Chapter 34 - PMS

1.1K 124 0
                                    

🌺HAPPY READING🌺

"Ngapain lo disini?", tanya Haechan pada Jeno yang mengambil posisi duduk di samping Renjun.

"Nyamper bunda dan anak-anak gue lah", jawab Jeno santai.

"Enak aja, itu anak gue ya", sahut Mark cepat.

Saat ini Renjun, Jeno, Haechan dan Mark sedang duduk diruang tamu, si Kembar El dan Ehan sudah sibuk dengan banyak mainan yang dibawakan oleh Jeno untuk mereka.

"Berbagi kan bisa, pelit banget", balas Jeno.

"Enak aja bagi-bagi, lo pikir anak gue sembako apa bisa di bagi-bagi", tambah Haechan.

"Maka nya lo buat sendiri dong ama Renjun. Gila ya lo, udah 7 tahun tapi gak ngasih kepastian ke Renjun. Lo sebenernya serius apa gak sih ke sahabat gue?", tanya Haechan dengan tatapan seriusnya.

"Gue ke kamar dulu, mau istirahat. Sebelum balik kalian makan dulu, udah gue sediain di meja makan", Renjun segera beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya.

Renjun yang memang hari ini merasa sedikit sensitif akhirnya memilih untuk pamit istirahat ke kamarnya.

Bukannya ingin bersikap tidak sopan, tetapi dirinya merasa hanya akan merusak suasana apabila tetap bertahan disana dan mendengar percakapan yang hanya akan mengundang rasa sedihnya.

Entah mengapa dirinya merasa kesal, sedih dan kecewa jika ada yang membahas perihal Jeno yang terus menggantungkan dan tidak memberikan kepastian apapun untuknya perihal hubungan mereka.

Renjun juga ingin diberi kepastian oleh lelaki yang di cintainya, dan Jeno belum juga memberikan kepastian untuknya hingga sekarang.

Bahkan Sahabat nya sudah menikah dan dikarunia anak kembar sekarang. Renjun tentunya turut berbahagia akan sahabatnya yang telah menemukan kebahagiaan nya bersama lelaki yang di cintainya, tetapi Renjun juga merasa sedih, sedih akan keadaan dirinya sendiri.

Haechan yang melihat ekspresi sedih Renjun lantas menutup mulutnya.

"Kayaknya gue salah ngomong. Aduhh Haechan bego", Haechan menepuk bibirnya yang suka berbicara seenaknya dan menyinggung perihal yang membuat Renjun selalu merasa sedih.

Jeno menghela napas panjang.

"Chan udah ah, jangan kayak gitu", Mark menahan kedua tangan Haechan.

"Tapi aku salah, Renjun sedih karena omongan aku"

"Gak, sayang. Biarin Renjun tenangin dirinya dulu, setelah itu kamu bisa ngomong baik-baik ke Renjun. Jelasin ke Renjun kalau kamu gak ada maksud sama sekali untuk nyinggung perasaan dia. Aku yakin Renjun pasti ngerti", Mark mencoba menenangkan Haechan.

Haechan mengangguk pelan.

"Ini salah gue", tutur Jeno.

"Ya lo juga mau sampai kapan nyembunyiin semuanya dari Renjun? Renjun nunggu lo buat ngasih dia kepastian, Jen. Bertahun-tahun dia nungguin lo, bahkan lamaran dari cowo lain dia tolak karena nunggu lo nepatin janji lo ke dia 7 tahun yang lalu", kata Mark pada Jeno.

Jeno mengacak rambutnya frustasi.

"Harusnya 6 tahun lalu gue udah nikah ama Renjun, bahkan sekarang mungkin kalau kita berdua udah nikah, udah ada malaikat-malaikat kecil yang akan selalu nemenin hari-hari gue bareng Renjun. Gue nya sih yang bego, karena nunda-nunda mulu"

"Biarin aja dulu Renjun tenangin diri. Setelah suasana hati Renjun udah mendingan, baru deh kamu omongin baik-baik ke Renjun soal tadi. Minta maaf ke dia", tutur Mark pada Haechan.

[✔]𝐌𝐲 𝐀𝐧𝐧𝐨𝐲𝐢𝐧𝐠 𝐁𝐨𝐲 || 𝐍𝐨𝐑𝐞𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang