13

12K 1.4K 115
                                    


Waktu menunjukkan pukul 1 pagi, beomgyu dan jeongin sudah asik tenggelam dalam mimpi namun tidak dengan ryujin dan chenle,

keduanya asik sendiri. Ryujin dengan vidcallnya dengan hyunjin sedangkan chenle yang tengah berada di balkon sambil nyeruput teh hangatnya.

Dengan hembusan angin dingin dan langit biru gelap dengan hiasan bintang serta bulan disana membuat chenle tersenyum kecil merasakan angin itu.

Matanya menatap gerbang rumahnya, namun tidak ada tanda tanda seseorang atau mobil akan melewatinya membuat chenle mendengus.

“woy le” chenle hampir aja teriak kalo ryujin gak bekep mulutnya

“duh apasi ngagetin lu anjir!” ryujin terkekeh lalu duduk di sebelah chenle

“hayuk sini” chenle mngernyit menatap ryujin

“apaan?” ryujin memutar bola matanya dan dengan segera menggeplak chenle agak keras

“duh! Apasih?” udahlah gedek ryujin punya temen lemot gini

“lu ngundang kita gini punya maksud kan?” chenle terdiam

Ia letakan tehnya dan membenarkan selimut di badannya.

“peka juga lu” ryujin tak menggubris, ia diam menunggu chenle berbicara

“kemarin ayah janji sama gue mau pulang…but yeah…alasan lagi alasan lagi” ryujin mendengus, ia genggam tangan chenle

“gue udah bilang le, lu gak bisa bergantung sama ayah lu le” chenle terdiam, ia mengetahui arah pembicaraan ini

“ayah lu sibuk dan lu tau itu, gue tau dia salah udah biarin lu sendiri begini tapi ayah lu memang kayaknya gak bisa di rubah.

Dia punya caranya sendiri buat nunjukkin kasih sayangnya…gue udah bilang berkali kali le, cari pacar”

Iya, itulah sebabnya ryujin sibuk menjodohkan chenle dengan berbagai lelaki karena ia tak mau chenle merasa sendiri dan terlalu terpuruk sendiri.

“gue ga ada keinginan buat pacaran ryu” ryujin mendengus, beginilah chenle terus menjawabnya

“hah…oke, gue tanya sama lu. Kenapa lu gak ada keinginan pacaran?” chenle berpikir

“entah ryu, gue cuman ngerasa pacaran itu hal yang harus gue pikirin serius” ryujin mengangguk

“hmm tapi lu pernah suka sama orang kan?” chenle terkekeh, apakah hal seperti itu perlu di tanyakan?

“diliat dari reaksi lu si pasti pernah…tapi pernah gak lu kepikiran buat bisa manja manjaan sama dia, berbagi keluh kesah lu sama dia, Bahagia ketika bareng dia dan gak ngerasain kesepian lagi?”

Chenle terdiam lagi, ‘Bahagia ketika bareng dia’ kata kata itu berhasil membuatnya kepikiran juga. Dulu ia belum merasakan Bahagia
sepenuhnya,

yang ada hanya rasa gelisah atau tekanan besar karena ia harus mengikuti berbagai acara dan menguasai hal baru apalagi dia waketos dan ketos sementara saat ini,

Namun akhir akhir ini perasaan itu mereda ketika ia melihat tingkah jisung dan teman temannya, melihat jisung yang terkadang ceroboh mengerjakan soal, jisung dengan wajah kebingungan…

“Zhong chenle, pipi lu merah woy” chenle terkejut, matanya melebar

“h-hah??” ryujin malah mengernyit heran

“masuk aja yuk, kayaknya lu kedinginan” chenle mengangguk dengan kaku, Ia memaki dirinya sendiri karena pikiran ngawurnya.

“kenapa malah jisung yang kelintas di otak gue?”

{✔} Waketos •Jichen•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang