Have Fun
.
.
."BANGGG GERRRRR" Triakk Jerry dengan keras.
"PAAN SIH LOO, TERIAK-TERIAK KEK ORANG UTAN AE LOO!!"
"Lu juga teriak-teriakk bege" gerutu Jerry, "Dasi guee manaaa, kemaren lu bilang lu pinjemmm!! sinii balikinn!!" sambung Jerry.
"OHHH TUH DIBAWAHH, DEKET TV!!" teriak Gerry dikamar mandi
"ISHH KOK BISA SAMPE DI SITUU SIHHHH!!"
"UDAHHHH AMBILLL AJAAAA KAGA USAHH TERIAK-TERIAKK LOOOO BANGSAD!!" Ucapnya,
"Eh bused dah, tu orang juga dari tadi teriak2 kaga jelass ga sadar"gumam Jerry.
Ketika Jerry menuruni anak tangga, ia berpapasan dengan Fana.
"Pagii Fannn" Sapa Jerry sambil tersenyum manis.
"Pagi" ucap Fana dingin.
"Huftt masih aja dingin, tapi gapp lah yang penting sapaan gue diresponn" gumam Jerry yang masih didengar oleh Fana.
Sedangkan Fana hanya tersenyum miris kala mendengar gumam-nya Jerry.
☺︎︎☺︎︎☺︎︎
Fana melangkah keluar dari pintu mansionya, ia hari ini menggunakan mobil. Ia tak seperti hari-hari biasanya. Berangkat kesekolah ia melamun memikirkan keluarganya.
"Kenapa lagi sih Fann tuh muka ditekuk muluu?" Tanya Radit tiba-tiba muncul disamping tempat duduk pengemudi
"Lo tuh ya bisa ga sihh jangan ngagetinn muluu, tiap hari kalo muncull ngagetinnn ajaa. Kalo muncul tuh ya muncul ajaaa kaga usaa pakek acara ngagetin segala" ucap Fana dengan nada kesal.
"Ututu tambah cantik ae lo Fan kalo lagi marah" Goda Radit sambil menoel pipi Fana.
"Sory ga kegoda sama rayuan loo" ujar Fana sambil memutar bola mata nya.
"Taii lh.. oh ya Fan lo kalo ada masalah ngmg gih sama gue, siapa tau gue bisa bantu loo walau ya ginii posisi gue, cerita sama gue Fann jangan dipendem kek gitu lo sedih gue juga ikut sedih, gue siap kok dengerin keluh kesan lo tiap waktu, bahkan tiap saat gue pasti bakalan dengerin. Itu sih kalo lo mau" ujar Radit panjang lebar.
Fana yang mendengar tururan kata Radit pun berfikir sejenak. Ada kala nya ia bercerita semua keluh kesan yang ia rasakan kepada seseorang agar tidak dipendam sendiri. Namun ia berfikir karena hal itu menyangkut pribadinya. Ia juga berfikir dua kali jika ia harus bercerita ke orang asing.
"Lo nganggep gue siapa sih Fan? Sampai-sampai lo ga mau cerita sama gue. Kita nih temenan udah dari lama, bahkan dari kecil gue selalu ada disisi lo, tapi lo ga mau cerita sama guee"
"oke gue cerita sama lo, Sampai kapan gue bersikap dingin sama keluarga gue sendiri?" Tanyanya.
"Hm gini ya Fan menurut gue sih itu terser-"ucapan Radit terpotong.
"Tuh kan belom juga apa-apa lu dah bilang TERSERAH!" Ucap Fana dengan nada kesal
"Dengerin duluu GOBlOK!, maen motong-motong ae loo" ucap Radit tak kalah kesal. " Jadi menurut gue itu, itu terserah apa kata hati lo aja, tapi kadang kata hati itu lebih egois daripada apa kata pikiran. Hati kita itu mudah tersentuh, namun pikiran kita belum tentu bisa mencernaa. Ada kalanya lo coba dulu bukak hati ke keluarga baru lo. Gue yakin keluarga baru lo itu sayang banget sama loo. Apalagi Olivia itu, dia bener-bener sayang banget sama lo, walau dia udah ngangkat Yera. Tapi rasa sayang Olivia ke lo itu lebih besar dari si Yera. Sama halnya dengan Gerry sama Jerry dia lebih sayang sama lo daripada hidupnya sendiri. Kecuali si Yera, gue punya firasat sama sih Yera. Dia bakalan bunuh Olivia agar mama nya bisa nikah sama bokap lo lalu nguras harta bokap lo itu. Jadi ya kalo tadi menurut gue si, lo mending bukak hati sama Olivia,Gerry, dan Jerry itu. Lo ga punya rasa apa gitu ke mereka?, sikap lo yang dingin ke mereka itu, mereka masih sabar ngadepin loo. Apalagi nyokap baru lo itu, dia berjuang untuk ngedapetin hati lo. Dari dulu dia pengen punya anak perempuan, namun takdir berkata lain. Setelah ia melahirkan Gerry sama Jerry dia ga bisa punya anak lagi makanya ia ngdopsi si Yera, walau dia anak angkat si. Gue yakin banget mereka bakalan sayang banget sama lo, seperti lo sayang sama momy lo sendiri." Sambung Radit panjang lebar sambil menghadap Fana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is FANA!!!
Teen FictionWARNING⚠︎⚠︎⚠︎ [BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA☺︎︎] Cerita sebuah cinta segitiga yang rumit. Dimana Ia akan mengejar cintanya namun tak kunjung dibalas oleh dia. . . . Namun kesempatan tidak selau datang dua kali bukan? (Oke langsung baca kuy) Jangan...