🌸
_______________________🍁
•
•
❇Bohong❇
•
•
🍁
_____________________Minho kembali berangkat dengan Jihan pagi ini, setelah mendapat ancaman dari papanya tadi malam tentu saja. Brian terus mewanti-wanti Minho untuk menjaga Jihan namun tetap melarangnya untuk menyukai gadis itu.
Menyebalkan bukan? Cih, Brian tidak tahu saja kalau anaknya yang kurang ajar ini bahkan sudah menjalin hubungan dengan Jihan, menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya.
"Jaketnya mau diambil apa Jihan bawa aja?" tanya Jihan saat mereka sudah sampai di parkiran.
"Bawa aja, buat dipeluk kalau lagi kangen."
Seketika wajah Jihan merona. "Apa sih!"
Sejak hubungan mereka naik level menjadi pacar, Minho jadi sering menggodanya, ya walaupun hanya ketika mereka sedang berdua saja sih, soalnya kalau di depan teman-temannya dia akan kembali kasar dan dingin.
Bedanya, kali ini Jihan tidak merasa sakit hati oleh sikap dinginnya. Ia hanya kadang merasa kesal karena mereka harus bersikap seperti itu.
"Biar nanti ada alasan juga buat ketemu kamu. Nanti kita ngantin bareng."
Jihan menoleh. "Emang gak apa-apa?"
"Emang kenapa?" Minho malah balik bertanya.
"Kakak 'kan biasa ngantin sama Lia."
Dan Jihan semakin kesal kalau melihat Lia yang nempel-nempel sama Minho sedangkan kakaknya itu diam saja, tak menolak sama sekali.
"Kakak mau ngantin bareng kamu."
"Kalau kakak baik sama Jihan, ntar pada curiga lagi," cicitnya pelan.
Minho menahan senyum juga menahan diri untuk tidak mengusak surai halus itu.
"Makanya jaketnya bawa, biar kakak ada alesan."
Jihan mengangguk. "Yaudah, Jihan ke kelas dulu."
Gadis itu berjalan meninggalkan area parkir dengan senyum merekah sambil memeluk jaket Minho. Rasanya sangat menyenangkan. Jihan tak tahu kalau berpacaran secara diam-diam akan semenantang ini.
•
•
•
•Jam iatirahat berbunyi, Jihan tak segera keluar. Diam-diam ia menunggu Minho mengambil jaketnya lalu mereka ngantin bareng.
"Han, ayo ngantin gue laper!" ajak Ryujin. Namun Jihan menggeleng.
"Nanti deh, gue mager nih."
"Yah, elo mah-- ya udah mau gue beliin sekalian."
"Gak usah deh, Ryu, nanti aja gue nyusul kalau udah laper."
Karena itu mau Jihan, Ryujin menurut saja tanpa merasa curiga, ia pergi sendiri ke kantin untuk mengisi perut.
Sesampainya di kantin ia harus bertemu Minho dan gabungannya yang seperti biasa, makan di pojokan dengan Lia yang nempel-nempel ke Minho kaya cicak. Minho bahkan tak bisa sekedar membuka ponselnya karena sudah pasti Lia akan melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maze Of Memories || Minsung Lokal
Roman pour Adolescents[ S E L E S A I ] "Siapa juga yang mau jadi kakak lo? Dasar anak pungut!" - Minho. "Jihan juga gak pernah minta buat jadi adik kak Minho, kok." - Jihan. Sepenggal kisah seorang Minho Adijaya dengan perasaan terkutuknya. Boy x Girl Latar tempat kubik...