Hari Minggu ini, May diajak jogging di CFD Alun-alun bersama Mamanya. Ia dengan senang hati menyetujui ajakan Mamanya. Terakhir ia jogging, bersama Aksa sebelum insiden gila itu.
“Happy birthday, sweety,” ucap Mama dan mengecup puncak kepala May.
“Happy birthday little girl,” sahut Papa yang baru saja keluar dari kamar mandi.
May tersenyum menanggapi kedua orang tuanya yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Kini, ia tidak kecil lagi. Ia sudah remaja hampir dewasa. Dan sampai saat ini, ia sendiri, tidak mempunyai saudara kandung.
May sekeluarga berangkat sebelum matahari terbit. Rencananya, Aksa akan datang menghias kamar May di jam setengah tujuh. Untung saja Mama dan Papa May bisa diajak kompromi.
Di sisi lain, Aksa dan Kak Naya sudah sibuk merancang bagaimana konsepnya. Mereka akan pulang setelah menghias kamar May. Tak lupa ketiga teman May yang sudah berkumpul di rumah Aksa.
Mereka semua berangkat menuju rumah May dan mengendap-endap masuk melalui pintu belakang. Mereka memasuki kamar May dan segera membagi tugas. aksa hanya bisa ternganga melihat kamar May yang warnanya senada.
“Zuri motongin isolasi, Farhan masang tempat yang tinggi, Hanum guntingin kertas buat isi balon, Dika niup balon, Aksa masang yang pendek, gue ngatur kalian semua,” jelas Kak Naya dan membagi peralatan.
Mereka bergerak cepat sebelum keluarga May pulang dan mereka malah terciduk. Hanum dengan telaten mengguntingi kertas origami dan dimasukkan ke dalam balon. Dika sempat terpesona dengan Hanum sebelum Aksa mengejutkannya.
“Bisa aja lo,” canda Aksa dan menyenggol lengan Dika.
“Gue minta nomor lo,” ucap Dika kepada Hanum. “Nanti.”
Hal itu membuat Hanum bersemu. Kak Naya melihat mereka berdua dengan tatapan jengah. Bisa-bisanya mereka kesemsem di saat yang genting seperti ini. Apalagi Farhan yang melihat mereka dari atas kursi, hanya bisa tertawa dalam kepahitan.
“Besok lagi ya gengs,” ucap Kak Naya dan memelototi Dika dan Hanum.
Mereka menyelesaikan tugasnya tepat di pukul tujuh. Mereka langsung pergi meninggalkan rumah May melewati jalan yang sama. Mereka akan menunggu aba-aba dari Mama May untuk kembali lagi.
Aksa menyempatkan meletakkan surat kecil yang hanya diketahui olehnya di meja belajar May. Mungkin, terlalu alay dan berresiko tetapi, ini yang Aksa inginkan. Dari tadi, ia berusaha menjauhi kontak dengan Zuri.
“Halo, May. Ada apa?” tanya Aksa ketika tiba-tiba ada tekepon masuk dari May. Padahal, ia baru saja pulang. Tidak mungkin jika May sudah pulang.
[Kamu mau hoodie nggak?]
“Nggak usah, emang kenapa?”[Ini ada obralan, hehe]
Aksa menggelengkan kepala ketika mengetahui sifat May yang sama persis dengan kakak dan ibunya. “Nggak usah, May. Kalau kamu mau, ya kamu aja.”
Setelah melarang May untuk membelikannya hoodie, Aksa mendudukkan tubuhnya di sofa yang khusus satu orang. Belum lama ia duduk, ia mendapat telepon dari pihak toko kue untuk mengambil pesanannya.
Langsung saja dan tanpa basa-basi, Aksa menarik tangan kakaknya untuk menemaninya mengambil kue ulang tahun untuk May. Dengan berat hati, Kak Naya menyanggupinya.
“Terima kasih, Mbak,” ucap Aksa dan keluar dari toko kue.
Aksa kembali menuju rumahnya setelah mengambil pesanan kuenya. Tampak tulisan happy birthday yang menyembul di balik kotak kue. Membuat Aksa tidak sabar dengan acaranya nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
MaSa : DÉJÀ VU [END]
Novela JuvenilKita berada di masa yang sama. Kita berada di belahan dunia yang sama pula. Kita juga berada di alam yang sama. Tetapi, engkau sangat sulit untuk menampakkan wajah di depanku? Apakah perlu aku mencarimu? Atau aku hanya perlu menunggumu? Kita hanya p...