Chapter 6 - Sejak Kapan?

1.8K 208 3
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak readers. Vote and Comment Juseyo😊          

          🌺HAPPY READING🌺

Saat ini Renjun, Jeno, Hyunjin, Haechan, Mark dan Jaemin sedang berada di dalam ruang istirahat khusus pemilik Universitas SM. Jangan lupakan Oma Victoria selaku Oma Renjun adalah pemilik Universitas ini. Jadi mereka memiliki akses keluar masuk ke tempat itu. Apalagi Haechan, Jeno, Hyunjin, Mark dan Jaemin sudah dikenali oleh Oma Victoria karena keluarga mereka juga berhubungan baik ditambah mereka adalah orang yang dekat dengan Renjun.

Renjun menatap tajam ke arah Jeno, sedangkan yang ditatap membuang pandangannya ke arah lain.

Pura-pura menyibukkan diri.

Jeno mencuri pandang ke arah Renjun, kemudian tersenyum kikuk sembari menelan saliva gugup.

"Udah dong natapnya, gak sakit emang mata lo natap gue kayak gitu?", tatapan Renjun semakin menajam saat mendengar kalimat yang dikeluarkan oleh Jeno.

Renjun menarik napas panjang kemudian mengeluarkannya secara perlahan.

"Udahlah, lupain aja. Udah terjadi juga", kata Renjun menghempaskan dirinya ke sofa.

"Lagipula gak ada salahnya, mayan kan punya pacar ganteng kek Jeno", goda Hyunjin.

"Gue gak pacaran ya sama Jeno", Renjun melemparkan bantal sofa ke arah Hyunjin.

"Lebih tepatnya belum, Njun", sahut Jaemin.

"Sekarang sih belum, gak tau nanti", tambah Mark.

Renjun tidak mempedulikan godaan mereka.

Renjun menutup mata, memeluk bantal sofa, berniat mengistirahatkan tubuhnya.

Haechan yang sedaritadi tidak bersuara ternyata diam-diam memperhatikan Jeno.

"Woy, kesambet lo? Ngapain liatin Renjun mulu?", bisik Haechan pada Jeno.

Jeno terperanjat kaget.

"Ngagetin aja lo"

"Lo nak-", belum sempat Haechan mengeluarkan pertanyaan untuk Jeno, Mark sudah lebih dulu menutup mulut Haechan.

Bisa gawat kalau Renjun mendengar pertanyaan Haechan. Maka dari itu dengan gerakan cepat Mark langsung bertindak.

"Ntar aku jelasin, jangan tanya macam-macam sekarang", bisik Mark.

Haechan spontan mengangguk.

Haechan menarik tangan Mark yang masih betah menutup mulutnya.

"Ya mulut gue gak usah ditutup juga, gak bisa napas nih gue", protes Haechan sambil berbisik.

Mark memperlihatkan cengirannya pada Haechan.

"He..he.. Maafin beb", Haechan memutar bola mata malas.

"Mark bucin emang", kata Jaemin dan Hyunjin bersamaan.

Jeno memilih diam dan kembali memperhatikan Renjun.

"Jangan diperhatiin mulu, bukan muhrim", bisik Hyunjin tepat di telinga Jeno.

"Apasih lo"

Hyunjin tertawa.

Renjun tiba-tiba membuka mata.

"Gue laper", kata Renjun.

"Ya makan atuh, masa laporan", kata Haechan.

Renjun tersenyum.

"Kuyy cabut cari makan, pesen apa aja, terserah kalian", kata Renjun.

"Lo mau bayarin kita?", tanya Hyunjin.

"Ohoo bukan gue"

"Lah terus siapa? Kan lo yang nawarin", tanya Jaemin.

"Jeno dong yang bayarin"

"Kok gue?", Jeno menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi super bingung.

"Jeno kok gitu", Renjun memasang ekspresi sedih.

"Iyain aja napa sih, bro. Gak liat tuh Renjun udah sedih banget", kompor Mark.

Hyunjin, Jaemin dan Haechan mengangguk. Renjun mengubah ekspresinya menjadi super sedih.

Jeno menatap semua makhluk hidup di ruangan itu dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Mereka pada kenapa sih?", batin Jeno.

"Jeno traktir ya, ya ya ya", kata Renjun lagi.

"Iyain aja kali, Jen. Nyenengin pacar, ya gak Njun?", Hyunjin bersuara.

Renjun mengangguk mengiyakan.

"Ya udah, iya", kata Jeno yang membuat mereka semua memekik senang.

"Yeayyy, Jeno terbaik", mereka semua langsung beranjak pergi mencari tempat makan.

"Yuk sayang", kata Renjun yang tiba-tiba merangkul lengan Jeno.

Jeno jelas terkejut.

"Untung sayang, untung cinta", batin Jeno.

Pertanyaannya, sejak kapan coba Jeno dan Renjun pacaran?

























































*Bersambung*

See ya in the next chapter readers kesayangan Arin.

Stay safe and stay healthy guys❤
















[✔]𝐌𝐲 𝐀𝐧𝐧𝐨𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐁𝐨𝐲 || 𝐍𝐨𝐑𝐞𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang