🍃 Not Good

531 81 0
                                    

🌸
______________________________

🍁


Not Good


🍁
______________________

Jihan mengeratkan pegangan di pinggang Minho. Sedari tadi lelaki yang berstatus sebagai kakak sekaligus pacarnya ini tidak bicara sedikitpun. Ia juga membawa motor kebut-kebutan membuat Jihan yang duduk di belakang sedikit ketakutan.

Grep~

Jihan melingkarkan tangannya di perut Minho, memeluknya erat.

"Kakak marah sama Jihan?" Jihan mencoba bicara namun Minho tak menggubrisnya sama sekali.

"Kak, pelan-pelan bawa motornya Jihan takut--"

Mendengar suara Jihan yang mulai bergetar akhirnya hati Minho luluh dan mulai memelankan laju motornya.

"Maafin Jihan."

Minho merasakan Jihan yang menyandarkan kepala di bahunya. Namun ia tak kunjung buka suara, emosinya terlalu besar, rasanya ingin meledak sekarang juga.

Motor sampai di halaman rumah. Seperti biasa hanya sepi yang menyambut. Setelah turun dari motor, Minho bergegas masuk. Ia menghindari kontak mata dengan Jihan.

"Kak!" Tapi ternyata Jihan cukup berani menahan tangannya hingga membuat langkah Minho berhenti.

"Tadi tuh Jihan mau jatuh terus gak sengaja ditolongin Haje. Kita gak ngapa-ngapain, Kak, Jihan berani sumpah."

Minho yang sedari tadi diam menahan emosi kini buka suara. "Kakak gak suka kamu deket-deket sama dia."

"Jihan tahu makanya Jihan minta maaf." Jihan menundukan kepala menahan tangis, namun Minho tak juga berbalik, ia malah melepaskan cekalan Jihan di tangannya lalu beranjak naik ke kamar. Jihan akan kembali menjelaskan saat tiba-tiba deru mobil terdengar, orang tuanya sudah pulang.

Ia hanya mampu menatap nanar pintu kamar berwarna coklat yang baru saja tertutup dengan suara keras.

"Baru pulang, Dek?" Mina masuk dengan satu kresek belanjaan di tangannya. Jihan yang melihatnya buru-buru mendekat, menyalami tangan Mina lalu mengambil alih barang-barang belanjaannya.

"Biar Jihan aja yang bawa ke dapur, Ma."

"Kakak kamu mana, Ji?" Brian yang juga baru masuk rumah langsung menyapa saat melihat Jihan yang masih memakai seragam sekolah.

"Ada, Pa. Udah masuk kamar barusan." Jihan kembali setelah membereskan belanjaan ke dalam kulkas.

"Ya udah kamu mandi sana, Dek, nanti kita makan bareng." Jihan tersenyum kecil lalu mengangguk, menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Lagi-lagi perasaan mengganjal di hatinya saat melihat pintu berwarna coklat di samping pintu kamarnya. Minho masih marah, dan Jihan tak tahu harus berbuat apa.




Makan malam kali ini terasa lebih hening. Minho benar-benar diam. Wajahnya ditekuk kesal membuat Jihan tak berani kembali bicara.

Setelah makan malampun Minho langsung masuk ke kamarnya. Jihan kembali dihantui rasa bersalah, padahal dia tidak bermaksud dekat-dekat dengan Hyunjin sama sekali.

Maze Of Memories || Minsung LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang