Sekarang jamannya kesal karena doi tapi pelampiasan ke tipi. Salahkan sinetron yang bikin hati makin emosi
Niken memencet remot dengan keras keras seperti ingin membunuhnya. Hatinya sangat dongkol tatkala dirinya sudah siap dengan seragam melekat di tubuh dan wajah cantik jelita, nyatanya dia tidak bisa berangkat sekolah. Sivel menepati janjinya. Entah bagaimana dia bisa menggembok pagar rumahnya. Niken tidak habis pikir, yang punya rumah siapa yang pegang gembok siapa.
Dengan wajah yang sangat suram seperti badai akan datang, Niken menghempaskan tubuhnya di sofa depan televisi. Mencari channel yang sangat sangat bagus untuk bisa mengusir emosi yang melonjak. Dinyalakannya televisi dengan menekan remot sangat keras, padahal dengan lemah lembut bisa berganti channel. Sungguh dia ingin makan Sivel tak ada penundaan. Kalau bisa langsung telan tanpa dikunyah.
Tak menemukan channel yang pas dengan suasana hatinya, Niken berdiri berjalan menuju kulkas. Membukanya kemudian mengambil es batu lalu dijilat seperti permen. Bu Fira yang berada di sana bergidik ngeri dengan sikap Niken saat ini.
"Udah deh, Mama nggak usah lirik-lirik! Aku tahu kalau Mama berkolaborasi dengan Sivel untuk menghalangi Niken sekolah," geram Niken.
"Nggak ...."
"Terus, Sivel dapat gembok rumah kita darimana?"
"Ya nggak tahu ...."
"Oke google, punya mama yang sekongkol sama temen sendiri enaknya diapain?" ucap Niken mendekatkan bibirnya dengan ponsel.
"Iya iya, Mama ngaku. Itu semua kan juga demi kebaikan kamu, Ken. Kalau nggak gitu, kamu pasti nekat mau masuk sekolah. Mama kan khawatir."
"Ma ... Niken udah baikan."
"Udah deh, kamu diam. Sekarang Mama buatin brownies lumer, kamu ganti baju sana."
Mendengar kata brownies lumer, senyum Niken mengembang sempurna. "That's good idea. Makanan manis untuk aku yang super manis."
Niken bernyanyi menaiki tangga. Melihat itu Bu Fira hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Dirinya sebenarnya tidak tahu rencana Sivel menggembok pagar rumahnya. Tadi pagi, Sivel sudah di teras, meminta tolong pada Bu Fira supaya menyetujui idenya dengan kesehatan Niken sebagai alasan. Karena Bu Fira masih khawatir keadaan Niken, jadilah Bu Fira menyetujuinya. Dan sebagai penebus dosa, maka tawaran brownies lumer untuk Niken dia layangkan.
💢💢💢
"Kak Sivel," panggil Vista dengan teriakan super kencang, tapi tak mampu membuat langkah Sivel berhenti malah dipercepat. "Kak Sivel."
"Apalagi, sih?" Terpaksa Sivel berbalik karena Vista menarik tasnya. Nando yang berjalan di samping Sivel pun ikut berbalik. Ingin mendengar apa yang akan dikatakan cewek di depannya ini.
"Anterin aku pulang dong, Kak. Sopirku nggak bisa jemput," ucap Vista lirih, membuat Nando memutar bola matanya, alasan klasik.
Bukannya menanggapi ucapan Vista, Sivel mengeluarkan dompet lalu mengambil lembaran berwarna biru dari dalam sana, menyerahkan kepada Vista yang mengernyit bingung. "Cukup kan, buat naik ojek online?"
"Kak ...."
"Niken sakit, gue belum jengukin dia." Sivel melangkah pergi, meninggalkan Vista yang terdiam.
'lo akan tahu rasanya tak dihiraukan Niken!" batin Vista.
Vista kira, Sivel menjawab panggilannya tadi karena dia sudah mulai peduli dengan perasaannya. Nyatanya itu semua dilakukan karena Sivel tak ingin berlama-lama diganggu dirinya. Vista pikir, semua perbuatan yang dilakukan untuk Sivel akan meluluhkan hatinya, nyatanya dia semakin menjauh. Atau ketika dirinya tidak masuk, Sivel akan merasa kehilangan, tapi semakin dekat dengan Niken. Vista tidak punya pilihan lain selain membuat Niken menjauh dengan pemaksaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/230758047-288-k903568.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyanyian Rindu
Teen Fiction{ Estrella projects } "Lo ... suka sama Vista?" "Nggak." "Lalu kenapa lo pacaran sama dia?" "Karena pengen jauh dari lo."