22. "JIWANYA KEMBALI"

85 8 0
                                    

Sebelum baca harap Vote yah..


Pukul 04.15 Fana terbangun untuk menyegarkan tubuhnya. Ia berfikir untuk berjoging dipagi hari ini. Lalu ia beranjak dari kasur size nya menuju ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan gosok gigi. Katanya tanpa mandi pun dirinya masih terlihat cantek.

Setelah dirinya selesai bersiap-siap, ia turun kebawah untuk meminum air putih. Sebenarnya ia ingin sekali menyimpan minuman-minuman dikulkas bawah, namu ya gitu deh, author juga ga tau.

Fana pun segera keluar dari pintu mansions keluarganya. Agar tidak ada yang bertanya-tanya tentang dirinya pergi kemana? Mau kemana? Sama siapa?. Entahlah gadia itu tak menyukai dengan pertanyaan seperti itu.

Ditaman Kota Jakarta, Fana telah sampai ditaman yang terdapat banyak orang yang sedang berolahraga. Dan udaranya bisa terbilang masih bersih. Fana pun menghirup udara dengan pelan, menghirup udara yang masih segar dipagi hari. Tak jarang ia melakukan altivitasnya dijakarta.

Bahkan dulu, saat ia masih tinggal di Belanda dirinya selalu berjoging diwaktu pagi. Tak heran jika udara di Belanda sangatlah segar. Berbeda dengan indonesia bertepatan dengan kota jakarta. Bahkan udara di Jakrta pun jika di katakan sejuk hanya waktu dipagi biasanya mulai jam 3 sampai jam 5. Lalu jam ke6 keatas udara mulai tercemar.

Sudah lama Fana berlari-lari mengelilingi taman kota, ia tak sengaja melihat pria sedang duduk beristirahat dikursi taman. Dengan sengaja Fana pun ingin menjahilinya.

Ahaa gue kagetin ae lah tu bocah..

1

2

3

4

Dorrrr....!!

Fana pun mengageti dengan cara menggeplak bahu pria tersebut. Sontak pria itu tejengkang dari tempat duduknya. Fana yang melihat pun tertawa terbahak-bahak melihat pria yabg sedang dijahilinya terjengkang jatuh ke bawah.

"Buwhaahahahahhhahahha" tawa Fana pecah. Membuat Pria tersebut mendngus kesal dibuatnya.

"FANAAAAAA!!!!" geram pria yang bernama Devano itu sambil berteriak, tak memperdulikan tatapan banyak orang yang berada disekitarnya.

Fana pun berlari menjauh dari Devano yang hendak menerkamnya habis-habisan.
.
.
.
Fana pun berhenti berlari kala melihat gadis kecil yang sedang menangis bersama pria bertubuh besar.

"Nahhh ketangkep juga looo!" seru Devano melihat Fana sudah berada didepannya. Fana pun tidak menggubres perkataan Devano dan langsung menuju kearah gadis kecil yang sedang berada didalam bahaya itu.

Lah tuh anak mau kenpa sih..

Devano menatap punggung Fana yang menjauh, dan berhenti ke segerombolan pria yang bertubuh kekar itu.

Masih gue pantau!!
.
.
.

Fana langsung melepas genggaman pria tersebut dengan gadis itu. Dengan kasar Fana menendang selangkang pria itu. Seketika pria itu terjatuh.

"Bangsatt" umpat pria itu.

"Braninya sama anak kecil lo, dasar pengecut!!" kata-kata Fana membuat kedua pria tersebut merasa geram.

Devano yang melihat kejadian itu pun langsung berlari menghampiri Fana yang tengah bergelut dengan pria yang bertubuh kekar itu.

Dengan mata elangnya Fana dapat melihat bahwa salah satu temanya itu hendak ingin mengambil sebuah pistol yang berada dijaketnya. Hal itu Membuat Fana tersenyum miring.

My Name is FANA!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang