11. Revenge

4.7K 718 586
                                    

Current mood : How You Like That - Blackpink

Masih semangat voment kaya chapt lalu? Hehe 🤭

*****

"Kau mau kemana?"

"Lepas!"

"Iya tapi kau akan pergi kemana?"

"Bukan urusan mu!"

Jennie menarik paksa lengannya yang tadi sempat Taehyung tahan. Wajah wanita itu tampak berkerut menahan emosi, kedua mata kucing jennie terus menghindar agar tidak tertangkap oleh manik kelabu Taehyung yang begitu mengintimidasi. Berbekal tas selempang kecil yang dia miliki, Jennie mulai melangkahkan kaki keluar dari unit apartemen Taehyung dengan begitu percaya diri.

"Jen, jangan bertingkah seperti anak-anak" Sergah Taehyung yang kembali menghentikan Jennie tepat sebelum dia berhasil melangkah keluar dari pintu, "aku sudah meminta maaf untuk masalah kemarin"

Mendengar perkataan Taehyung tadi sontak membuat Jennie memutar kedua bola matanya, merasa malas. Dia tidak lagi perduli lagi pada apapun yang Taehyung katakan, karena sekarang Jennie hanya ingin pergi. Dia ingin kembali ke rumah, dia ingin lebih tenang tanpa ada Taehyung ataupun Himmel yang terus saja mengganggu hidupnya.

"Justru sekarang aku sedang mencoba berhenti menjadi anak-anak Taehyung" Jennie mencoba menarik tangannya lagi tapi kali ini gagal karena cengkeraman Taehyung jauh lebih kuat dari yang sebelumnya, "dan ini bukan masalah kau sudah meminta maaf atau belum, tapi masalah aku yang ingin kembali ke rumah ku tidak perduli apapun yang sudah kau lakukan" lanjut Jennie kali ini memberanikan diri menghunus netra Taehyung dengan kedua mata kucingnya.

"Kau pikir kau bisa pergi begitu saja setelah tau segala hal tentang Himmel? Tidak Jennie, Himmel tidak akan membiarkan mu lolos karena kau adalah ancaman"

Jennie terkekeh sembari menggeleng pelan. Bersamaan dengan itu dia melepaskan tangannya dari Taehyung, merogoh isi tas selempang nya, mengeluarkan sebuah USB kecil dan menyerahkan barang tersebut pada laki-laki itu.

"Aku mencuri data Himmel di sini. Ini adalah satu-satunya hal yang aku punya tentang kalian"

Kedua alis Taehyung bertaut heran. Mencoba mengingat pada kesempatan seperti apa Jennie berhasil mengambil USB itu tanpa sepengetahuannya.

"Kau bisa mengecek tas aku, aku tidak membawa satu pun tentang Himmel dan aku bersumpah aku tidak akan memberitahu kepada siapapun tentang kalian. Jika aku berbohong kalian boleh membunuhku." Jennie menjeda ucapannya sesaat sebelum kembali berujar dengan nada yang lebih serius, "jadi sekarang tolong biarkan aku pergi karena bisa aku pastikan aku bukan ancaman"

Taehyung mendengus sebelum satu detik kemudian ia menarik tangan Jennie lagi dan lagi hingga wanita itu akhirnya menjauh dari pintu. Jangan lupakan, Taehyung tidak suka dibantah. Jika dia sudah berkata Jennie tidak boleh pergi maka apapun yang terjadi wanita itu tetap tidak boleh pergi.

"Taehyung lepaskan! Aku hanya ingin pulang"

"Kau tidak perlu pulang karena di sini adalah tempat mu!"

"Bukan! Ini bukan rumah ku, ini adalah apartemen mu. Ini milik Himmel" Jennie kembali bersikeras, padahal sudah sebisa mungkin dia menahan emosi agar tidak meledak dari tadi.

"Berhenti keras kepala Jennie"

"Kau yang keras kepala Taehyung. Aku sudah ingin menyerah, aku bersumpah tidak akan menganggu kau dan organisasi mu tapi kau tetap tidak membiarkan aku pergi. Kau yang keras kepala" hardik Jennie tepat di wajah tampan sang laki-laki.

Wanita itu berdecak kesal dan memilih duduk di sofa dengan kedua tangan terlipat di bawah dada. Bertengkar dengan Taehyung tanpa adanya sumpah serapah sungguh membuat Jennie tersiksa. Pasalnya dia tidak bisa mengeluarkan emosinya tanpa mengatai laki-laki itu bajingan, keparat, bedabah atau kata cacian apapun yang ada di dunia. Akibatnya emosi di dada Jennie tidak terlepas sama sekali.

(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang