🎋 Sembilan

466 109 4
                                    

Minkyu sedang berjalan di samping Yunseong dengan wajah kesalnya. Sesekali ia menyenggol lengan si kakak, berharap mendapatkan tanggapan dari lelaki Hwang itu. Sekedar informasi, mereka baru saja bertemu saat ia keluar dari kelas karena bel pulang sekolah sudah berbunyi. Dan saat ini mereka sedang berjalan bersama di koridor sekolah dengan Minkyu yang terus mengusik Yunseong karena sahabatnya itu sama sekali tak bersemangat. Ya, sebenarnya Yunseong memamg seperti itu sejak Minhee menghilang, tapi Minkyu jelas tak ingin sahabatnya terus terpuruk seperti itu.

"Stop, anjing! Lo ganggu banget, sialan," ucap Yunseong pelan saat Minkyu menyenggolnya sekali lagi.

Minkyu tak menjawab, lelaki itu lebih memilih untuk melangkahkan kakinya ke depan Yunseong dan menghalangi jalannya.

"Lo ngapain, bangsat?" tanya Yunseong malas saat ia melihat tatapan kesal lelaki Kim itu.

"Seharusnya gue yang tanya kayak gitu," koreksi Minkyu, “Lo ngapain, bang?"

Yunseong tak menjawab. Ia sudah lelah dengan pertanyaan Minkyu itu. Maka dengan gerakan malasnya, ia memutar langkahnya hendak melewati tubuh si Kim itu untuk pergi.

"Bang, sampe kapan sih lo mau kayak gini terus?" Yunseong tiba-tiba diam di tempatnya saat mendengar pertanyaan Minkyu, "Ini udah lebih dari seminggu sejak kejadian itu, tapi kenapa lo masih kayak gini? Lo bahkan keliatan lebih menyedihkan dari Taeyoung sama Eunsang.”

Perlahan lelaki Hwang itu menoleh dan membalas tatapan kesal Minkyu dengan tatapan datarnya.

"Lo gak tahu apa yang gue rasain,” ucapnya kemudian dengan datar.

"Gue tahu,” balas Minkyu cepat, “Lo harus ingat kalo gue juga pernah ngerasain itu.”

"Gak, lo gak pernah ngerasain itu, Kyu," jawab Yunseong kemudian, “Lo gak pernah ngerasain orang yang lo suka ngilang gitu aja dan secara gak langsung lo dituduh sebagai sebagai salah satu penyebabnya.”

Minkyu terdiam begitu Yunseong selesai mengucapkan kalimatnya.

Yunseong benar. Minkyu memang pernah merasakan kehilangan sesuatu tanpa jejak, tapi itu jelas berbeda. Minkyu tahu, tapi ia tak pernah merasakannya. Dulu, bukan hanya ia yang kehilangan, Yunseong juga. Jadi, bukankah sebaiknya bila ia harus mengerti Yunseong saat ini.

"Menurut lo gimana? Kalo Wonjin tiba-tiba hilang dan lo yang disalahin?"

Minkyu masih diam. Ia mencoba memposisikan dirinya pada posisi Yunseong saat ini. Membayangkan jika saja Wonjin yang menghilang tanpa jejak dan ia yang....

Aah, hentikan! Minkyu jelas saja tak bisa membayangkannya. Itu terlalu mengerikan baginya.

"Maaf, bang," gumamnya sambil menatap sedih yang lebih tua.

"Gue tahu maksud lo baik. Tapi tolong, Kyu, gue masih butuh waktu," jawab Yunseong lirih dan melanjutkan langkahnya untuk pulang.

"Bang, gue ikut dong ke rumah lo," tahan Minkyu cepat saat Yunseong mulai pergi. Maksudnya hanya ingin menghibur sahabatnya agar sahabatnya itu bisa cepat melupakan masalah itu.

"Gak usah," jawab Yunseong sambil tetap berjalan.

"Tapi lo sendirian, orang tua lo kan belum pulang dari Busan."

"Lo pikir gue anak kecil?" tanya Yunseong dengan malas, “Lagian udah ada kak Yein yang berisik banget. Lo gak usah nambah keributan di rumah gue.”









”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HUMAN OR GHOST || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang