17. "Hampir dilecehkan"

94 9 0
                                    

Jadii..

***

"Cepetan bisa ga sih thann!!" ucap Rico sedikit berteriak. "Sekali lagi lo ngegantung, gue robek sekalian tuh mulut!" sarkas Niko dengan nada geram.

"Sabar atuh bangg"

"Jadi yang dimaksud mereka berdua tuh, keknya tuh Fana bukan hanya memimpin mafia aja deh, firasat gue juga mengatakan bahwa Fana tuh juga jadi seorang pemimpin lain yang pastinya kita semua ga bakal tau kalo bukan ia sendiri yang mengatakan. Pasti ya masih ada lagi yang Fana pimpin setelah ia memimpin pasukan mafia. Gue yakin banget tuh Fana bukan cewek biasa. Pasti dia masih bayak menyimpan rahasia dibalik dirinya sendiri bahkan sangat banyak." ucap Fathan menjelaskan, lalu diangguki oleh Rico dan Niko.

"Itu kan yang kalian pengen katakan?" ucap Fathan mengarah ke Vano dan bergantian dengan mengarah ke Naufal. Mereka mengangguk pertanda jawaban iya. Namun Vano merasa seperti ada yang mengganjal, seperti ada yang kurang dibalik kata Fathan.

"Hm menurut gue Masih ada yang kurang dari perkataan lo" ujar Vano. "Hah apaan?" tanya Rico tak mengerti.

"Iya gue rasa apa yang dikatakan Fathan itu belum sepenuhnya sama yang ada dipikiran gue" ucap  Vano dengan raut wajah yang serius.

"Udahlah kita lanjut bicarakan besok aja, gue mau mandi" ujar Niko. "Iya gue juga mau boker lagi nih ga kuat gue nahan kentut" Sarkas Naufal sambil cengengesan.

"Ohh jadii loo yang tadi kentutt tuhh? Wahh pantesaann dari arah lo baunya bau busukk, bangkek lo anjingg" Ucap Fathan sambil menutup hidungnya. "Lo makan apa sihh, dari tadi kentutt mulu, kentutt muluu, udah bau nya bau telor busukk lagi, malahan masih bau kentut lo daripada bau bunga bangkai itu" sambung Niko sambil menutup hidungnya sama seperti Fathan.

***

Di sekolah.

Fana hari ini berangkat lebih pagi dari sebelumnya. Entah apa yang merasukinya sampai-sampai ia bangun lebih pagi lalu berangkat ke sekolah menggunakan sepedanya.

Mungkin ia merasa bosan menggunakan motor ataupun mobil. Selain bosan mungkin ia juga malas jika terkena macet jalanan didaerah Jakarta. Ia bersepeda sambil berolahraga pagi katanya.

"Huft..jam berapa sih kok masih sepi" gumam Fana.

"Lo nya aja yang dateng kepagian" tiba-tiba dari samping tempat duduk, Radit menampakan dirinya. "Bangkek loo, ngagetin mulu" ujar Fana dengan nada kesal. "Hehe sory"

"Bdo"

"Eh Fan lo tau ga?"

"Ga" balasnya tanpa menoleh ke arah Radit. "Yaelah dengerin dulu napa sih Fann.."ucap Radit sambil mencubit pipi Fana. "Ihhhh sakittttt"

"Makanya dengerin duluu gue ngomong tuu.."

"Iya iya, bawel banget sih untung bukan orang, kalo orang u dah gue kicek duluan kali ya" lanjutnya dalam hati. "Heh gue denger yaa" balas Radit. "Bdmt"

"Jadi gi—" ucapan Radit terpotong.

"Yaelah baru juga mau ngomong"gumam Radit

"PAGIII SEMUANYAAA" teriak Katya, suaranya menggema dipenjuru kelas. "Anjenggg tuh suara apa gong sihh, cempreng amat dah" pekik Naomi sambil menutup telinganya dengan kedua tangannya ya kali dengan kedua kakinya.

My Name is FANA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang