya yang nakal dan usil.

Karena kesal, Hyemi yang melihat Jungkook tertawa terbahak bahak, langsung memasukkan potongan kecil daging ke dalam mulut Jungkook.

Sontak hal itu langsung menghentikan tawa Jungkook, pada awalnya laki laki itu hanya diam, kemudian berkedip beberapa kali. Memilih mengunyah sepotong daging yang sudah berada dakam mukutnya, kemudian Mereka sama sama terdiam, lalu tiba tiba saja keduanya tertawa lagi. Entah menertawakan apa.

Begitu lah mereka, hari hari selalu dipenuhi dengan pertengkaran, namun tak dapat dipungkiri bahwa mereka sama sama saling menyayangi, bahkan salah satunya menyayangi lebih dari sekedar status saudara.

[]

To Be Continued









©Park Ceunel
17 04 19

GRAY PAPER - JJK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang