🌸
__________________________🍁
•
•
❇Pacar Sungguhan❇
•
•
🍁
______________________Vote dulu sebelum baca yaaaa :)
Makasih :-*
_____________________________Jihan meringis saat salahsatu anak PMR memijat kakinya. Sementara Ryujin sudah beberapa kali membentak si tukang pijat karena membuat Jihan kesakitan.
"Woy Yeri yang bener dong lo! Masa Jihan malah kesakitan gini!"
Yeri berdecak. "Lo diem aja deh! Gue lagi ngobatin kaki Jihan. Namanya terkilir terus dipijit ya pasti sakitlah!" balasnya kesal. Jihan saja tak banyak protes. Kenapa Ryujin terus-terusan mengganggu kegiatannya.
"Awas ya kalau sampe Jihan kenapa-napa. Elo gue bikin patah tulang!" ancam Ryujin. Yeri hanya memutar bola mata jengah.
"Udah, Ryu. Gue gak apa-apa kok. Lo tunggu di luar aja sana. Biarin Yeri fokus sama pijitannya."
"Iya sana tunggu di luar lo!" usir Yeri. Meski kesal, Ryujin tetap ke luar karena Jihan yang menyuruhnya.
Blam!
Pintu tertutup. Ryujin berdiri di depan UKS. Suasana sekolah mulai sepi karena bel pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu.
Terdengar derap langkah dari ujung lorong. Seseorang berlari ke arahnya.
"Jihan mana?"
Ryujin menatap malas orang di hadapannya. "Masih diobatin-- eh mau ke mana lo!" Gadis itu terkejut saat Minho tiba-tiba mendorong pintu kamar UKS.
"Ji, kamu gak apa-apa? Mana yang sakit?" tanyanya.
Jihan tertegun melihat Minho yang terlihat khawatir. Kekhawatiran itu tergambar jelas di wajahnya.
"Gak apa-apa kok. Barusan gak sengaja kepleset, Kak."
"Bisa jalan?"
Jihan menggedikan bahu. "Gak tahu."
"Nah, udah. Coba lo turun. Jalan pelan-pelan," ucap Yeri lalu menuntun Jihan turun dari ranjang.
"Woy jangan jalan dulu!" Ryujin yang baru masuk marah-marah. "Jihan 'kan masih sakit kenapa lo suruh jalan bego!"
"Heh! Kaki dia udah baikan, udah gue pijit barusan. Besok atau lusa juga sembuh, orang gak parah kok. Rempong banget hidup lo!" balas Yeri sebal.
"Iya, kayaknya udah bisa di pake jalan deh, walaupun masih sedikit sakit."
"Bisa naik motor gak?" tanya Minho.
Yeri segera menggeleng ribut. "Jangan. Jangan dulu naik motor nanti sakit lagi. Jihan naik bus aja."
"Ya udah sini." Minho mengambil tas Jihan di tangan Ryujin lalu berjongkok di hadapan Jihan.
"A-apa, Kak?"
"Naik. Kaki kamu 'kan masih sakit."
"Cih!" Ryujin berdecih namun tetap menyuruh Jihan menuruti ucapan Minho.
Jihan sedikit ragu. Dia bukan anak kecil lagi, sudah pasti badannya berat. Tapi mau bagaimana lagi, ia juga tak punya pilihan, berjalan dari ruang UKS ke halte bus tentu akan memakan waktu lama jika ia pergi dengan kaki setengah pincang begini.
Akhirnya Jihan naik ke punggung tegap itu. Minho mengantarnya pulang dengan menaiki bus. Ia bahkan membiarkan motornya di bawa oleh Chan sedangkan dia menemani Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maze Of Memories || Minsung Lokal
Teen Fiction[ S E L E S A I ] "Siapa juga yang mau jadi kakak lo? Dasar anak pungut!" - Minho. "Jihan juga gak pernah minta buat jadi adik kak Minho, kok." - Jihan. Sepenggal kisah seorang Minho Adijaya dengan perasaan terkutuknya. Boy x Girl Latar tempat kubik...