Minhee melirik takut-takut ke arah Yujin yang nampak sudah siap mengeluarkan aura macan betina nya jika merasa terganggu sedikit saja.
"Lee Chaeyeon, Kang Hyewon, Choi Yena.. silahkan kembali ke kelas!" suara guru kesiswaan alias Bu Eunbi terdengar dari dalam ruang guru.
Ketiga senior yang memiliki cukup banyak pengaruh di sekolah itu berdiri serempak, melirik sinis pada adik kelas nya yang sedikit tidak mempunyai sopan santun itu.
Yena berjalan terlebih dahulu ketika melihat Haechan dan Jaemin berjalan juga ke arah mereka. Mood nya berubah buruk karena harus di hukum duduk di depan ruang guru sambil mengangkat kedua tangan nya.
Tidak seperti Yena yang biasa memang. Gadis itu buru-buru pergi, tidak mood nya semakin buruk karena harus mendengarkan ceramah dua teman laki-laki nya.
Dia merasa iri pula pada Kim Chaewon, putri dari ketua yayasan sekolah mereka sehingga gadis itu tidak perlu ikut menjalani hukuman seperti mereka ini.
"Yena kenapa?" tanya Haechan begitu dia berdiri di hadapan Hyewon yang tengah sibuk menepuk rok nya guna menghilangkan debu yang menempel di sana.
"Paling mood nya ngga bagus karena ulah mereka." jawab nya sinis sembari melirik adik kelas mereka yang masih harus menjalani hukuman.
Wonyoung yang hendak membalas ucapan nya segera di tahan Minhee, "please, jangan cari ribut lagi.. biarin aja mereka ngebacot."
Wonyoung mendengus kesal tatapan nya kembali tertuju ke depan sana, menatap kosong ke arah tembok.
Dunia yang tidak adil.
"Hitomi, Nako kemana?" kali ini Jaemin bertanya.
"Ngga ikut di hukum, sama kayak Chaewon.." meski tidak tau alasan apa yang membuat kedua adik kelas nya itu terbebas dari hukuman, Jaemin memilih mengangguk menanggapi pernyataan Chaeyeon.
Ketika keempat senior itu pergi, Minhee serta Haruto dan Wonyoung segera menutup telinga mereka begitu mendengar Yujin mulai mengumpat.
"Anj*ng, diskriminasi ini namanya! apa-apaan sih mereka itu, kakak kelas, guru, semua sama aja! Bangs*t!" mata Yujin mulai berkaca-kaca.
Meski remaja dengan tinggi yang luar biasa itu terlihat memiliki aura yang kuat dan pemberani, namun dia sebenarnya adalah anak yang cengeng.
Yujin rasanya ingin menangis saja, sakit hati dia.
"Hey, perempuan ngga boleh ngomong kasar loh." keempat siswa kelas satu itu tersentak begitu mendengar suara seorang perempuan yang berjongkok di sebelah Yujin.
Yujin kembali memasang ekspresi semula, berbeda dengan ketiga temannya yang segara duduk tegap.
Sakura tertawa melihat Yujin, "pasti kamu marah sama semua guru karena memihak Chaewon.. iya kan?"
Yujin diam tidak berniat menjawab, meskipun Minhee sudah menyenggol bahu nya memberi isyarat supaya dia segera menjawab.
"Hehehe.. Maaf ya Bu, Yujin lagi agak sensitif nih.." Minhee bersuara.
Sakura tetap dengan senyum ramah nya, "iya, saya ngerti.. tapi jangan panggil Bu guru ya, panggil kakak aja.. tugas saya di sini hanya sementara kok."
Wonyoung mengerutkan keningnya, "sementara?"
Sakura mengangguk, "cuma mau mengurus masalah Kim Minju, saya detektif dari kepolisian pusat."
Seketika itu pula, keempat remaja itu langsung mengelilingi Sakura. Gadis berusia dua puluh tahunan itu tertawa.
"Kalian juga lagi menyelidiki kasus ini kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Intruder School | IZ*ONE
Fanfictionft. kpop idol Mereka hanya siswa dan siswi biasa, awalnya. Sampai kecelakaan yang terjadi pada Kim Minju membuat kehidupan mereka tidak tenang seperti dulu lagi. - - - Judul sebelumnya : School 2020