Chapter 28

19 4 0
                                    

Story Written by
The third team of @Author_Project
Orchidaceae Writer Group
Enjoy the Story!
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

"Sialan kau!" seru roh itu mundur beberapa langkah. Namanya Mary, salah satu suruhan terkuat Alucard. Ia diperintahkan untuk membunuh Michel dan Haurey, dan sebelum ia menyelesaikan misi yang diberikan padanya, dia tak akan bisa pulang.

"Kau masih punya hutang padaku, dan aku akan membuatmu membayarnya. Tapi, jika kau mau sukarela memberikan permata itu padaku, kita bisa bicarakan ini baik-baik," tawar Michel dengan nada datar.

"Itu hanya akan terjadi dalam mimpimu!"
Pisau yang ada ditangan roh berubah menjadi pedang yang besar dan tingginya hampir menyamai manusia.

Mary segera menyerang Michel, tapi ia berhasil menghindar. Saat Mary baru saja akan menebas Haurey, Michel mendahuluinya dan menangkis serangannya.
"Lari Haurey. Aku akan menghadapinya." Titah Michel.
Haurey segera berlari menjauh dari mereka berdua.
"Melindungi orang yang kau sayang ya? Aku juga begitu ... tapu tidak sekarang!"
Mary mengangkat pedang itu tinggi dengan kedua tangannya, dan baru saja akan memebelah tubuh Michel menjadi 2, Michel berhasil menghindar. Mary menyerangnya lagi, Michel menangkisnya.

"Apa yang bisa kau lakukan dengan pedang kecil itu? Tubuhmu akan segera terpotong disini," ledek Mary. Michel mendorongnya mundur, ia merebut pedang raksasa itu dari Mary dengan memegang bilahnya dan melemparkannya jauh dari jangkauan Mary.

"Lalu, apa yang bisa kau lakukan dengan tangan kosong?" ujar Michel datar tak menghiraukan tangannya yang berdarah. Michel menendang Mary sampai ia terlempar dan terseret di pasir, Michel menikam kakinya, Mary berteriak kesakitan, ia mencoba untuk merangkak kabur tapi Michel segera merantainya sampai ia tak bisa bergerak.

"Lepaskan aku!" Ronta Mary.

"Haurey tolong ambil permatanya."
Haurey mendekat, ia langsung menarik sebuah kalung permata dari leher Mary.
"Tidak! Jangan ambil itu! Yang Mulia Alucard akan membunuhku!" Teriak Mary memohon. Michel membungkam mulutnya dengan rantai.
"Berisik! Kau memang seharusnya sudah dibunuh sejak lama!" Bentak Michel.
"Calm down Michel! She's just scared."
"Well, menurutku dia takut pada orang yang salah."

"Letakkan permatanya di gagang pedang itu Haurey, aku harus menguatkan ikatanku padanya."
Haurey mengambil pedang yang terletak di pasir itu, menarik permata berbentu bulan sabit itu hingga lepas dari kalung tersebut. Saat Haurey meletakkan permata itu di tempatnya, pedang itu kembali bersinar tapi tak berubah bentuk hanya saja kekuatannya lebih banyak.

Mary masih terus berusaha untuk melepaskan diri, tapi ikatan Michel sudah begitu erat sampai ia lelah mencoba. Tiba-tiba saja Mary mengerang kesakitan walaupun suaranya terbungkam.

"Ada apa dengannya?"
"Aku menggunakan rantai cahaya, jadi semakin banyak ia bergerak ia akan merasa kesakitan, dan semakin ia mencoba melepaskan diri. Bisa kupastikan dia akan terbelah dua." Ucap Michel dengan nada mengancam dan tatapan tajam kearah Mary.

"Alright, now you make me scared Michel." Gurau Haurey.
"Kamu tak akan menghancurkannya?" lanjut Haurey.
"Setelah kupikir-pikir lagi, tidak. Dia akan sangat berguna untuk menunjukkan dimana lokasi Alucard jadi kita membawanya saja. Dia tak akan berani untuk kabur."
"Hmm...good plan."

Michel segera menyeret Mary kemobil, dan Haurey hanya mengikuti dari belakang. Mary ada dibangku belakang dan Haurey di kursi supir dan Michel disampingnya.
"Baiklah kita pulang."
Haureypun menyetir menuju kembali ke apartemen mereka di kota.

Sampai disana. Michel melempar Mary kesudut ruangan kamarnya. Mary protes, tapi suaranya terbungkam, jadj tak terdengar apa-apa. Merekapun beristirahat.

Paginya Haurey mendatangi Michel yang tengah duduk lagi-lagi membaca buku di sofanya.
"Kita ke tempat Alucard sekarang? Atau nanti?" tanya Haurey.
"Nanti saja. Aku rasa aku sudah merepotkanmu terlalu banyak. Ada yang bisa kulakukan membayarnya?" tanya Michel balik.
"Misalnya apa?"
"Apa saja."
"Apa saja?" tanya Haurey menyeringai nakal.
"Yah, selama tidak berbahaya." Balas Michel terlihat bingung memandang Haurey.

"Baikla! Hari ini kita ke mall!" Seru Haurey senang.
"Ada apa?" tanya Michel.
"Kita akan belanja!" Haurey begitu bersemangat ia langsung menarik tangan Michel untuk keluar, tapi ia berhenti di depan pintu.
"Bagaimana dengan dia?" Tanya Haurey menunjuk Mary di sudut ruangan.
"Dia tak kemana-mana, sudah kubilang jika dia mencoba melarikan diri dia akan mati." Jelas Michel dengan datar.

Haurey langsung menarik Michel lagi setelah mengunci kamar mereka berdua. Haurey menyetir, dan merekapun sampai di mall besar.

"Apa yang ingin kamu beli?" tanya Michel yang sedari tadi tangannya di tarik oleh Haurey.
"Bukan untukku. Tapi untukmu." jawab Haurey dengan senyum berseri.
"Tapi aku ta ingin beli apa-apa Haurey." Jelas Michel.
"Tidak, tapi aku akan membelikannya untukmu. Lagipula kamu bilang aku bisa minta apa saja kan."

Haurey menarik Michel ke bagian pakaian pria. Jelas Michel masih bingung apa yang diinginkan oleh Haurey.

Haurey menyuruh Michel untuk menunggu dan ia melesat pergi mencari-cari pakaian.
Sebenarnya, keinginan Haurey adalah menjadikan Michel modelnya hari ini, Haurey senang bermain dengan Fashion, dan saat sedang ada lelaki tampan yang cocok, apa salahnya?

Haurey memilihkan pakaian yang lengkap untuk Michel. Iapun menyuruh Michel untuk mengganti pakaiannya di ruang ganti.

Dan setiap kali Michel selesai memakai pakaiannya. Haurey langsung memotret Michel tanpa disadari oleh Michel.
"Tampan sekali." Batin Haurey tersipu.
"Apa sudah selesai?" tanya Michel yang sudah mencoba pakaian ketiga kalinya.
"Tidak belum, nah sekarang yang ini!" Haurey memberikan pakaian lain. Michel menghela napas dan kembali mengganti pakaiannya.
Saar ia keluar, Haurey kembali memotretnya.
"Ada apa sebenarnya Haurey?" tanya Michel mulai lelah dengan gaya-gaya pakaian baru yang ia kenakan.
"Shus! Lakukan saja! Nah sekarang yang inu ya!" Haurey memberikan pakaian lain dan Michel kembali memakainya.

Diam-diam Haurey sedang saling kirim pesan dengan teman-temannya. Ia mengirimkan foto Michel sedang mengenakan pakaian gaya baru itu di grup teman-temannya dengan ucapan "bagaimana? Dia model pribadiku hari ini!"

Teman-temannya merespon dengan pujian yang berlebihan tentang penampilan Michel.
Pesan yang paling aneh adalah pesan sari Morina.
"Oh astaga! Boleh aku menikahinya Haurey?"
"Kamu gila? Tentu saja tidak."

"Apa sudah selesai?" tanya Michel lagi.
Kali ini Haurey benar-benar terpesona, wajahnya memanas. Michel mengenakan celana jeans hitam, sebuah topi, jaket jeans, dan kaos putih dengan motif coretan hitam.

"Oh astaga!" Pikir Haurey.
Michel langsung menyentuh dahi Haurey saat melihat wajahnya merona.
"Kamu sakit?" tanya Michel khawatir.
"Ti-tidak! Di-diamlah sebentar saja!" Haurey memotretnya lagi dan mengirimkannya lagi pada teman-temannya dengan ucapan "the ultimate Angel! Kya!"

Yah lagi-lagi respon bagus tapi aneh dari teman-temannya.
"Maaf membuatmu menunggu. Ganti pakaiannu ke yang semula, dan bawa semua baju tadi. Kita akan membayarnya." Ujar Haurey dengan riang.
"Semuanya?!" Michel terkejut.
"Iya, ayo cepat."

"Aku tak akan pernah mengerti wanita." Batin Michel.

To be continued....
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Orchidaceae Writer Group :
List akun wattpad
1. @NazwaMeiStars
2. @jeon_vna
3. @kh_ara05
4. @Adezulkarnaen
5. @indahros6

Three World Conflict [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang