17. Vacant

4.4K 667 641
                                    

Desahan nafas panjang Jennie keluarkan ketika dia dengan sadar kembali mengecek ponselnya lagi kali ini. Jika dihitung-hitung mungkin sudah lebih dari 20 kali Jennie mengantisipasi dering ponselnya sejak dua jam yang lalu. Hal itu terjadi karena ucapan Taehyung padanya pagi tadi. Pria itu berjanji akan menghubungi Jennie tepat pukul satu siang, tapi sekarang ketika hari sudah menunjukkan pukul tiga sore, laki-laki itu tidak kunjung menghubunginya sama sekali. Jennie kesal, dia hampir menangis membayangkan Taehyung sudah membohonginya kali ini.

Sejak tiga hari yang lalu, Taehyung dan Namjoon berangkat ke Jepang demi memenuhi undangan beberapa stasiun televisi. Sesuai jadwal yang sudah di atur, mereka akan menghabiskan waktu lima hari demi mengisi semua program yang telah di sepakati. Semenjak saat itu juga, Jennie selalu menghabiskan waktu di apartemen seorang diri.

Sebenarnya Jennie tidak benar-benar sendiri. Selama dua hari belakangan ini, para anggota Himmel selalu datang ke apartemen dan menghabiskan waktu bersamanya. Awalnya Jennie tidak tau apa tujuan mereka semua datang ke apartemennya dan tidak berniat pulang sama sekali hingga malam tiba, tapi ketika Taehyung menelepon dan bertanya tentang grade A, Jennie pun menemukan jawabannya.

Pria itu sengaja meminta para sahabatnya menemani Jennie di apartemen. Karena dia tau, jika dia tidak ada, dapat dipastikan Jennie tidak akan bisa pergi kemana-mana. Oleh karena itu Taehyung sengaja meminta para grade A menemani Jennie di apartemennya. Taehyung tau betul, Jennie tidak suka sendirian karena dia selalu merasa kesepian.

Suara bel interkom yang berbunyi begitu nyaring berhasil menyentak lamunan Jennie. Tanpa melihat jam sama sekali, Jennie sudah dapat menebak bahwa sekarang adalah pukul setengah empat sore dan yang tadi menekan bel interkom nya pasti adalah seluruh anggota Grade A. Maka dengan langkah sedikit terpaksa Jennie mulai berjalan menuju pintu utama. Tebakan Jennie tidak salah sama sekali, karena kini dia bisa melihat kelima anggota grade A yang tersisa tengah berdiri dihadapannya dengan ekspresi yang beragam.

Jungkook dan Yoongi dengan wajah datar mereka, Seokjin dengan tatapan angkuh, Jimin dengan senyum segaris yang begitu dipaksakan, dan Hoseok yang memberinya lambaian tangan ceria. Jennie mempersilahkan mereka semua untuk masuk, dan tanpa berbasa-basi mereka segera menyerbu ruang tamu unit apartemen Jennie dan mengeluarkan segala bawaan mereka hari itu. Beberapa kotak makanan cepat saji berjejer di hadapan Jennie lengkap dengan permainan seperti puzzle dan ular tangga yang Jungkook keluarkan dari tas besarnya.

"Kami tau kau sudah makan siang, tapi kami sengaja membawakan mu semua makanan ini. Taehyung berkata kau menyukai semua menu di restoran sebelah"" ucap Hoseok membuka obrolan.

"aku belum makan siang"

"Kenapa? Apa petugas catering itu lupa mengantar makan siang mu?" Tanya Yoongi dengan ekspresi datar yang selalu jadi andalannya.

Jennie menggeleng kecil. Petugas catering itu tidak lupa mengantar menu makan siangnya. Bahkan makan siang Jennie sudah tiba sejak pukul dua belas tadi. Hanya saja Jennie tidak memiliki selera makan sama sekali saat ini

"Lalu? Apa kau sakit? Apa aku harus memberi tau Taehyung?"

Lagi-lagi Jennie menggeleng sembari menangkap tangan Jimin yang mencoba meraih ponselnya dengan begitu cepat. Jimin tidak boleh memberitahu pada Taehyung karena Jennie memang sedang tidak sakit.

"Aku hanya sedang tidak selera makan" jawabnya kemudian.

"Sebenarnya aku tidak perduli padamu, mau kau makan atau mati kelaparan sekalipun. Aku hanya perduli pada keselamatan kami karena Taehyung sudah berpesan untuk menjagamu sampai dia kembali" kedua obsidian pekat Jungkook menghunus netra Jennie dengan begitu tajam, "jadi jika kau memiliki rasa perduli setidaknya pada salah seorang diantara kami, entah itu Jimin atau Hoseok yang menjadi teman baik mu selama ini, kau lebih baik makan. Karena jika tidak aku tidak bisa pastikan bagaimana marahnya Taehyung pada kami." Lanjut pria itu tanpa mengurangi sikap sinisnya sama sekali.

(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang