Hallo!!
Sudah siap? Sama keuwuan?
Langsung aja happy reading! Jangan lupa vote dan komen nya ya!!
Hyemi berjalan menunduk akhir akhir ini ia nampak kehilangan sedikit semangat dalam menjalani hidupnya. Bukan berarti Hyemi depresi dan ingin mengakhiri hidupnya—itu terlalu berlebihan, lagi pula—hei ia tak selemah itu.
Ia hanya pusing dengan semua hal yang menimpanya akhir akhir ini, rasanya perasaannya tak diberikan istirahat. Hal itu mempengaruhi terhadap mood dan energi cerianya. Tapi lebih dari itu saat ini jauh di lubuk hati kecilnya ia merasa bersalah terhadap Kim Taehyung, kekasihnya.
Hanya karena suasana hatinya yang tidak bersahabat Taehyung harus merasakan imbasnya juga. Pemuda Kim itu tak bersalah, namun malah mendapatkan perlakuan kurang mengenakan darinya. Padahal pacarnya itu selama ini sudah memperlakukannya dengan baik kelewat baik malah.
Ia jadi merasa bersalah. Sepanjang ia berjalan di koridor kali ini ia terus memikirkan banyak hal yang mengganggunya, termasuk persoalan tentang rasa bersalahnya kepada Kim Taehyung.
Langkahnya harus terhenti dengan begitu saja, saat ia melihat diujung penglihatannya. Di sana berdiri laki laki yang juga menjadi penyebab kepusingannya. Lagi lagi pemuda itu tak sendiri. Hanya dengan sekali melihat saja Hyemi dapat langsung menebak bahwa gadis yang berdiri di depan kakaknya itu adalah Cho Heeji. Terlebih ia juga mengetahui kedekatan mereka akhir akhir ini maka tak heran jika keduanya kedapatan bersama.
Tak ada yang erlu dipermasalahkan, seharusnya sih begitu ia memilih ambai dan pergi melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Namun entah memang ia yang bodoh atau memang seakan mencari penyakit sendiri. Ia memilih diam memerhatikan apa yang merek lakukan di depan sana.
Semenjak kejujuran Jungkook mengenai perasaannya, hati Hyemi terasa goyah. Ia tak tahu harus seperti apa. Dan bagaimana persaannya sendiri dengan Jungkook. ia hanya terlalu sibuk dengan kenyamanan yang diberikan Jungkook ampai tak mengerti dengan persaannya.
Sampai saat ini, ia merasa tertampar kenyataan, ia begitu terlambat menyadari perasaannya.
Memang ia merasa adanya ketidakrelaan saat Jungkook nampak bahagia dengan yang lain. Namun ia berusaha mengelak dan menganggap bahwa yang ia rasakan itu sekedar hal baru, ia menganggap perubahan Jungkook dengan dirinya terlalu tiba tiba dan mendesak. Sebab ia merasa terlalu nyaman, dan saat kenyamanan itu hilang dari kesehariaannya ia merasa hampa.
Namun lagi lagi ia merasa bodoh.
Sebab saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Jungkook berada dalam jarak terlampai dekat dengan gadis lain, ia tak rela, ia merasa tempatnya telah direnggut. Dan begitu ia melihat kedua ranum itu menyatu. Hatinya begitu sakit, serasa diremas. Rasanya begitu sesak.
Tanpa ia sadari mata yang dijadikan indra untuk melihat kejadian di depannya sudah basah, air mata mengalir dengan begitu deras.
Dengan cepat ia mengalihkan penglihatnnya dan berlari menjauh dari sana, pun ia tak tahu kemana langkah kaki akan membawanya. Yang ia tahu ia ingin menjauh, pergi dari sana.
Ia pun sadar bahwa apa yang ia rasakan ini bukan hanya sekedar kenyamanan antara dua saudara. Ia baru sadar bahwasannya ia mempunyai perasaan yang sama dalamnya dengan yang dimiliki oleh Jungkook atau bahkan lebih. Hanya saja ia terlalu bodoh untuk menyadarinya.
Bagai takdir kejam yang dimiliki oleh mereka, rasanya ia seperti mengulang cerita lama. Hanya saja dengan posisi yang berbeda. Mereka sama sama merasakan sakit saat melihat yang dicintai bercumbu dengan yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
GRAY PAPER - JJK
Hayran KurguDi atas kertas abu abu berjanji untuk tak membutuhkan, tak menyayangi, dan tak mencintai. Namun janji itu selalu dilanggar. Hanya bisa menyalahkan takdir dari Tuhan. Mereka harus terjebak dalam cinta yang salah. Begin : 17 12 2018 End : - ©Park...