🌸
_________________________________🍁
•
•
❇Mau Nonton?❇
•
•
🍁
______________________
Sepulang dari Kawah Putih, mereka langsung mandi lalu rebahan. Chan tadi mengajak Yasmin ke Ranca Upas terlebih dahulu sementara Minho memilih langsung pulang bersama Jihan. Hari sudah sore dan mereka tidak boleh pulang telat.
Saking capeknya duduk berjam-jam di motor, Jihan merasakan pegal di pinggang dan pantatnya.
"Baru ke Ciwidey, apa lagi ke Lembang. Bisa patah pinggang gue," gumam gadis itu. Ia ngantuk, tapi belum makan, belum masak juga. Akhirnya memilih ke luar kamar.
Bersamaan dengan itu, ternyata Minho juga ke luar kamar.
"Mau ke mana, Ji?" tanya Minho.
"Mau masak, Kak." Jihan menjawab sambil mengalihkan pandangan. Ayolah, dia masih malu. Di Kawah Putih tadi, Minho sangat berani bermesraan dengannya. Memeluknya, menggenggam tangannya, bahkan mencium pipinya di hadapan Chan. Sungguh Jihan malu.
"Yuk, kakak bantuin biar cepet." Lamunan Jihan buyar, punggung kokoh itu lebih dulu menuruni tangga menuju dapur. Jihan ingin melarang, tapi percuma, orang tua mereka sebentar lagi pulang. Masak berdua tentu akan lebih cepat 'kan?
Jihan pikir pekerjaannya akan semakin mudah jika dibantu Minho. Ternyata Jihan salah.
Lelaki itu memang membantunya di awal, membantu mencuci ikan dan memotong sayuran. Tapi setelah pekerjaan yang Jihan berikan padanya selesai, ia malah merecoki pekerjaan Jihan dengan terus memeluknya dari belakang.
(Bayangin scene masak di drama Healer :') )
"Kak minggir dulu, kenapa!"
"Gak ih, masih pengen peluk."
Jihan mengernyit. Sejak kapan kakaknya jadi manja begini? Jihan jadi rindu sifat galak Minho.
"Nanti mama sama papa keburu pulang terus makanannya belum jadi."
"Biarin mereka bisa nunggu, bisa mandi dulu sambil nunggu makan malam siap."
"Tapi jangan melukin Jihan terus!"
"Kenapa?" Minho masih sempat bertanya dengan wajah polosnya. Seketika wajah Jihan memanas.
"Nanti kalau mama sama papa ngelihat kakak melukin aku gimana?"
Minho diam sebentar. "Gak bakal, 'kan bakal kedengeran suara mob--"
Brum~
Belum selesai Minho bicara, deru mobil papanya sudah terdengar. Minho hanya mampu menghela nafas kesal saat Jihan berhasil meloloskan diri dari pelukannya.
"Besok-besok gak akan kakak lepas," gumamnya pelan lalu berjalan menuju ruang depan untuk menyambut orang tuanya.
•
•
•
•Hari minggu ini, Jihan ikut Minho lari pagi. Tumben sekali. Alasannya? Karena ada Yasmin.
Chan menjemput Yasmin ke rumahnya lalu mengajaknya lari mengelilingi komplek perumahannya bersama si kakak beradik, Minho-Jihan, lalu berhenti di taman komplek.
Jihan senang sekali bertemu dengan Yasmin lagi. Selama ini teman dekatnya hanya Ryujin yang tomboy dan seumuran dengannya, saat bertemu Yasmin yang lembut dan lebih tua darinya Jihan merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan. Kasih sayang dari seorang kakak perempuan.
Selama beristirahat di taman komplek mereka banyak mengobrol mengakrabkan diri, tak lupa pembahasan liburan kemarin menjadi topik hangat untuk kembali diucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maze Of Memories || Minsung Lokal
Teen Fiction[ S E L E S A I ] "Siapa juga yang mau jadi kakak lo? Dasar anak pungut!" - Minho. "Jihan juga gak pernah minta buat jadi adik kak Minho, kok." - Jihan. Sepenggal kisah seorang Minho Adijaya dengan perasaan terkutuknya. Boy x Girl Latar tempat kubik...