Selamat membaca kisah ini!
Jangan lupa vote dan komen.***
Hari Selasa menjadi hari mereka memasuki pelajaran seperti biasanya, tanpa perlombaan. Kelas begitu tertib pagi ini karena pengaruh sang guru pengajar.
"Olahraga lagi, 'kan?" tanya Zein pada Ilham.
"Giliran olahraga aja cepat banget curut satu ini," cibir Ilham.
"Iya dong, gue kan pengen daftar polisi," tutur Zein dengan bangga.
"Lo pikir gue gak mau? Kalo tinggi gue cukup udah ikutan gue," sarkas Ilham seraya menatap ke langit-langit kelas.
"Kok jadi lebay gini sih! Yuk ah keluar. Keburu diteriakin cewek gila," ajak Zein dengan menepuk pelan punggung Ilham.
Benar saja, setelah mereka keluar, suara para perempuan penghuni kelas menggelegar di ruangan nuansa hitam itu.
"Eh iya, lo berempat disuruh nemuin guru fisika," ujar Lia disela-sela mengganti baju.
"Eh, emang ada apa?" tanya Fia."Keknya mau ceramah deh, soalnya kalian keluar pas jam pelajaran dia," tebak Melisa.
"Lah, kok? Kan udah izin sama pihak sekolah," pikir Tata.
"Gak tau, pokoknya kemaren tu guru marah-marah gak jelas. Dia gak suka kalo ada yang absen pas jam dia," jelas Kaila.
"Kan kita keluar juga buat bawa nama sekolah. Kok gitu sih," kesal Rania. Jika mereka keluar untuk hal-hal yang tidak penting, wajar saja guru tersebut marah.
"Tau tuh. Kalo bukan karena sekolah juga kita males ikutan," timpal Putri.
"Pokoknya lepas salat zuhur temui dia di kantor, dia nungguin kalian sampe datang," terang Lia.
"Semangat aja, Gaes. Hati-hati juga kena semprotan maut," canda Viona.
"Semprotan maut atau semprotan baut," ujar Putri terkekeh.
"Gue aja pas orang-orang ceramah gak suka dengerin, apalagi modelan gini nantinya," pikir Fia sambil melipat pakaiannya dan memasukkan ke dalam laci meja.
"Gue tim lo, Fi," ujar Rania setelah selesai meminum air putih yang terletak di mejanya.
"Gue penasaran, emang apa yang bakal tu guru omongin," tebak Putri saat berhasil berdiri dihadapan meja Tata.
"Gue juga penasaran. Mana manggilnya di kantor, pasti banyak guru. Jadi tontonan yang ada," tutur Tata dengan menimang berbagai kemungkinan hal yang akan terjadi.
"Udah nanti aja deh di pikirin lagi, ntar cowok-cowok ngamuk kalo kita lama," potong Melisa yang sudah siap membuka pintu untuk para cowok masuk.
***
Mereka berjalan beriringan di sepanjang koridor menuju kelasnya. Setelah selesai salat, mereka akan menuju ke kantor untuk menemui guru tersebut.
"Ran!" panggil seseorang dari arah belakang.
"Eh, ada apa, Nan?" tanya Rania setelah mengetahui siapa yang memanggilnya.
"Mau nyampein amanah aja. Kalian berempat disuruh ke kantor sama guru fisika," jelas Nanda.
"Oh iya, ini mau ke sana juga kok. Cuman mau letak mukena dulu di kelas. Makasih ya, Nan," kata Rania yang diangguki oleh Nanda. Setelah itu, mereka berjalan menuju kelasnya masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
My (Idiot) Classroom
HumorRuangan persegi yang sering disebut dengan 3A5 selalu memiliki kisah. Tiap tahun akan berganti generasi yang didatangi oleh siswa-siswi. Di sana, di dalamnya terdapat banyak spesies manusia yang selalu terlihat kompak. Bahkan orang-orang yang meliha...