"Taehyung, ikut aku sebentar" Jennie menarik tangan Taehyung yang semula sibuk berbicara dengan Namjoon.
"Ada apa, little ones?"
"Katakan padaku, siapa mereka itu?" Tanya Jennie dengan kedua mata mengarah pada lebih dari sepuluh orang berseragam yang kini tengah membantu para anggota grade B mengangkat meja dan mesin kasino; ilegal milik Himmel yang baru saja tiba malam itu.
"Mereka? Para polisi dari distrik Yongsan" jawab Taehyung.
Jennie berdecak kesal, "aku tau mereka itu polisi. Maksud pertanyaan ku mereka itu siapa? Kenapa mereka mengawal pengiriman barang-barang ilegal itu ke Himmel dan sekarang mereka membantu anggota mu membawa barang itu ke mari? memangnya mereka siapa? Anggota Himmel?"
Taehyung terkekeh kecil sebelum menepuk puncak kepala Jennie begitu pelan. Tatapan pria itu kini beralih pada sekawanan pria berseragam yang sejak tadi Jennie perhatikan.
"Mereka bukan bagian dari Himmel, tapi mereka mendapat seragam itu karena Himmel. Begitu juga dengan atasan mereka"
"Maksudmu?"
"Little ones, cobalah berpikir diluar dari apa yang bisa kau lihat dengan mata mu. Tidak semua orang yang memiliki jabatan dengan citra bagus, juga memiliki sifat yang sama bagusnya"
"Taehyung, langsung saja. Aku tidak mengerti dengan segala perumpamaan mu sekarang, aku benar-benar bingung!" Ucap Jennie mulai sedikit merengek tidak sabar.
"Kau lihat mereka kan? Pekerjaan mereka sangat mulia di mata masyarakat. Mereka bertugas menjaga kedamaian, memastikan hukum berdiri tegak sesuai dengan apa yang diharapkan. Tapi fakta yang terjadi di lapangan, tidak sedikit dari mereka yang akhirnya menyalahgunakan jabatan itu karena beberapa alasan terutama karena uang. " Taehyung menjeda ucapannya demi kembali menatap Jennie yang tampak kebingungan.
"Selama ini apa kau tidak pernah bertanya-tanya mengapa Himmel selalu aman?"
"Pernah" jawab Jennie begitu cepat.
Bohong jika Jennie berkata tidak, karena selama ini dia memang selalu berpikir tentang hal itu. Jennie selalu berpikir bagaimana mungkin identitas Taehyung dan kawan-kawan tetap aman meskipun mereka memakai nama yang sama untuk nama perusahaan dan organisasi gelap yang mereka jalani?
Himmel. Ketika nama itu disebut orang-orang pasti akan langsung terbayang dengan label rekaman independent yang Taehyung miliki. Siapa yang bisa menyangka jika Taehyung juga memakai nama itu sebagai nama resmi dari organisasi bawah tanahnya. Lalu jika organisasi Himmel memang sudah begitu besar, mengapa Taehyung masih tetap bisa bebas berkeliaran? Itulah yang selama ini Jennie pikirkan.
"Itu semua karena mereka. Orang-orang yang sudah Himmel bantu untuk menempati posisi impiannya. Mereka membalas budi dengan cara menjaga Himmel begitu baik. Tidak hanya polisi ada beberapa pejabat tinggi negara yang juga melindungi Himmel. Seperti petinggi cukai yang membantu kami melepaskan barang-barang ini" jawab Taehyung.
"Pejabat negara? Pemerintah maksudmu? Bukannya Himmel membenci pemerintah?"
Lagi-lagi Taehyung tersenyum, "tidak semuanya, hanya sebagian khususnya mereka yang berkolega dengan seseorang yang aku benci"
"Siapa?"
"Untuk sekarang kau hanya perlu tau itu little ones. Aku masih sangat sibuk jadi aku harus kembali ke sana"
"Tunggu Taehyung, aku masih punya satu pertanyaan lagi" cegah Jennie tepat ketika Taehyung akan kembali pergi.
Taehyung tampak berdecak kesal karena Jennie kembali menyita waktunya yang begitu berharga. Meskipun begitu dia tetap mengikuti Jennie dan menunggu pertanyaan apa yang akan wanita itu layangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(un)lucky || (SUDAH TERBIT) ✔️
FanfictionWarning : - Mature content 21+ ⚠️ - Sensitive issue - Harsh word - Alternatif Universe Jennie Kim; seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu perusahaan media elektronik ternama di negaranya. Tiga tahun bekerja di pe...