"Taehyung"
Pintu ruang studio yang terbuka tiba-tiba merebut atensi Taehyung dan yang Jennie yang semula berfokus pada layar komputer. Saat ini Taehyung sedang menunjukkan pada Jennie rancangan mixtape nya yang mungkin akan dikeluarkan dalam waktu tiga bulan ke depan.
"Maaf menganggu mu, tapi aku membawa ini" Jimin yang semula masih berdiri di depan pintu mulai melangkah masuk sembari membawa satu amplop putih berukuran sedang, "seseorang meletakkan ini di Keller".
Taehyung meraih amplop yang tadi Jimin beri dan mengeluarkan isinya. Sementara Jennie yang memang memiliki tingkat keingintahuan cukup tinggi pun sontak memanjangkan leher demi mencari tahu.
Sebuah undangan.
"Undangan pesta?" Tanya Taehyung dengan satu alis terangkat.
"Aku belum melihatnya jadi aku tidak tau"
Mendengar hal itu Taehyung lantas memberikan undangan tadi pada Jimin, dan ketika Jimin membaca kertas undangannya dia mulai mengangguk kecil. Taehyung benar, ini adalah sebuah undangan pesta.
"Iya, ini undangan pesta topeng di the shilla" jawab Jimin.
"Apa kau tau siapa pengirimnya?"
"Aku tidak tau, tapi pesta ini pasti diadakan oleh orang penting. Dia memilih the shilla sebagai tempatnya jadi aku rasa dia bukan orang sembarangan dan dia juga tau di mana letak Keller" jawab Jimin memberikan analisis.
Taehyung mengangguk kecil. Apa yang Jimin katakan benar. The shilla adalah sebuah hotel bintang lima ternama di Seoul. Tidak banyak orang yang bisa memiliki acara di sana kecuali mereka adalah orang berpengaruh dan memiliki banyak uang. Seketika rasa penasaran Taehyung terpancing. Siapa yang memberinya undangan pesta topeng itu? Mengapa si pembuat acara tidak menyertakan nama?
"Kapan pesta itu akan diadakan?"
"Malam ini, jam tujuh"
Taehyung mengangguk. Pria itu kemudian bangkit berdiri sembari mengulurkan tangan pada Jennie agar wanita itu mengikutinya. Jennie yang masih tidak mengerti sepenuhnya pun memilih untuk mengikuti. Lagi pula dia dan Taehyung sedang dalam momen yang baik saat ini. Sudah lima hari setelah premiere lagu baru Taehyung dan Namjoon digelar, mereka sama sekali tidak pernah bertengkar.
"Baiklah, sepertinya kita akan sibuk sekarang, little ones" ucap Taehyung membuat kening Jennie berkerut.
"Sibuk? Kenapa?"
"Kau tentu tidak akan membiarkan aku pergi ke pesta itu sendiri kan? Kau harus ikut bersama ku. Jadi sekarang kita harus pergi mencari gaun untuk mu, dan mulai bersiap-siap karena waktu kita hanya tersisa lima jam" jawabnya dengan satu senyum tipis seperti biasa, dan setelahnya tanpa menunggu respon apa-apa dari Jennie Taehyung segera membawa wanita itu keluar dari studio di susul oleh Jimin.
Hal seperti ini sudah biasa terjadi. Seseorang mengirim undangan makan malam atau pesta ke Keller untuk bertemu dengan Taehyung. Pertemuan yang terjadi biasanya akan berakhir dengan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan. Contohnya saja seperti yang pernah terjadi antara Taehyung dan tuan Lee, kepala kepolisian yang memegang jabatan tertinggi di negara mereka.
Taehyung ingat bagaimana dulu sebuah undangan sengaja tuan Lee berikan di Keller. Dia ingin mengajak sang ketua Himmel makan malam, dan saat itulah Taehyung tau apa yang ketua Lee tawarkan. Dia ingin Himmel menyingkirkan kandidat yang menjadi lawannya untuk menjadi kepala kepolisian. Tuan Lee berjanji, jika Himmel bisa menuruti permintaannya itu, dia akan melindungi Himmel apapun yang terjadi ke depannya ketika dia sudah menjadi kepala polisi, dan sekarang tuan Lee benar-benar membuktikan ucapannya. Himmel tidak pernah tersentuh akibat campur tangan laki-laki itu.Oleh karenanya kali ini Taehyung begitu bersemangat. Dia ingin tau, keuntungan apa yang bisa dia dapat dari pesta topeng kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️
FanfictionWarning : - Mature content 21+ ⚠️ - Sensitive issue - Harsh word - Alternatif Universe Jennie Kim; seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu perusahaan media elektronik ternama di negaranya. Tiga tahun bekerja di pe...