Chapter 22

18 5 1
                                    

Story Written by
The third team of @Author_Project
Orchidaceae Writer Group
Enjoy the story!
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Michel sangat cemas mendengar suara teriakan Haurey dia mencari sumber suara itu ternyata di arah dapur.

"Haurey." suara Michel cemas.

Michel melihat Haurey sedang memasak dan tangannya terkena panci yang panas.

"Kenapa kamu balik lagi ke sini?" tanya Haurey.

"Aku cemas dengan keadaanmu. Aku mendengar kamu berteriak aku langsung ke sini."

"Aku tak apa." balas Haurey sinis.

"Ada sesuatu yang ingin ku beritahu kepadamu, tentang wanita itu,"bisik Michel.

"Apa?"

"Dia bisa saja budak dari iblis itu atau aku merasa dia adalah roh yang kabur itu kemudian dia dikendalikan Alucard untuk memancingmu dan menjadikanmu budak selanjutnya," jelas Michel.

"Are you crazy? mana bisa wanita tua seperti dia bisa berbuat jahat untuk berdiri saja tidak bisa," sanggah Haurey.

"Dia hanya menyamar Haurey, dia hanya meminjam tubuh wanita tua agar bisa mengelabuhimu," ucap Michel terdengar omong kosong di telinga Haurey.

"Pergi dari sini. Kamu sudah berbicara tidak-tidak mengenai wanita itu. Apa yang kamu ketahui tentang manusia?"

"Haurey, aku bisa lihat dengan jelas mana manusia." balas Michel.
"Begitukah? Dan kamu tau kan aku bisa tau makhluk gaib dan manusia bedanya dimana."

"Tapi Hau-"
"Cukup! Keluar!"
"Fine, aku pergi. Jangan datang merengek padaku saat ia merantaimu dengan api." jelas Michel masih berbisik, iapun menghela napas berat karena keras kepalanya Haurey. Michel keluar dari ruangan itu dan menutup pintu perlahan, ia tak mau terlihat kesal oleh Haurey.

"Apa yang membuatmu begitu kesal?" tanya wanita tua itu.
"Ah tidak kok, anda taulah bedanya logika wanita dan pria," jawab Haurey mencoba menghindari percakapan tentang Michel.

"Kamu jujur kan nak, bahwa dia hanya temanmu?"
"Tentu saja Ma'am. Memangnya kenapa?"
"Oh pertengkaran kalian lebih terlihat seperti suami istri daripada sekedar sahabat." jelasnya.
"Ti-tidak mungkin ...."
Wajah Haurey merah padam. Ia memalingkan wajahnya agar tak terlihat sedangkan wanita tua itu hanya terkekeh pelan.

********
Michel duduk disebuah bangku panjang di pinggir jalan. Hari mulai mendung dan akhirnya gerimispun turun dari langit.
Michel tak pernah peduli dengan cuaca. Michel sibuk memikirkan tentang roh terakhir yang harus ia tangkap dan bawa kembali. Tapi kemana?

"Michel?" panggil sebuah suara rendah. Michel menoleh ke sampingnya, dan iapun mendapati Mia duduk disampingnya dengan tatapan sedih.

"Hai Mia," sapa Michel dan kembali berpikir.
"Ada apa denganmu dan Haurey?" tanya Mia mendekatkan dirinya pada Michel.

Michel diam tak menjawab dengan wajah datar.
"Kalian bertengkar ya?" tanya Mia lagi masih penasaran. Michel masih diam tak menjawab.

"Apa yang menganggumu Michel?"
Michel menghela napas dan akhirnya menjawab, "entahlah, aku tak tau. Haurey kesal entah karena apa, aku tak tau itu salahku atau salahnya ...."
"Begitu ya ...."
"Bagaimana denganmu Mia? Siap kembali ketempatmu seharusnya?" tanya Michel dengan lembut. Mia menundukkan kepalanya dan menggeleng lemah.

"Baiklah, aku mengerti."
"Sebaiknya kamu cari orang lain saja," ucap Mia.
"Umm ... don't you want to come back?" tanya Mia lagi.
"Untuk apa? Agar Haurey marah lagi tanpa alasan? No, thank you." jawab Michel datar.
"Aku sebenarnya ... merasa dia dalam bahaya ...."
"Apa maksudmu?"

Three World Conflict [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang