19. Devil Pair

5.2K 666 778
                                    

"Apa yang Jennie katakan benar, Taehyung. Masyarakat mencurigai perdana menteri Kim sekarang. Pasalnya sejak awal orang-orang pun tau jika perdana menteri Kim memiliki obsesi besar di pemerintahan" ucap Seokjin yang mendapat anggukan serentak dari anggota grade A.

Satu sudut bibir Taehyung terangkat. Dia suka saat-saat seperti ini, saat di mana dia bisa mengira perdana menteri Kim pasti sedang merasa cemas yang luar biasa. Pria tua bangka itu pasti ketakutan jika dia kehilangan citranya di depan masyarakat.

"Tapi sampai sekarang perdana menteri Kim masih berada di Jepang, jadi para wartawan belum bisa menemuinya sama sekali. Hanya juru bicaranya saja yang muncul dua hari lalu" sambung Yoongi.

"Apa ayah mu itu masih harus menjalani pengobatan rutin untuk masalah jantungnya Tae?" Tanya Jimin mewakili pertanyaan yang sama yang muncul di benak seluruh grade A.

"Entahlah, aku pun tidak perduli. Aku hanya merasa heran, kenapa dia tidak mati hingga saat ini. Apa tuhan memang membiarkan para penjahat sepertinya berumur panjang?" Taehyung mengubah posisinya yang semula duduk tegap menjadi bersandar pada punggung kursi.

"Mungkin dia tidak akan mati sebelum berhasil mendapatkan obsesi terakhirnya untuk menjadi presiden" celetuk Jungkook pada akhirnya.

Padahal sejak tadi mereka semua sudah beranggapan bahwa pria termuda itu tidak akan pernah membuka suara hingga pertemuan berakhir. Pasalnya sejak tadi pria itu hanya sibuk mengagumi senjata api; yang baru saja Taehyung beli. Senjata api biasa dengan jenis revolver yang sebenarnya sudah banyak dia miliki, namun tetap saja bukan Jungkook namanya jika dia akan bersikap biasa ketika melihat benda tersebut. Karena Jungkook, senjata api, dan makanan ringan sudah seperti tiga hal yang tidak pernah bisa dipisahkan.

Taehyung lantas berdecih, seketika ingatannya berkelana pada kejadian 26 tahun lalu ketika dia masih berusia lima. Sesuai dengan cerita yang dia beri pada Jennie. Kedua orang tuanya memang menikah karena perjodohan. Sang kakek dari keluarga ibunya adalah orang penting di pemerintahan. Sementara ayah Taehyung adalah anak dari sahabat karib sang kakek. Oleh karena itu kedua orang tuanya di jodohkan, namun sayang hingga lima tahun pernikahan hanya ibunya saja yang mencintai ayahnya. Sementara ayah Taehyung masih mengejar-ngejar sang mantan kekasih yang akhirnya dia temui lagi lima tahun setelah pernikahan mereka berlangsung dan membuat ibu Taehyung menangis setiap hari.

Ayah Taehyung memang sempat pergi, namun pria itu kembali lagi dan meminta kesempatan pada sang ibu. Awalnya mereka semua mengira sang ayah tulus, namun ternyata tidak. Ayah Taehyung hanya ingin memanfaatkan kekuasaan di bidang pemerintahan yang dimiliki oleh keluarga sang istri. Mulai saat itu dia pun ikut turun ke dalam dunia politik dengan bantuan kakek Taehyung, sesuai keinginannya.

Semenjak saat itu, hubungan keluarga mereka tidak lagi terasa seperti keluarga. Ayah Taehyung jarang kembali ke rumah, dia lebih memilih pergi nyaris setiap hari. Entah lah, entah apa yang pria itu cari, yang jelas Taehyung hanya ingat jika kedua orang tuanya selalu menghabiskan waktu sendiri-sendiri. Bahkan ketika ibu Taehyung meninggal pun ayahnya tidak juga datang. Karena itulah Taehyung benar-benar membenci ayahnya.

"Tubuhnya memang belum mati, tapi aku yakin jiwa perdana menteri Kim sudah mati sejak jauh-jauh hari" ucap Yoongi membuyarkan lamunan Taehyung, "saat ini dia tidak lebih dari sebuah tubuh yang di penuhi obsesi" lanjut Yoongi disetujui oleh Namjoon.

"Aku pastikan dia akan hancur sebentar lagi, dia akan merasa hidupnya seperti tidak berguna." Ucap Taehyung penuh penekanan.

Dia bersumpah. Jika obsesi itu adalah tujuan hidup sang ayah, maka dia akan akan menghancurkannya agar ayahnya tidak memiliki tujuan hidup sama sekali. Si tua bangka itu harus hancur.

(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang