Current mood : Dun Dun - EverglowWarning ⚠️
Harsh word****
"Tidak Taehyung, aku tidak setuju" Namjoon menjadi orang pertama yang membuka suara atas ide gila yang baru saja Taehyung utarakan pada mereka. Di sebelah pria itu Yoongi tampak mengangguk,"aku juga tidak setuju. Menurutku masih banyak cara lain yang bisa kau lakukan selain ini. Cara ini terlalu ah aku malas mengutarakannya" timpal Yoongi.
Pandangan Taehyung kini beralih ke arah Seokjin, "menurut mu?" Tanya Taehyung.
Seokjin tampak menarik nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan Taehyung, "sesungguhnya aku masih belum mengerti tujuan utama mu Taehyung, tapi selama empat tahun bergabung bersama Himmel, sedikit banyak aku tau bahwa apapun yang kau lakukan kau sudah pasti siap dengan segala resikonya. Jadi aku tidak keberatan."
"Park Jimin?" Ketika namanya diserukan oleh Taehyung, Jimin dengan segera berujar, "sama seperti apa yang Seokjin katakan. Aku percaya padamu, kau tentu sudah memikirkan baik dan buruknya keputusan ini kan?"
Tatapan Taehyung kini berpindah ke Jung Hoseok yang sejak tadi memandangnya dengan raut bingung.
"Jika kau ingin meminta pendapat ku, jujur aku berada di pihak yang netral. Di satu sisi aku setuju dengan apa yang Namjoon dan Yoongi katakan. Jika tujuan utama mu hanya untuk membuatnya tidak bisa berkutik kau bisa menggunakan cara lain. Sama seperti membunuh seekor serangga, jika satu racun tidak bekerja dengan baik kau bisa memberinya racun lain." Hoseok menjeda ucapannya demi menarik nafas dalam, "Tapi di satu sisi aku juga setuju dengan Seokjin dan Jimin, jika kau sudah mengambil keputusan kau pasti sudah mempertimbangkan baik atau buruknya keputusan itu untuk Himmel. Apalagi kau pernah berkata bahwa kita butuh bom besar kan? Menurut ku ini bisa jadi bom super besar yang bisa kita manfaatkan" Hoseok mengakhiri ucapannya dengan satu senyum manis yang menjadi andalannya.
Taehyung mengangguk, mengerti dengan apa yang Hoseok maksudkan. Terakhir pandangan Taehyung beralih pada Jungkook yang tengah asik memakan kacang kulit.
"Giliran ku?" Tanyanya dengan mulut yang terisi penuh, "sebentar ya" lanjutnya sembari menyingkirkan kacang tersebut dan menelan habis kacang yang tadi masih ada di mulutnya.
"Sebelumnya aku ingin bertanya. Kenapa harus kau? Kenapa tidak aku, Jimin, Hoseok atau siapa saja selain kau?" Tanya Jungkook tampak serius dengan pertanyaannya.
"Karena sejak awal aku yang menjadi incarannya" jawab Taehyung begitu yakin.
"Kalau begitu aku berada di pihak Seokjin dan Jimin. Aku setuju dengan ide mu asalkan kau yakin Himmel akan baik-baik saja" cicit Jungkook menyudahi ucapannya.
Terdengar decak kesal serentak dari Namjoon dan Yoongi. Kedua pria itu tampaknya benar-benar tidak suka dengan ide yang tadi Taehyung lontarkan, namun Taehyung tidak perduli. Menurutnya keputusan yang sudah dia buat adalah yang terbaik. Lagi pula semua orang tau siapa ketua Himmel, Kim Taehyung. Jadi jika Taehyung sudah memutuskan, suka tidak suka mereka harus menyetujuinya. Diskusi singkat yang tadi mereka lakukan hanyalah untuk berbagi pandangan, bukan merubah keputusan.
"Taehyung, semut bodoh sudah sadar" seru Jimin ketika pandangannya menangkap sosok Jennie yang baru saja keluar dari kamar Taehyung dengan wajah bingung yang begitu kentara.
Mendengar kata semut bodoh, Jennie segera menoleh. Entah lah hanya saja panggilan itu terdengar tidak asing karena dia sudah pernah mendengar kata-kata itu ketika Taehyung meneleponnya dulu. Dan setelah Jennie sadar jika dia kini tengah dipandangi oleh tujuh pria sekaligus Jennie mengambil langkah mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️
FanfictionWarning : - Mature content 21+ ⚠️ - Sensitive issue - Harsh word - Alternatif Universe Jennie Kim; seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu perusahaan media elektronik ternama di negaranya. Tiga tahun bekerja di pe...