🌸
________________________🍁
•
•
❇Tawuran Solo❇
•
•
🍁
_______________________Minho berangkat sekolah dengan mood buruk. Pagi-pagi moodnya sudah anjlok gara-gara ceramah panjang mamanya dan juga sindiran papanya, ditambah Jihan yang selalu berangkat lebih pagi.
Ia berpapasan dengan Ryujin di parkiran. Namun, tak ada tegur sapa sedikitpun. Padahal gadis itu tahu kalau Minho adalah kakak Jihan.
Ryujin hanya melirik sekilas lalu kembali berjalan memasuki bangunan megah yang disebut sekolah. Minho bagai makhluk tak kasat mata baginya.
"Cih!" Minho berdecih sinis melihatnya. Ia pun melanjutkan langkah menuju kelas.
"Ho, muka lo kenapa?"
Hal pertama yang ia dapatkan adalah pertanyaan dari Chan, yang entah khawatir atau mungkin sekedar heran melihat lebam di wajah Minho.
"Siapa yang ngeroyok lo?" Yeji menarik kursi di hadapannya. Ia melihat lebam-lebam di wajah Minho.
"Perasaan kemarin muka lo oke-oke aja."
Minho tersenyum tipis.
'Emang, kemarin muka gue masih ganteng maksimal,' batin Minho.
"Lo dikeroyok?" tanya Yeji lagi. Ia tahu, meski Minho tidak ikut kelas karate seperti dirinya tapi lelaki itu jago berkelahi. Sangat mustahil dia akan babak belur begini jika hanya satu lawan satu.
Lia yang baru bergabung kini menyentuh dagu Minho dan mendongakan wajah tampan itu untuk ia lihat.
Lia memicingkan mata curiga.
"Jangan bilang kalau lo berantem lagi sama anak taekwondo itu?" tebak Lia.
"Ryujin maksud lo?" sahut Yeji dengan tatapan benci.
"Enggak-enggak. Gak mungkin sama Ryujin. Tadi gue papasan sama dia, tuh anak baik-baik aja gak ada lebam atau luka bekas berantemnya," bantah Chan.
"Gue gak sengaja ikut tawuran," jawab Minho pada akhirnya membuat ketiga temannya menatapnya datar.
"Lo ikut tawuran gak ngajak ngajak gue?"
Chan yang mendengar protesan Yeji hanya mampu geleng-geleng kepala.
'Kenapa sih cewek satu ini bar-bar sekali?'
"Lo dari pada ikut tawuran sama Minho mending ikut nyalon bareng Lia, Ji." Chan mengusulkan namun hanya dibalas rotasi mata oleh gadis dengan rambut kuncir kuda itu.
Sementara Yeji dan Chan masih adu bacot, Lia memilih duduk di samping Minho.
"Lo beneran gak apa-apa?" tanyanya sambil mengusap punggung tangan Minho. Minho tersenyum tipis lalu mengangguk.
"Kasih tahu gue kalau ada apa-apa." Minho kembali mengangguk sebagai jawaban.
•
•
•
•
•Dua hari setelah kejadian itu. Ryujin masih terus menempel pada Jihan dengan banyak alasan. Dia sudah seperti bodyguard yang menjaganya selama jam sekolah. Padahal demi apapun, Jihan merasa baik-baik saja.
Bel istirahat berbunyi. Seperti biasa Ryujin akan heboh mengajak Jihan bergegas ke kantin.
"Gue ke toilet dulu deh kebelet."
"Oke."
Namun, setibanya di luar kelas Ryujin malah ikut berbelok ke kiri mengikuti langkah Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maze Of Memories || Minsung Lokal
Teen Fiction[ S E L E S A I ] "Siapa juga yang mau jadi kakak lo? Dasar anak pungut!" - Minho. "Jihan juga gak pernah minta buat jadi adik kak Minho, kok." - Jihan. Sepenggal kisah seorang Minho Adijaya dengan perasaan terkutuknya. Boy x Girl Latar tempat kubik...