Story Written by
The third team of @Author_Project
Orchidaceae Writer Group
Enjoy the Story!
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°"Ayo, kita lanjutkan mencari tubuhmu," ujar Michel.
Airin mengangguk dan mengikuti arah Michel pergi.
"Kita akan kemana sekarang?" tanya Airin
"Hmmm ... Coba kita lihat ke Sebelah sana, sepertinya aku merasakan sesuatu yang berbeda," ungkap Michel.
"Apa kau merasakan, jika jasadku ada di sana?" tanya Airin.
"Sepertinya begitu. Tapi aku belum begitu yakin, kita periksa saja dulu," Jawab Michel. Merekapun bergegas ketempat yang telah ditunjuk Michel.
***
Michel dan Airin menuju ke sudut ruangan, ternyata firasat Michel mengarah ke balik almari kayu jati yang sudah usang.
"Bagaimana firasatku mengantarkan aku ke almari ini?" Michel heran, " Firasatku tidak mungkin salah!" sanggah Michel pada dirinya sendiri.
"Firasatmu tidak mungkin salah, kita coba cari petunjuk. Ini bisa jadi sebuah jalan menuju pintu rahasia. Seperti difilm dektetif yang sering aku lihat semasa aku hidup dulu," jelas Airin tersenyum kecil mengingat dirinya dulu saat masih hidup.
"Kamu benar juga, coba kita lihat apakah ada tombol rahasia atau tuas disekitar sini." Michel meraba isi lemari dan sekitar tembok.
"Coba lihat, ukiran kayu berbentuk anjing itu. Sepertinya sangat mencurigakan." Airin menunjuk ke arah yang dimaksud.
Michel memahami dan menarik boneka kayu itu. Dan benar saja,
'Kriiieeettt ...' lemari tergeser dan terbuka memperlihatkan pintu rahasia dibaliknya."Bingo! Hebat juga kamu." Michel bersorak kegirangan. "Ayo masuk!"
Airin mengangguk dan tersenyum. Karena dia merasa tinggal selangkah lagi untuk menemukan tubuhnya.
***
Michel dan Airin menyusuri lorong-lorong rahasia itu dan berjalan sangat berhati-hati karena kayu-kayu tangga itu sudah lapuk. Gelapnya ruangan itu sepertinya menuju ke ruangan bawah tanah. Cahaya dari tubuh Michel memancar membuat seisi ruangan itu terlihat.
"Tubuhmu memancarkan cahaya lagi," celetuk Airin, "Bukankah ini malah mengganggu aksi kita? Membuat penjaga rumah ini merasa teganggu dengan cahaya dari tubuhmu," tambah Airin.
Ternyata kekhawatiran Airin benar. Langkah mereka terhenti karena mereka dihadang oleh roh-roh penjaga ruangan bawah tanah yang terusik oleh cahaya terang dari tubuh Michel.
"Hai, kalian mengganggu ketenangan kami," murka roh-roh penjaga.
"Kami hanya ingin menemukan jasad tubuh Airin," ketus Michel. "Jangan halangi kami!" celutuk Michel kesal.
"Ha-ha-ha, kalian terlambat," ledek roh-roh penjaga itu.
"Apa maksudmu kami terlambat?"
"Jasad tubuh temanmu dan satu yang lain akan kami persembahkan untuk raja kami," jelas roh-roh penjaga.
"Ck! Hentikan perbuatan kalian!" murka Michel.
"Malam ini adalah malam bulan purnama merah, saat bulan sejajar dengan matahari, bumi. Kekuatan raja kami akan bertambah jika kami melakukan persembahan ini," ungkap roh-roh penjaga.
Airin mendengar ucapan dari roh itu terlihat sangat sedih. Michel melihatnya dan bertambah murka dia dengan perbuatan roh-roh penyembah Raja Iblis itu.
"Hentikan perbuatan kalian!" Michel melawan roh-roh penjaga itu.
"Mari kita adu kekuatan! Bagaimana?" ejek roh penjaga.
"Kamu menjauhlah dariku, temukan tubuhmu sebelum mereka melanjutkan persembahannya," perintah Michel ke Airin.
"Iya, semoga kamu baik-baik saja."
"Kamu tidak usah mengkhawatirkan aku, aku bisa melawan mereka sendiri."
"Cukup! Hentikan perdebatan kalian, kita jadi berduel apa tidak?"
Michel mengayunkan tangannya ke arah roh itu namun ditepis oleh roh itu. Mereka berdua melakukan perlawanan sengit saling adu kekuatan. Dan akhirnya Michel terjatuh dengan tangan terluka dan berdarah.
"Kau kalah?" ledek roh itu.
"Tidak, bagaimana mungkin aku bisa kalah dari roh picik seperti kalian." Michel mengepalkan tangannya.
"Lihat, kau lemah sekarang untuk berdiri saja tidak bisa." Roh itu tertawa.
Michel hanya menyusun strategi dengan cepat saat mereka mengira Michel kalah dan mulai menganggap Michel lemah saat itu Michel melawan dengan kekuatan rahasianya.
'Wooooshhh ... sriiing' ayunan tangan Michel kemudian memancarkan cahaya putih membuat roh itu terbakar.
"Cahaya apa ini? apakah ini cahaya dari surga!?" Roh-roh itu berteriak kepanasan dan akhirnya hangus terbakar.
"Kalian harus berhenti meremehkan orang lain," gumam Michel dengan kesal, dan napas terengah-engah.
"Baiklah sekarang apa yang dia maksud 'satu yang lain' ? Aku harus bergegas, aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada Airin."Michel menyusul Airin dengan mengikuti arahnya pergi, walaulun jarak mereka pasti sudah cukup jauh sekarang.
Michel mulai menyusuri lorong-lorong gelap tempat yang dimaksud oleh para roh tadi, dan Michel yakin Airin tengah berjalan tak jauh darinya didepan sana.
"Aku tak habis pikir jika memang pemilik penginapan ini adalah pembunuh, bisa kupastikan dia orang yang haus harta," pikir Michel. Lorong itu cukup rumit, lorong itu gelap dan berbelok-belok, hampir mirip sebuah labirin. Tempat ini benar-benar dirancang untuk hal-hal rahasia. Karena tak akan ada yang tau tempat kecuali si pemilik sendiri.
"Orang yang membuat ini benar-benar cerdas dan gila di saat yang sama." Pikir Michel lagi.
"Huft, aku masih penasaran bagaimana keadaan Haurey ... kuharap dia baik-baik saja sedang bersama dengan teman-temannya di penginapan."
***Airin menelusuri lorong-lorong bawah tanah itu dan ternyata lorong itu sampai ke balik gunung dan ternyata tempat itu adalah tempat yang dimaksud roh-roh penjaga itu.
"Upacaranya akan dimulai, aku harus cepat! Aku tak akan membiarkan tubuhku jadi persembahan roh-roh gila itu." gumam Airin.
To be continued....
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°Orchidaceae Writer Group :
List akun wattpad
1. @NazwaMeiStars
2. @jeon_vna
3. @kh_ara05
4. @Adezulkarnaen
5. @indahros6
KAMU SEDANG MEMBACA
Three World Conflict [TAMAT]
Fantasy"Aku ... gagal ...." "Aku harus ... harus menebusnya ...." Michel Light seorang malaikat pengantar roh telah gagal menjalankan misinya mengantar roh penasaran yang memiliki dendam, sehingga membuat dirinya harus kehilangan jabatan dan dilempar kebum...