Angan dan Kenangan

191 16 0
                                    

Semesta..

Satu kata, kadang bersahabat, kadang juga tidak. Diciptakan sempurna, dinikmati membawa sengsara. "Aku mencintaimu" hanya seuntai kata yang si penerima tak tahu tulus tidaknya. Jangankan sipenerima, sipemilik hati saja kadang ragu. Jika merubah diri disebut cinta, perbedaan perilaku juga cinta, apa sekarang waktunya?

Zabir mengaduk asal makanannya, kurang kerjaan. Benaknya dipenuhi banyak pertanyaan, kenapa dia begitu murah didekat Bintang? Siapa Bintang itu baginya? Namun logika membantah, adik kelas, muridmu.

"Bir, lo makin ke sini makin aneh deh!" Azka menepuk pelan pundak Zabir, ia merasa Zabir suka senyum-senyum sendiri, kadang diam lalu tersenyum lagi.

Zabir hanya diam, kembali menjadi dirinya. Zabir mungkin bersikap dingin, tapi ia bukanlah preman sekolah lalu jatuh cinta pada gadis biasa. Ingat! Bintang itu luar biasa.

"Eh Sel, kayaknya teman bangku gw suka deh sama lo!" Rio beropini.

"Panggil An aja atau Ansel kek! gak usah Sel!" Kesal Ansel, ia menyambar makanan yang tergelatak di hadapan Zabir.

"Temen duduk lo Bintang Zanaya, kan? Dia mah ambisius banget, kalau tau seberapa bejatnya Ansel, langsung mundur  tuh anak!" Jika Ansel harus mencatat data murid, maka Azka harus tau lebih lagi. Azka juga salah satu dari banyaknya anggota lambe sekolah.

Ansel memukul lengan Azka, ia tak bejat hanya nakal saja. " Gw gak bejat-bejat amat woy!! Hanya main dijalan doang!" Belanya pada diri sendiri.

Zabir hanya menyaksikan teman-temannya beradu argumen, tetapi Bintang yang dibahas bukan Bintangnya kan?

"Tenang aja Yo, Ka, kalau Bintang naksir ke gw, gw bakalan tanggung jawab. Gw juga tertarik sama tuh anak!" Ucap Ansel asal. Ia meninggalkan kantin terlebih dahulu, masih banyak dokumen yang harus diurusnya.

Di meja lain, manik mata seseorang tengah memerhatikan interaksi mereka. Ia tersenyum melihat wajah tampan kekasih barunya, sepekan  lalu. Ia menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu sahabatnya, sekarang ia tidak sendiri lagi.

"Eh Bintang tuh." Tunjuk Azka melihat Bintang, bahan gosip mereka saat ini.

Zabir melirik Bintang, gadis itu tersenyum. Ia ingin berkata "Hai" tapi mungkin akan aneh.

"Bintang, Ansel suka sama lo!" Mereka hanya dibatasi satu meja, tapi teriakan Azka membuat orang melirik Bintang.

"Ansel pacar gw!" Rio, Azka dan Zabir terdiam. Sejak kapan mereka pacaran?

"Maaf Bi, nanti gw jelasin!" Yuli berlari kecil menjauh dari kantin, keputusannya mempublikasikan hubungan mereka bukanlah suatu hal yang salah bagi Yuli, namun tetap saja, ia malu.

***
Flashback
"Namamu Yuli, kan?"

"Iya kak Ansel"

"Kudengar kau jatuh cinta padaku."

Yuli menunduk malu, ia memang secara terang-terangan mengagumi Zabir, tapi Ansel orang yang dicintainya sejak dulu kini berada dihadapannya.

"Ee"

Ansel mengangkat dagu Yuli menghadapnya.

"Hari ini, kita pacaran!"

Yuli gadis yang mencintai seorang lelaki sejak dulu pastilah tak menolak, masa bodoh tentang kesetiaan. Intinya, Ansel miliknya.

***

Zabir melanjutkan langkahnya, semenjak kejadian terlambatnya Bintang, ia tak berani membuka suara.

(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang