Prologue

129 15 4
                                    

Hari itu hujan lebat di suatu kota yang sibuk. Seorang pemuda tengah duduk disebuah kursi panjang di pinggir jalan. Orang-orang berlalu lalang dengan payung di tangan mereka melirik kearahnya, penampilannya cukup mencolok dimana pakaiannya yang biasa serba putih hingga rambutnya juga berwarna putih, bagaimana orang tak heran melihatnya duduk di tengah hujan tanpa berteduh, ia menundukkan kepalanya, pandangannya terlihat sedih dan penuh rasa bersalah....

FlashBack

"Saya siap melaksanakan tugas," ucap seorang malaikat bersayap putih indah dan ekspresi yang serius. Ia tengah berdiri di depan atasannya.
"Bagus, hari ini aku ingin kamu membawa kembali roh penasaran ini," ucap sang atasan dengan cahaya ditangannya menunjukkan wajah sesosok arwah wanita dengan wajah pucat dan tatapan yang mengerikan.
"Baik, saya akan lakukan yang terbaik."
"Laksanakanlah segera."

Malaikat itu segera turun dari tempat tinggi ia berada saat itu, mengepakkan sayapnya turun meluncur menuju bumi.
Saat ia sampai ia mulai terbang menyusuri jalan, terbang di atas manusia-manusia yang tengah sibuk, mencari tempat dimana arwah yang harus ia bawa pulang kali ini.

Malaikat itu merasakan hawa jahat dari sebuah gedung maka iapun memasukinya. Ia mencari lantai demi lantai dan ruangan demi ruangan, akhirnya ia menemukan arwah seorang wanita di sebuah gudang tua berdebu di lantai 6.

"Akhirnya aku menemukanmu, ayolah ikut denganku." ujar malaikat itu mengulurkan tangan pada sosok arwah yang tengah meringkuk di sudut ruangan.
"Si-siapa kamu?! A-apa maumu?!" seru arwah itu terlihat ketakutan.

"Aku diutus untuk membawamu pulang, ayolah kamu akan mendapat tempat yang lebih baik." Malaikat itu tetap mengulurkan tangannya dengan tulus.
"Tidak! Aku belum mau pergi! Aku masih ingin membalas dendamku! Aku tak membiarkan orang itu tenang! Tidak akan!" Seru arwah itu.
"Balas dendam bukan jalan yang baik." Ucap sang malaikat
"Apa pedulimu?! Kamu, kamu tidak tau masalahku! Pergi!" Arwah itu tetap membantah.
"Maaf, tapi aku tak menuruti keinginan arwah sepertimu."
Malaikat itu segera merantai arwah itu dan membawa arwah itu di tangannya. Mereka terbang melewati langit dan angkasa, arwah itu meronta-ronta tapi ia tak bisa melepaskan diri.

Saat mereka sampai di suatu dataran bertanahkan awan, di depan sebuah pintu terbuat dari emas, malaikat itu memanggil-manggil nama atasannya tapi tak ada yang menjawab, tanpa ia sadari ia melepaskan genggamannya pada rantai yang mengikat arwah itu. Malaikat itu membuka pintu dan masuk keruangan itu, arwah itupun mengambil kesempatan melepaskan diri dan lari lalu terjun kembali kebumi.

"Saya sudah mendapatkannya tuan." Ucap si malaikat yang bertugas itu. Ia dan atasannya itupun keluar dari ruangan, sang malaikat benar-benar terkejut mendapati rantai perak yang terlepas dan tak ada arwah sama sekali.

"Kamu mencoba mempermainkanku?!" seru atasannya.
"Tidak tuan, sungguh saya sudah membawanya, saya juga yang merantainya dengan kuat, saya yakin itu." Ucapnya mencoba menyangkal atasannya.

"Cukup! Kamu sudah gagal melaksanakan tugasmu sebagai malaikat! Sebagai hukuman kamu akan kuturunkan ke bumi sebagai manusia dan kau harus membawa arwah-arwah pembalas dendam sebanyaknya! Dan kamu kularang untuk menggunakan sayapmu untuk terbang"

Atasan malaikat itupun merantai sayap malaikat gagal itu dan mendorongnya jatuh kebumi. Malaikat gagal itu masih shok dengan apa yang terjadi sampai ia tak sadar ia telah terlempar ke dalam laut, ia segera berenang menuju pantai sekuat tenaga, sampai di darat ia menyadari pakaiannya jubah putihnya yang bersinar telah terganti dengan pakaian manusia biasa.

"Sayapku!" Malaikat itu menoleh kebelakang mencari sayapnya. Ia masih bisa merasakan sayapnya tapi ia tak bisa memunculkannya maupun menggerakkannya. Malaikat itu menyerah dan berjalan menuju kota dengan lemah. Ia duduk di sebuah bangku merenungi kecerobohannya.

End of Flashback

"Aku ... gagal ...."
"Aku harus ... harus bisa menebusnya ...."
"Jika aku harus jadi manusia aku harus punya nama ...." pikirnya.
Ia mulai mengingat bahasa-bahasa dunia yang mengartikan dirinya sebagai malaikat.
"Michel ... Light. Ya itu dia! Itu akan jadi namaku."
Nama yang mengartikan 'cahaya' dan 'malaikat' nama yang ia pilih untuk jadi seorang manusia berkelana dibumi untuk menebus kesalahannya.
                            ~♡♡♡~◇◇◇~

Story By : Orchidaceae Writer Group

Hope you enjoy the story!

Three World Conflict [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang