Story Written by:
The third team of @Author_Project
Orchidaceae Writer Group
Enjoy the story!
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°"Well, this is it. My little castle," ucap Haurey sambil membuka pintu itu dengan kunci miliknya.
Michel dan Haurey memasuki kamar apartemen itu. Kamar itu luas, ruang tengah dengan sofa dan televisi, dapur yang lengkap dengan meja makan, kamar mandi, dan 1 kamar tidur juga balkon yang terdapat 2 kursi santai dan meja kopi. Dinding dipenuhi dengan foto keluarga, meja dengan vas bunga dan meja berlaci dengan banyak pajangan buatan tangan.
"Yah, aku tak punya kamar tidur kedua ... jadi apa tak masalah jika kamu tidur di ruang tengah?" tanya Haurey tersenyum kikuk.
"Tak apa Ms. Haurey, lagian aku juga hanya menumpang," balas Michel.
"Baiklah, have a seat please! Wait here," ujar Haurey segera berlari ke kamarnya.Michel tetap berdiri. Bagaimana mungkin ia duduk disebuah sofa nyaman saat tubuhnya basah kuyup? Michel hanya berdiri menatap sekeliling menunggu Haurey.
"Lho kok belum duduk? Tak perlu merasa tak enak, anggap saja rumah sendiri," Haurey keluar dari kamarnya membawa pakaian dan handuk di tangannya. Michel hanya tersenyum kecut menanggapinya. "Oh iya! Ini pakaian untukmu, gantilah pakaianmu itu kamu pasti kedinginan kan?"
"Oh terima kasih Ms. Haurey" balas Michel menerima pakaian dan handuk itu, Michel berjalan cepat ke kamar mandi dan segera berganti pakaian. Sekarang Michel mengenakan kaus abu-abu dengan celana biru muda."Tunggu, kenapa Haurey mempunyai pakaian laki-laki? Apa dia tinggal bersama orang lain disini?" batin Michel bertanya.
Michel keluar dari kamar mandi mendapati Haurey yang tengah minum teh di sofa, menunduk dengan tatapan sayu.
"Sudah selesai ya? Ayo sini minum teh dulu," ajak Haurey dengan tersenyum manis. Michelpun duduk di sofa seberang Haurey. Haurey menuangkan teh kedalam cangkir kosong di depan Michel."Can i ask you something? " tanya Michel.
"Of course! Ask me anything!" jawab Haurey dengan antusias.
"Pakaian ini milik siapa?"
"Oh itu? Itu milik kakak laki-lakiku dia sudah berkeluarga tapi pakaiannya yang dulu beberapa masih tertinggal disini, dan kulihat itu pas untukmu." jelas Haurey kembali menyeruput teh hangat ditangannya."Okay it's my turn to ask! " Lagi-lagi Haurey antusias.
"Go ahead, " balas Michel.
"Hmm...apa kamu terkena Heterochromia?" tanya Haurey mentap Michel penasaran.
"Why you ask?" balas Michel.
"Matamu berbeda warna lho, mata kananmu berwarna hijau, sedangkan mata kirimu berwarna abu-abu, kamu tak menyadarinya?"Tiba-tiba saja pandangan Michel agak kabur, seperti warna ruangan itu bercampur dengan abu-abu. Michel menutup mata kirinya dan semuanya kembali normal, tapi saat Michel menutup mata kanannya yang Michel lihat hanya Haurey dengan warna abu-abu duduk didepannya tapi ruangan itu kosong, kotor, dan terbengkalai. Michel merasa kepalnya sakit sekarang.
"Ada apa?" tanya Haurey.
"Ms. Haurey apa kamu punya penutup mata?" tanya Michel balik.
"Hmm...sepertinya ada, sebentar ya."Haurey berdiri dan mendekati meja berlaci di belakangnya. Dia menarik laci ke-2 dan mengeluarkan penutup mata berwarna putih lalu memberikannya pada Michel. Michelpun menerimanya dan memakainya.
"Ada apa? Apa matamu baik-baik saja?"
"Yeah it's fine."
"Oh iya aku belum menyelesaikan pertanyaanku, apa kau mengalami Sindrom Marie Antoinette?" tanya Haurey lagi.
"Tidak, kenapa kau bertanya?" balas Michel.
"Tidak apa-apa kukira rambutmu harusnya berwarna hitam, lalu kamu terlalu shok, rasa takut dan sedihmu bercampur karena di cap sebagai malaikat gagal dan rambutmu memutih, itu saja." jelas Haurey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three World Conflict [TAMAT]
Fantasy"Aku ... gagal ...." "Aku harus ... harus menebusnya ...." Michel Light seorang malaikat pengantar roh telah gagal menjalankan misinya mengantar roh penasaran yang memiliki dendam, sehingga membuat dirinya harus kehilangan jabatan dan dilempar kebum...