NP : Danger - BTS******
Warning ⚠️🔞
"ini kopi mu Jen" Ucap Mingyu seraya menyerahkan gelas besar berisikan latte dingin yang tadi Jennie pesan.
"Terimakasih Ming"
Berbeda dari Jennie Kim yang biasa Mingyu jumpai. Hari ini wanita di hadapannya itu tampak sangat lesuh dengan kantung mata di wajahnya yang terlihat semakin jelas. Jika Mingyu boleh menebak, dia yakin Jennie pasti tidak tidur malam kemarin, mata wanita itu terlihat sangat sayu.
"Jadi semalam apa lagi yang kau lakukan? Masih sibuk mencari informasi tentang Kim Taehyung? Apa kali ini kau membuntutinya hingga ke apartemen lagi?" Mingyu menyeruput soda miliknya sembari menunggu Jennie yang tampak semakin tidak bersemangat. Kedua pundaknya yang biasa terlihat tegap hari ini justru tampak rapuh seolah sedang diberi beban yang sangat berat mengalahkan bobot tubuhnya sendiri.
Jennie memilih diam dan memainkan pipet minumannya dengan gerakan acak. Pikirannya nyaris buntu. Setiap hari selama satu bulan terakhir dia selalu pergi ke gedung Himmel demi mencari banyak informasi tentang Taehyung. Tidak hanya itu, tak jarang Jennie juga harus kembali meminjam mobil Mingyu demi mengikuti Taehyung kemana pun laki-laki itu pergi, namun hasil yang Jennie jumpai selalu sama setiap hari. Taehyung hanya beraktivitas diseputaran apartemennya, apartemen Namjoon, Hoseok, Seokjin, Yoongi, Jungkook atau pun Jimin dan yang terakhir yaitu gedung label Himmel. Hidup lelaki itu tampak sangat membosankan, dia tidak pernah pergi ke klub malam, tidak pernah terlihat makan di restoran, dan yang paling tidak masuk akal adalah, dia tidak pernah terlihat sedang bersama wanita.
Rasanya Jennie hampir menyerah jika saja suara tawa Lee Sangkyu tidak menggema secara tiba-tiba di telinganya. Dengan cepat Jennie menggeleng, menghapus pikiran bodoh yang baru saja melintas tanpa aba-aba. Dia tidak boleh menyerah, Lee Sangkyu tidak boleh menang atas diri Jennie. Bagaimanapun juga Jennie harus tetap berusaha, dia tidak ingin mulut pedas Sangkyu terus menyebutnya sebagai manusia gagal.
"Jen? Hei, apa yang kau pikirkan?" Mingyu melambaikan tangannya tepat dihadapan Jennie, membuat Jennie terpaksa harus mengulas sebuah senyum tipis.
Mingyu membalas senyum tersebut sebelum berujar sekali lagi, "kau lelah kan Jen? Mengapa tidak menyerah saja?" Sungguh, Mingyu tidak sampai hati melihat Jennie dari hari ke hari. Semenjak wanita itu mulai terobsesi mengikuti Taehyung, tubuhnya kini terlihat semakin kurus, pipinya yang biasa terlihat chubby kini tampak sedikit menirus. Begitu pula dengan mata kucing Jennie yang biasa menunjukkan binar semangat, kini perlahan memudar, diganti dengan gurat lelah yang tergambar setiap saat.
Gelengan cepat Jennie beri sebagai jawaban. Bibirnya sedikit mengerucut akibat tidak suka mendengar ucapan Mingyu, "jika aku menyerah, aku bukan hanya kehilangan pekerjaan Ming, tapi aku juga akan kehilangan seluruh harga diri ku yang selama ini diinjak-injak oleh Sangkyu" jawab Jennie dengan ekspresi kesal yang kentara. Jennie meneguk minumannya sambil lalu sebelum kembali berkata, "saat ini tujuan utama ku bukan hanya untuk mencari informasi tentang Taehyung, tapi aku juga ingin membuktikan pada Sangkyu jika aku bukan wanita yang mudah menyerah. Aku ingin Sangkyu berhenti berkata bahwa aku harus menjual diri di Gangnam"
Mingyu paham sekali, Jennie sudah terlalu sabar selama ini setiap kali Sangkyu merendahkan harga dirinya. Sangat wajar rasanya jika kali ini Jennie sedikit memberontak dan ingin membuktikan jika bos nya itu tidak bisa terus merendahkannya. Jennie tidak salah, hanya saja Mingyu tidak sampai hati.
"Lalu sekarang apa lagi rencana yang ingin kau lakukan?"
Meski awalnya merasa sedikit ragu, Jennie pun akhirnya menyebutkan tentang ide gila lain yang kini ada di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️
FanfictionWarning : - Mature content 21+ ⚠️ - Sensitive issue - Harsh word - Alternatif Universe Jennie Kim; seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu perusahaan media elektronik ternama di negaranya. Tiga tahun bekerja di pe...