Taehyung menyugar rambut ikalnya sekali lagi diiringi oleh helaan nafas panjang. Berteman dengan Jungkook dan Yoongi, malam ini Taehyung sudah berada di apartemen Jennie yang mendadak kosong sejak sore tadi. Terlihat jelas dari wajahnya bahwa kini Taehyung tampak sedang gelisah bercampur dengan amarah yang membuncah.
"Taehyung"
Ketiganya menoleh serentak pada Jimin yang baru saja sampai dengan nafas sedikit terengah. Pria dengan rambut blonde itu lantas menyerahkan tabletnya pada Taehyung sebelum mencoba menjelaskan dengan sedikit terburu-buru.
"Seseorang mengirimkan ini pada email Himmel. Jennie ada bersamanya. Jadi sekarang Seokjin sedang berusaha mengecek alamat IP si pengirim email sementara Hoseok dan Namjoon sedang menghubungi kepolisian meminta seluruh data CCTV setiap jalan yang mungkin mereka lalui."
"Shit" Taehyung melempar asal tablet tidak bersalah yang tadi Jimin beri hingga hancur berantakan, "Ahn Beom Seok keparat. Bahkan meski sudah di neraka pun dia masih menggunakan Jennie untuk melawanku."
"Ahn Beom Seok?" Serentak mereka.
"Apa hubungannya dengan Ahn Beom Seok, Tae?" Tanya Yoongi disertai anggukan oleh Jungkook.
"Aku yakin. Orang yang mengirim email dan menculik Jennie ini adalah mereka yang tau tentang rencana Ahn Beom Seok meminta bantuan pada kita" jawab Taehyung dengan rahang mengeras menahan amarah.
Sementara itu Jungkook mengalihkan pandang pada Jimin sembari menaikkan kedua alisnya secara serentak. Mencoba melayangkan tanya tanpa suara tentang isi dari email yang tadi mereka terima.
"Dia berkata nyawa harus dibalas dengan nyawa. Ada foto Jennie juga di sana" jawab Jimin mengerti.
"Apa Jennie terluka?"
"Aku tidak tau Yoon. Mereka mengambil foto Jennie dari jauh, tapi kedua tangan Jennie tampak terikat."
Taehyung berdecak sekali lagi sebelum mengambil langkah pergi. Dia harus meminta rekaman CCTV pada pihak apartemen. Dia harus tau bagaimana orang-orang itu bisa membawa Jennie nya dengan mudah.
Langkah pasti Taehyung itu diikuti oleh ketiga sahabatnya. Mereka total abai dengan segala hal, bahkan dengan orang-orang yang berpapasan dengan mereka di area Lobby. Sesampainya di ruang resepsionis, tanpa permisi sama sekali Taehyung mendorong pintu ruangan tersebut membuat beberapa orang di dalam sana terkejut.
"Aku meminta rekaman CCTV dari seluruh lantai terutama lantai 12" ucapnya yang terdengar begitu dingin.
"Maaf tuan, tapi rekaman CCTV tidak boleh diperlihatkan pada sembarang orang" balas seorang wanita sembari membungkuk ramah.
"Berikan padaku selagi aku memintanya baik-baik!"
"Maaf jika ini membuat kalian terkejut, tapi kekasih sahabat ku baru saja di culik selagi dia ada di sini, dan kami harus membuktikan itu. Mohon kerjasamanya" timpa Yoongi yang sengaja mendorong Taehyung sedikit menepi agar dia bisa berbicara dengan orang-orang yang ada di sana.
"Diculik? Jennie Kim?" Tanya mereka tepat sasaran.
"Benar. Mohon kerjasamanya untuk merahasiakan ini. Kami tidak akan segan-segan menuntut kalian jika beritanya bocor pada media" di belakang Yoongi, Jungkook sudah sibuk memotret setiap wajah petugas yang berada di sana dengan satu sudut bibir terangkat membentuk senyum asimetris.
"Wajah dan nama kalian sudah ada di ponsel ku, jadi jika berita ini tersebar aku tidak perlu repot untuk mencari kalian" sela si pria termuda.
"Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan panggilkan petugas dari ruang pantau" cicit wanita tadi sebelum beranjak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️
FanfictionWarning : - Mature content 21+ ⚠️ - Sensitive issue - Harsh word - Alternatif Universe Jennie Kim; seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu perusahaan media elektronik ternama di negaranya. Tiga tahun bekerja di pe...