🌺HAPPY READING🌺
"Woyy pasangan yang mau nikah!", panggil Renjun pada Mark dan Haechan yang berjalan bersama sambil tertawa.
Mark dan Haechan menoleh.
"Bantuin bawa jurnal nya dong", pinta Renjun dengan wajah memelas.
Haechan menggelengkan kepala nya, Mark tertawa pelan. Mereka berdua menghampiri Renjun.
Mark mengambil semua jurnal yang menumpuk ditangan Renjun.
"Bagi sini, berat banget yang lo bawa", ujar Renjun.
"Gue aja yang bawa. Mau kemana nih?", tanya Mark.
"Ke ruangan bu Kahi"
"Ini beneran bu Kahi yang nyuruh kan? Bukan orang yang mau ngerjain lo?", tanya Haechan.
Kejadian penyiraman Renjun saat itu telah di ketahui oleh Haechan dan yang lainnya, mereka ingin mencari tahu siapa dalang di balik tragedi penyiraman itu, tapi Renjun menghentikan mereka dan meminta untuk tidak memperpanjang masalah.
"Bukan kok. Tenang aja", jawab Renjun.
"Syukur deh, jalan kuy"
Akhirnya mereka bertiga berjalan bersama menuju ruangan Ibu Kahi untuk membawa jurnal yang diminta oleh sang dosen.
Setelah selesai mengantar jurnal, mereka menuju ke kelas.
Renjun yang melihat Jeno berjalan ke arah mereka sontak langsung bersembunyi di belakang Haechan.
"Njun, lo ngapain sih?", tanya Haechan bingung.
"Kalau Jeno nyari gue, bilang aja kalian gak tau gue dimana oke", kata Renjun kemudian dengan secepat kilat bersembunyi di balik tembok di dekat tempat mereka berdiri.
"Lah? Tuh anak kenapa sih?", tanya Haechan heran.
"Gak tau", jawab Mark dengan wajah yang sama bingungnya dengan Haechan.
Tidak tahu saja Renjun kalau Jeno sudah melihatnya, bahkan saat mereka baru keluar dari ruangan dosen.
Jeno menahan tawa nya saat melihat Renjun yang berlari saat melihat dirinya.
"Hey yo bro", sapa Jeno pada Mark dan mempertemukan kepalan tangan mereka. Salam ala lelaki.
"Halo, Chan", sapa Jeno pada Haechan.
Haechan mengangguk.
"Kita gak liat dan gak tau Renjun dimana", kata Haechan tiba-tiba, padahal Jeno tidak bertanya pada dirinya.
Jeno tertawa. Mark menepuk keningnya.
"Kenapa ngomong gitu sih, Echan sayang?", tanya Mark dengan wajah memelas.
"Loh? Kenapa? Emang ada yang salah? Kan tadi Renjun nyuruh kita ngomong gitu ke Jeno kalau Jeno nanyain Renjun dimana", jawab Haechan dengan watadosnya.
"Tapi kan Jeno belum nanya"
"Ya gak apa-apa. Biar Jeno gak nanya lagi ke kita", kata Haechan dengan entengnya.
"Kamu ngomong gitu tanpa sadar udah ngasih tau ke Jeno kalau Renjun tadi bareng kita, astagaaa", Mark tidak menyangka otak lemot tunangannya itu akan muncul di saat yang tidak tepat.
"Astaga bener, omegatttt Echan dodol!", Haechan menepuk kepalanya.
Mark menggelengkan kepalanya dengan wajah sedih.
"Lawak banget astaga", Jeno kembali tertawa setelah menyaksikan interaksi pasangan itu.
"Ke kelas sana, Jaemin ama Hyunjin udah nunggu kalian. Gue nyusul Renjun dulu. Bye", Jeno melangkah menuju tempat Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]𝐌𝐲 𝐀𝐧𝐧𝐨𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐁𝐨𝐲 || 𝐍𝐨𝐑𝐞𝐧
FanfictionMenceritakan kebucinan seorang lelaki tampan bernama Jeno pada gadis manis bernama Renjun. NoRen Shipper mari merapat🌷