Chapter 1

60 13 1
                                    

Story Written by:
The third team of @Author_Project
Orchidaceae Writer Group
Enjoy the story!
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Michel bangkit dari posisnya dan memutuskan untuk mulai mencari, walaupun ia tak yakin harus kemana.

Michel tengah berjalan menyusuri kota yang tengah hujan masih dengan rasa bersalahnya, ia berjalan dengan kepala menunduk dan pandangan sayu. Seorang gadis berpayung merah melewatinya dan menoleh kearahnya. Gadis itu menyipitkan matanya mencoba fokus pada pemuda berpakaian putih itu.

"Hei mister! Excuse me!" Seru gadis itu.
Michel menoleh kerahnya, "ada yang bisa saya bantu nona?" tanya Michel dengan lemah.
"Maaf aku lancang tapi ... kenapa kamu mempunyai sayap yang dirantai?" tanya gadis itu balik dengan berbisik. Michel terbelalak, menoleh kebelakang dan samar ia bisa melihat sayapnya. Michel mencoba menggerakkan sayapnya tapi tak bisa dan hanya suara gemercing rantailah yang terdengar.

"Ba-bagaimana ka-kamu melihatnya?" tanya Michel dengan ragu.
"Hmm ..." gadis itu segera menarik tangan Michel dan membawanya ke sebuah halte bis yang kosong.

"Kamu tau, aku ini punya mata yang agak berbeda dengan lainnya," ucap gadis itu.

"Maksudmu?" Michel menatapnya dengan heran.
"Umm...bagaimana menjelaskannya ya? Begini, bisa dibilang aku ini indigo, aku bisa melihat makhluk-makhluk gaib," jelas gadis itu dengan berbisik.
Michel mengangguk tanda mengerti lalu bertanya, "jadi kamu ini siapa?"

"Oh my god! Betapa tak sopannya aku ini, namaku Haurey Aldora. Nice to meet you! And you are?"
"Namaku Michel Light, it's nice to meet you too. "

Michel agak ragu saat memperkenalkan dirinya dan Haurey menyadari itu.
"Hei tenanglah aku bukan orang jahat tau," ujar Haurey.
"Ti-tidak bukan begitu Ms. Haurey a-aku hanya sedikit ragu untuk memperkenalkam diriku ...." jelas Michel dengan malu.

"Oh begitu, kau bisa mempercayaiku aku pandai menjaga rahasia dan jangan panggil aku nona santai saja," ujar Haurey dengan tersenyum.

"Ya baiklah, ta-tapi aku tak merasa tempat ini bagus untuk bicara," ujar Michel.
"Oh kau benar, tapi hari ini hujan lebat dan aku yakin tak akan ada yang mendengarmu kok," balas Haurey.

"Ayolah perkenalkan dirimu! Aku ini orangnya mudah penasaran dengan apa yang kulihat!" lanjut Haurey begitu bersamangat dengan wajahnya yang berseri.
"O-okay if you insist, " ucap Michel. Michel menarik nafasnya dengan tegang, karena sebenarnya dia ingin melakukan ini sendiri tanpa melibatkan siapapun tapi gadis dengan pengelihatan tak biasa ini telah menenggelamkan keinginannya.

Michel terdiam sejenak, membuang muka dari pandangan Haurey yang berseri-seri, jujur saja tatapan matanya yang biru bak berlian, kulit putih, rambut panjang kecokelatan, wajah cantik yang tengah tersenyum membuat Michel salah tingkah.
"Oh astaga ...." batin Michel.
"Ayo duduk dulu, kamu terlihat gugup," lanjut Haurey. Merekapun duduk di bangku panjang di halte bus itu.

"Well, long story short, seperti yang kau lihat aku punya sayap, a-aku ini ma-malaikat pengantar roh orang-orang mati, aku salah satu dari yang selalu bisa melaksanakan tugas dengan baik. Lalu tepat hari ini, aku diminta membawa roh yang istimewa, dia punya dendam luar biasa pada seseorang dan sangat keras kepala, tak mugkin aku melepaskannya karena dia sudah jadi kewajibanku, akupun merantainya dengan kuat dan membawanya, saat aku membawanya pada atasanku dan tak sadar telah melepaskan ikatanku padanya dia kabur dan aku di cap sebagai malaikat gagal. Sekarang sayapku dirantai dan aku telah di perintah untuk membawa roh itu kembali tak terkecuali roh-roh lainnya dan diturunkan ke bumi sebagai manusia." Jelas Michel panjang. Michel menundukkan kepalanya, matanya berkaca-kaca, melihat itu Haurey segera mengelus pundaknya lembut untuk menenangkannya.

"Begitu ya ... aku bisa membantumu Michel!" ucap Haurey lagi-lagi over exited.
"Ti-tidak Ms. Haurey kamu tak perlu merepotkan dirimu untuk mantan malaikat sepertiku aku akan lakukan sendiri saja," ujar Michel menolak dengan lembut.

"Hey don't be like that! kamu sekarang manusia kan? Kamu pasti perlu tempat tinggal, makan dan minum, dan karena baru aku yang mengenalmu, kamu akan tinggal dimana?" tanya Haurey dengan santai. Penjelasan Haurey membuat Michel kehabisan kata untuk menolak bantuannya.

"Dia benar, aku butuh tempat tinggal ... tapi dia akan repot kalau harus ikut denganku," batin Michel. Haurey tertawa kecil melihat Michel yang berpikir keras untuk menolaknya.

"Ayolah Michel, you're a human now! You're not an angel anymore! kamu butuh tidur, kamu butuh pakaian, kamu butuh makan dan minum, dan kamu butuh tempat tinggal. Kamu bukanlah lagi malaikat yang tidak perlu semua itu, ayolah jangan menolakku," jelas Haurey seakan memaksa Michel.

Michel menghela napas dan bertanya, "why did you want to help me that bad?"
"Kamu tau, aku sudah punya mata seperti ini sejak kecil dan walaupun banyal hal menyeramkan dan mahkluk halus mengangguku aku akan selalu mengabaikan mereka jadi aku tak terganggu. Aku yakin kamu menolak bantuanku karena takut aku akan terganggu pada roh-roh jahat itu kan? Jujur saja, dan lagipula ini pertama kalinya aku punya teman malaikat! Setelah mendengar ceritamu tadi, aku terharu dan aku bisa bayangkan bagaimana perasaanmu sekarang, aku ingin membantumu bukankah sulit melakukan semuanya sendirian?" balas Haurey.

Michel tersenyum pahit mendengar semua fakta yang sedari tadi dituturkan oleh Haurey.

"Kita berteman?"
"Tentu saja kita berteman! Jadi ... kau mau menerima tawaranku?"
"Well, i-i guess i have no choice ..."
"Yey! You won't regret it! "

Michel dan Haurey mulai berjalan menuju apartemen Haurey yang tak jauh jaraknya. Haurey berjalan dengan santai masih dengan payungnya sedangkan Michel berjalan dibelakangnya dengan sikap waspada tak peduli akan dirinya yang basah kuyup.

Tiba-tiba, Michel melihat sekilas seperti bayang-bayang hitam baru saja melesat disampingnya. Ia berhenti, memfokuskan pandangannya pada lorong yang gelap di sampingnya. Baru saja ia akan berjalan kearah lorong itu seruan Haurey mengehentikannya, "hei Michel mau kemana? Apartemenku di seberang jalan."
"Oh tidak, sepertinya aku tadi melamun." Balas Michel. Haurey memutar bola matanya dan mendengus kesal.
"Kamu yakin berjalan di tengah hujan begitu? Kamu bisa sakit lho," ujar Haurey.
"Tidak, aku baik-baik saja,"
"Okay if you say so."

Merekapun menyebrangi jalan raya yang sepi sejenak dan kembali ramai kendaraan. Michel mendongak melihat betapa tingginya gedung apartemen itu dan dilihat dari luar saja sudah tertebak bahwa ruangannya pasti banyak sekali.
"I'm getting curious ... is there a ghost around?" batin Michel menatap gedung itu dengan penuh perhatian.

"Michel? Ayolah berhenti melamun. Ini bukan pertama kalinya kamu ke bumi kan?" tanya Haurey dengan berbisik.
"Tentu saja tidak, maafkan aku, silahkan duluan." Jawab Michel. Saat sampai di teras gedung Haureypun menutup payungnya lalu berjalan masuk, dan lagi Michel mengikuti dari belakang. Orang-orang yang ada di lobi gedung itu menatap Michel heran dan saling berbisik membicarakannya, tapi buat apa Michel peduli? Dia hanya terus mengikuti langkah gadis di depannya. Merekapun menaiki lift, Haurey menekan tombol lift menuju lantai 3. Saat lift terbuka dan mereka sampai lantai 3 hanya sekitar 1 menit dan mereka telah sampai di depan kamar apartemen bernomor 32.

"Well, this is it. My little castle," ucap Haurey sambil membuka pintu itu dengan kunci miliknya.

To be continued....
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Orchidaceae Writer Group :
List akun wattpad
1. @NazwaMeiStars
2. @jeon_vna
3. @kh_ara05
4. @Adezulkarnaen
5. @indahros6

Three World Conflict [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang