Percayalah, menunggu itu adalah sesuatu yang paling membosankan, apalagi jika menunggu sesuatu yang tak pasti, seperti yang sedang dialami oleh Hyemi, saat ini gadis itu dengan malas menunggu Jeon Jungkook, sudah hampir dua jam lamanya, tapi sang kakak itu tak kunjung menampakkan dirinya, Hyemi sudah mencoba menghubunginya, namun sialnya tak ada balasan sama sekali, panggilannya tak diangkat dan semua pesannya belum satu pun dibaca.
Sebenarnya ia bisa saja pulang sendiri dengan menaiki bus, tapi setelahnya dia harus mendengarkan ocehan Jungkook yang membuat kepalanya pecah, mengatakan Jungkook bisa diomeli oleh ibunya jika tidak menjaganya dengan baik.
Orang tua mereka memang jarang pulang ke rumah, mereka terlalu sibuk mengurusi bisnis, seperti cabang perusahaan di luar negeri yang Hyemi sendiri pun tak terlalu mengerti akan hal itu. Dan jadilah selama ini Jungkook yang selalu setia menjaganya, Jeon Jungkook memang kakak idaman yang dapat diandalkan, pengecualian dengan sikap menyebalkan dan otaknya yang kelewat mesum.
Rasanya Hyemi ingin mencak mencak saat ini. “Sedang apa sih dia? Kenapa lama sekali!!”
Saat ini Hyemi hanya bisa mengetuk ngetukan conversenya, sebagai luapan kekesalannya, lingkungan sekolah bahkan sudah terlihat sepi tak ada lagi orang orang yang berlalu lalang, dan dirinya masih setia duduk di sini, seperti seekor anjing yang menunggu tuannya pulang untuk menuangkan makanan di mangkuk makannya.
Pandanganna yang semula kosong, kini langsung teralih pada seorang laki laki bermata hazel dengan hidung yang kelewat mancung sedang berjalan, laki laki itu memiliki kulit tan yang entah mengapa membuatnya terlihat sexy, laki laki itu fokus berjalan dengan earphone yang bertengger menutupi telinganya, seolah tak peduli dengan dunia luar.
Hyemi memang tak jarang menemukan laki laki tampan di sekolahnya, namun yang ini berbeda, karena laki laki itu lebih dari sekedar sangat tampan, he’s perfect. Fokus Hyemi harus teralihkan terhadap benda yang jatuh dari saku belakang laki laki itu, dan Hyemi yakini itu adalah sebuah dompet.
Buru buru Hyemi bangkit dari duduknya, “Hei!! Itu dompetmu jatuh!!” teriaknya.
Namun laki laki itu tak menggubris, ia masih tetap fokus berjalan, tak ada pilihan lain, Hyemi mengambil dompet itu dan mengejar sang pemilik, sambil terus berupaya memanggilnya.
“Permisi!!”
“Hei!! Dompetmu tertinggal!!”
Saat jarak sudah dekat Hyemi menepuk lengan kanan laki laki itu agar dapat berbalik ke arahnya, namun tanpa diduga, laki laki itu memang berbalik, tapi tangan Hyemi yang semula menyentuh tangannya ditarik dan diputar ke belakang. Membuat dirinya kaget sekaligus meringis kesakitan.
”aww!! Sakit ya!”
“Siapa kau?” tanyanya tajam, tapi sayangnya Hyemi tak bisa melihat eksfresi laki laki itu karena posisinya yang membelakangi.
Hyemi semakin meringis kesakitan, namun tangannya belum juga terbebas. “Lepaskan aku!! Ya! Sakit” ia pun mengangkat dompet menggunakan tangan kirinya yang terbebas kemudian berujar. “Aku hanya ingin mengembelikan dompetmu! Ya! Lepaskan kumohon sakit!”
Sadar akan kesalahannya, buru buru laki laki itu melepaskannya dan membungkuk, “Maaf.”
Hyemi kesal, niatnya kan baik ia ingin mengembalikan dompetnya yang jatuh, tapi bukannya ucapan terima kasih yang ia dengar, Jutru kesialan yang ia dapatkan. ia menunduk untuk melihat tangannya, dan benar saja ada bekas merah di pergelangan tangannya.
Buru buru Hyemi mengangkat kepalanya bermaksud melemparkan protes. Ia memberikan dompet berwarna hitam itu pada dada laki laki di depannya dengan kasar. “Terima kasih tuan atas kesan terbaik yang kau berikan.” Ujarnya sambil membalikkan badan hendak melanjutkan aksinya menunggu sang pangeran berkuda putih.
Hyemi berjalan sambil menggerutu. “cih! Tampan tapi tak beradab!”
Terdengar derap langkah menyusulnya, dan benar saja wajah tampan laki laki tadi sudah berada di hadapannya. ”Tunggu dulu!” ujarnya.
Hyemi di depannya hanya diam menunggu apa keinginan si tampan ini. Dan laki laki itu memandang Hyemi dengan tatapan merasa bersalah sambil mengusap tengkuknya. “Euh.. maafkan aku, aku tak bermaksud melukaimu, hanya saja kau tahu lah aku sedang berhati hati.” Ujarnya sambil menyengir kuda.
Kemudian matanya tertuju pada pergelangan tangan Hyemi yang memerah, matanya langsung melotot, ia mengira tangannya seperti itu pasti karena dirinya yang mencengkram terlalu kuat. Dengan refleks ia langsung memegang tangan Hyemi, membuat Hyemi kembali meringis.
“Aww sakit!!”
Lagi lagi ia menyadari telah melakukan kesalahan, buru buru ia melepaskan tangannya. “M-maafkan aku, apa itu sakit?.”
“Sudah tahu malah tanya.” Ketusnya.
“Euh.. sepertinya aku harus bertanggung jawab, bagaimana kalau kita ke rumah sakit?”“Tidak perlu! lagi pula aku harus menunggu kakakku!” tolaknya lagi lagi dengan ketus.
“Setidaknya lukamu harus di kompres dul—“
Perkataan laki laki itu terhenti karena dering dari ponsel Hyemi, sudah dapat ditebak siapa yang memanggilnya, buru buru Hyemi mengangkat panggilan dari Jeon Jungkook.
“Ya! kenapa lama sekali?! Kau tahu sudah berapa lama aku menunggumu!!” protesnya.
“aku ada urusan, seperti aku akan pulang terlambat.”
“Apa?! Lalu bagaimana denganku?”
“Maafkan aku, tapi kali ini kau harus pulang sendiri.”
“A-apa?! Dasar Jeon Jungkook sialan!! Harusnya kau bilang dari tadi!! Agar aku tak perlu repot repot menunggum—“
“Sudah dulu ya, aku benar benar sibuk!! Sampai Jumpa di rumah adikku sayang.” Dan panggilan pun diputus sepihak oleh Jeon Jungkook.
“YA!!”
“Jeon!! Sialan Monster tidak sopan!! Ya!!! aku belum selesai bicara ya!!!”
Hyemi berteriak sambil loncat loncat dengan wajah yang sudah memerah padam karena amarah, bagaimana tidak kesal penantiannya berujung sia sia.
Namun tanpa ia sadari laki laki tampan tadi masih diam di sana, itu berarti sedari tadi laki laki itu melihat tingkah konyolnya, hal itu semakin membuat wajah Hyemi memerah. Dengan perlahan ia melihat laki laki itu yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
“Maaf tapi sepertinya kakakmu tidak bisa datang ya?”
“Bukan urusanmu!" Ujar Hyemi sambil berlalu meninggal laki laki itu.
Tak mau menyerah, laki laki itu kembali menyusul Hyemi dan berdiri di depannya lagi—menghalangi jalan Hyemi. “Bagaimana kalau kita obati dulu lukamu? Setelah itu aku akan mengantarmu pulang.” Tawarnya sambil memiringkan kepala dengan senyum yang setia menemani paras eloknya.Hyemi tidak mau mengambil resiko terhadap orang asing, bisa saja wajah tampan itu hanya topeng di balik beribu rencana iblis, ia harus berhati hati. Namun saat ini wajahnya langsung menegang saat mengingat tak ada sepeserpun uang di kantungnya, sungguh kesialan yang hebat karena dompetnya tertinggal di rumah.
“Jadi bagaimana apa kau mau? Setidaknya aku harus bertanggung jawab.” Pertanyaan laki laki itu memutus lamunannya.
Hyemi menggigit bibir bawahya dengan cemas. “Apa tidak apa apa?”
“Tentu saja, aku akan jamin keselamatanmu, lagi pula aku terlalu tampan untuk jadi seorang penculik.” Ujarnya masih dengan senyuman di wajah menawannya.
***
To Be Continued
Yosh, tae hadir disini,
Keknya aku rela dilukai gitu, asal bisa sama cowo gak normal kegantengannya kaya tae 🙃
The most hansome dilawan 💜
©Park CeuNel
18 12 18

KAMU SEDANG MEMBACA
GRAY PAPER - JJK
FanfictionDi atas kertas abu abu berjanji untuk tak membutuhkan, tak menyayangi, dan tak mencintai. Namun janji itu selalu dilanggar. Hanya bisa menyalahkan takdir dari Tuhan. Mereka harus terjebak dalam cinta yang salah. Begin : 17 12 2018 End : - ©Park...