🍃 Ayo Kita Pacaran

680 101 6
                                    

🌸
________________________

🍁


Ayo Kita Pacaran!


🍁
________________________

Minho menatap malas 'teman' --yang kini berdiri menyender ke tembok dengan tangan bersedekap di dada-- yang juga menatapnya tak kalah datar.

"Ngapain ngajak ketemu?" tanya Minho to the point.

"Berhenti nyadap whatsapp Jihan."

Minho mengernyit. "Atas dasar apa lo nuduh gue nyadap whatsapp dia?"

"Gak usah ngelak Minho. Gue udah tanyain ke Jeno. Jadi mending lo berhenti mencampuri urusan pribadi dia. Gue udah ngijinin lo masang GPS di hape dia. Tapi enggak dengan nyadap semua obrolan antara Jihan dan teman-temannya."

Minho terkekeh sinis. "Lagi-lagi si Jeno."

"Of course. Dia hacker kesayangan gue dan bakalan selalu ada di pihak gue."

'Sial!'

Harusnya Minho juga mendalami ilmu IT agar ia tidak kalah dari Jeno. Dan bisa meretas akun tanpa harus Minta bantuan orang lain.

"Lakuin apa yang gue suruh. Kalau enggak, ya terpaksa gue minta bantuan Jeno. Oh, atau gue buang aja hape Jihan biar dia beli hape baru dan gue pastiin lo gak bisa masang GPS di hape dia."

Setelah itu ia beranjak meninggalkan Minho yang menatapnya tajam dengan tangan terkepal.

"Ryujin sialan!"




Jihan berjalan santai menyusuri pinggiran taman dengan headset menyumpal telinga. Sesekali mulutnya bersenandung kecil mengikuti lirik lagu dari ponsel. Lagunya berhenti digantikan dengan getaran di dalam saku. Jihan merogoh sakunya.

TomRyu is calling~

Jihan segera melepaskan headsetnya lalu menekan ikon dial berwarna hijau.

"Hallo Ryu?"

"Han, di mana?"

"Di jalan mau pulang."

"Abis dari mana?" tanya Ryujin lagi.

"Dari Indomaret, kenapa Ryu?"

"Gak apa-apa. Udah dulu ya Han tanggung nih lagi main PS."

"Oke."

Panggilan terputus. Jihan hanya menatap bingung layar hapenya. Kenapa Ryujin aneh sekali.

Belum sempat Jihan memasukan ponselnya ke saku. Dua anak berlarian di dekatnya hingga menyenggol tangan Jihan dan--

Plung!

Ponsel Jihan jatuh ke selokan, terbawa aliran air dan semakin menjauh.

"Yah, Hape gue! Hape gue!" Ia menatap nanar ponselnya yang semakin menjauh dan tak mungkin bisa ia ambil. Jihan menoleh mencari dua anak tadi yang menyenggol lengannya. Namun tak ada, mereka juga sudah pergi.

Maze Of Memories || Minsung LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang