Hai! Maaf baru muncul.
Mau curhat sebentar, Sebenernya kemarin2 pas aku lagi nulis, notebook yg aku pake tiba tiba mati, ngeupdate sendiri. Dan yang aku tulis belum sempet ke save. :(
Nyesek banget huhu, aku harus perbaiki mood buat bisa ngetik lagi.
Terus pas aku cek, makin kesini makin banyak silent readers :(. Bikin aku makin gak semangat.
Cerita ini jelek ya?
Apa aku harus bikin syarat berapa voment yang harus ke capai buat bisa update lagi?
peluh menetes membasahi pelipis sampai punggung Jungkook, kali ini ia berlatih di lapangan outdor. Meskipun hari sudah sore namun keringat tak surut menetes. Saat ini ia menikmati sepoi angin sore hari sambil mendudukan diri. Beristirahat sejenak setelah melakukan latihan rutin yang menguras tenaga. Keadaannya sepi, sebab tinggal dirinya seorang.
Waktu latihan telah selesai dan para timnya beserta pelatih telah berpulang, sedangkan dirinya lebih memilih kembali berkecimpung dengan si bola memantul. Ia memiliki alasan, alasan pertama rasanya ia malas untuk pulang ke kediamannya. Mengingat kemarin apa yang telah terjadi pada dirinya dengan Hyemi.
Jungkook tak menyangka, bahwa dirinya akan seemosional itu, rasa rasanya ia tak sadar telah membentak bahkan sampai mencium adik mungilnya itu. Yang ia tahu ia hanya emosi, merasa pusing dengan semua yang menimpanya akhir akhir ini. Ia ingin menunjukkan apa yang ia rasakan. Complicated, kesal, sedih, marah rindu dan juga cemburu menjadi satu. Sampai membuat dirinya tak bisa berpikir jernih.
Hanya mampu mengikuti nafsu yang menggebu membakar kesadarannya.Jungkook duduk di pinggiran lapangan sambil minum air mineral yang ia bawa. Namun, saat ia mengelap keringat yang mengucur pada lehernya. Ia melihat seseorang berjalan ke arahnya setelah sebelumnya memungut bola basket yang tadi ia gunakan untuk berlatih.
“Halo kakak ipar?”
Jungkook mendongak kemudian mendecih, “Kau bicara denganku?”
“Eh ayolah jangan begitu padaku.”
Jungkook tak mengindahkan ia malas beradu mulut dengan orang yang—agak tidak ia sukai?
Memilih kembali mengelap keringat yang masih mengucur membasahi pelipis sampai lehernya.Pun Taehyung yang diacuhkan tersenyum kemudian berlari kecil sambil men-drible bola dan memasukannya ke dalam ring. Jika dihitung, Kim Taehyung sudah mencetak beberapa poin.
Merasa cukup dengan permainan solonya—dimana berhasil menyebabkan badannya panas dengan beberapa peluh dan nafas yang terengah. Well untuk seukuran laki laki biasa—maksudnya bukan atlet seperti Jungkook, Taehyung cukup piawai juga.Dengan nafas terengah dan rambut bagian depan yang lepek, Taehyung melempar bola basket ke arah Jungkook yang langsung refleks ditangkap oleh sang empu. Sehingga berhasil membuat Jungkook kembali mendongak dan mempertemukan kedua pasang netra yang berbeda.
“Mau main bersamaku?”
Mendengar kalimat yang keluar dari si pemuda Kim itu membuat Jungkook menaikkan alis sebelah kanannya. Yang mana kalimat tersebut lebih merujuk kepada ajakan. Namun bukannya berakhir menyaut tawaran Taehyung. Jungkook memilih tak mengidahkan.
“Aku tak ingin membuang-buang waktu.”Jungkook bangkit dari duduknya dan berjalan. Baru saja dua langkah kakinya berpijak, Taehyung kembali melontarkan kalimat dari ranumnya.
“Ayolah kakak ipar itung itung pendekatan, sebagai yang sama sama menyayangi Hyemi.”
Sebab mendengar nama adiknya disebut, Jungkook membalikkan tubuhnya dan melempar bola yang ada ditangannya. Dan berakhir terjadinya battle di antara mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
GRAY PAPER - JJK
ФанфикDi atas kertas abu abu berjanji untuk tak membutuhkan, tak menyayangi, dan tak mencintai. Namun janji itu selalu dilanggar. Hanya bisa menyalahkan takdir dari Tuhan. Mereka harus terjebak dalam cinta yang salah. Begin : 17 12 2018 End : - ©Park...