Mobil bercat putih milik Taehyung melaju membelah jalanan malam kota Seoul. Gemerlap lampu kota yang begitu menyilaukan menjadi pemandangan utama yang bisa dilihat dari balik kaca jendela. Sekali-kali, Jennie yang duduk di kursi penumpang, menoleh pada Taehyung yang menaruh fokus penuh pada kemudinya. Pria itu tampak tampan, tidak kalah bersinar dengan lampu jalan yang sejak tadi Jennie perhatikan.
Keduanya kini sedang dalam perjalanan menuju ke apartemen Jungkook. Berdasarkan informasi yang tadi Taehyung berikan, Jungkook baru saja mengalami kecelakaan kecil. Dia menabrak sebuah taksi ketika menghindari mobil yang parkir secara ilegal di tepi jalan kecil. Sebenar Jungkook tidak apa-apa; begitu juga dengan supir taksi yang tadi dia tabrak. Hanya saja grade A dan Taehyung sepakat untuk berkumpul di sana demi memastikan sendiri bagaimana keadaan sang anggota termuda.
Laju mobil Taehyung memelan tepat seratus meter sebelum memasuki basemen apartemen Jungkook. Mengambil posisi paling dekat dengan pintu lobby agar mereka tidak berjalan terlalu jauh.
"Pakai jaket mu, little ones. Diluar dingin"
Jennie mengangguk cepat sebelum memakai jaket coklat miliknya. Setelahnya Jennie ikut turun dan menyambar uluran tangan Taehyung.
"Selama di dalam jangan bertengkar dengan Jungkook ya?" Pinta Taehyung sebelum mereka memasuki lift.
Jennie mengangguk cepat. Lagi pula jika diingat-ingat, sudah nyaris dua minggu Jennie melewati hari tanpa bertengkar sama sekali dengan Jungkook. Tampaknya, masing-masing dari mereka mulai jengah. Bagaimanapun mereka saling membenci satu sama lain, hal itu tidak akan merubah apa-apa. Jennie tidak akan bisa menyingkirkan Jungkook karena pria itu adalah salah satu anggota dengan pangkat tertinggi di Himmel. Begitupula dengan Jungkook yang tidak akan bisa menyingkirkan Jennie, karena Jennie adalah wanita yang dipilih oleh sahabat sekaligus ketuanya sendiri. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa kecuali saling menerima.
"Kau tau aku Taehyung, aku tidak akan melakukan sesuatu jika tidak dipancing, jadi yang harus kau ingatkan seperti itu adalah Jungkook. Pastikan dia tidak mencari masalah dengan ku"
Satu tangan Taehyung terulur demi menepuk pelan puncak kepala Jennie. Merasa gemas karena wanita itu selalu berhasil mematahkan setiap ucapannya.
Sesampainya di dalam apartemen Jungkook mereka berdua sudah di sambut oleh ke enam anggota grade A. Mereka semua tampak sedang mengadakan pesta kecil dengan beberapa botol wine yang bertebaran.
"Kau tidak seperti seseorang yang baru saja mengalami kecelakaan Jung" komentar Jennie setelah mendudukkan diri di sebelah Taehyung.
"Little ones, kau baru berjanji lima menit lalu" tegur Taehyung mengingatkan.
"Aku hanya bertanya Tae. Jungkook terlihat sangat sehat sekarang"
"Lalu, apa kau berharap aku terkapar di rumah sakit saat ini? Begitu?" Balas Jungkook sinis.
Jennie menggeleng kecil. Percayalah, dia tidak punya keinginan seperti itu. Sungguh. Hanya saja Jungkook yang terlihat benar-benar sehat seperti tidak ada yang terjadi ini tentu bukanlah sesuatu yang Jennie bayangkan. Padahal tadi Jennie berpikir, minimal pria itu itu terluka atau lecet sedikit saja.
"Sudahlah, aku benar-benar lelah melihat pertengkaran kalian" sela Yoongi. Pria itu mengambil dua gelas minuman dan memberinya masing-masing pada Jungkook dan Jennie, "dari pada bertengkar, kalian lebih baik minum"
Gelas minuman yang tadi Jennie pegang lantas di rebut oleh Taehyung. Gelengan kecil dia berikan, sebagai tanda bahwa sang wanita tidak boleh meminumnya.
"Kau tidak bisa minum alkohol kan? Jadi jangan di minum"
Jennie mendengus kecil. Dia bukan tidak bisa minum alkohol seperti yang tadi Taehyung katakan. Dia hanya memiliki toleransi yang rendah pada alkohol, dia mudah mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️
FanfictionWarning : - Mature content 21+ ⚠️ - Sensitive issue - Harsh word - Alternatif Universe Jennie Kim; seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu perusahaan media elektronik ternama di negaranya. Tiga tahun bekerja di pe...