🎋 Dua Puluh Lima

440 103 8
                                    

"Selama ini, gue bareng sama dia, tapi kenapa gue gak sadar dan gak kenal kalau dia Minhee?"

Yunseong menghela nafas kasar lalu menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidurnya usai mengatakan kalimat itu. Lelaki itu masih tak percaya dengan kebenaran yang baru saja ia tahu. Sungguh, ia benar-benar tak menyangka. Bahkan terlintas pikiran mengenai hal itu pun tidak.

"Mini adalah Kang Minhee. Gue satu-satunya yang bisa liat dia, tapi sama sekali gak kenal sama dia."

Yunseong bingung. Tentu! Selama ini ia selalu memperhatikan Minhee secara diam-diam. Bahkan tak ada seharipun terlewat baginya tanpa melihat Minhee. Ia tahu semua tentang Minhee. Semuanya hingga kebiasaan si manis yang selalu membawa sebuah buku setiap istirahat dan yang selalu memesan apel saat istirahat makan siang. Jadi, kenyataan ini jelas membuatnya frustasi.

Lalu, bagaimana bisa ia tidak menyadari dan mengenali Mini sebagai Minhee? Bahkan yang berbeda dari mereka hanya warna rambut. Lalu, kenapa?

Lelaki itu benar-benar frustasi dan ia tidak mau peduli tentang dimana Mini dan apa yang Minhee lakukan. Sudah cukup! Ia butuh waktu untuk menyakinkan dirinya jika itu adalah kenyataan yang terjadi. Dan ketidakhadiran si manis akan menbantunya lebih cepat menerima kenyataan. Ya, itulah yang ada di kepala Yunseong saat ini.

Yunseong tiba-tiba beranjak dari posisinya saat ini lalu mengerjapkan mata beberapa kali. Ia seperti baru menyadari tentang suatu hal yang selama ini ia abaikan.

"Tapi, kenapa dia gak kenal sama gue?"

Yunseong tidak tahu pasti, tapi tiba-tiba saja ia berpikir demikian. Tidak banyak memang yang kenal dengannya apalagi ia tak seangkatan dengan Minhee. Pemilik marga Kang itu juga siswa kelas unggulan, yang jarang punya interaksi dengan siswa kelas lainnya. Tapi, ia yang penanggung jawab kegiatan study tour beberapa bulan lalu yang membuat seluruh sekolah mengenalnya. Dan saat berangkat, ia duduk dengan Minhee. Mereka sempat saling menyapa, Minhee anak jenius seharusnya bisa mengingatnya.

"Beneran gila ini mah," memutuskan untuk tak mau membuat dirinya lebih gila lagi, lelaki Hwang akhirnya beranjak dari posisinya sembari membuang pikiran tentang bagaimana Minhee atau Mini bisa tak mengenalinya. Karena untuk saat ini, itu bukan hal yang lebih penting dari rencananya untuk menemukan tubuh Minhee.

Ia berjalan ke arah meja belajarnya. Lelaki itu lalu menangkap pemandangan selembar foto yang ia ambil tadi dari buku catatan miliknya. Foto itu menampilkan potret dirinya dan kedua sahabatnya, Kim Minkyu dan Cha Junho, tiga tahun yang lalu sebelum kejadian serupa dengan kejadian Minhee ini menimpa Junho.

Yunseong lalu meraih foto itu sambil mendudukan dirinya di kursi. Lelaki itu lalu menghela nafas pelan dan menatap foto itu dengan tatapan sendu.

"Kalo lo ada di sini, gue pasti gak bakal repot bawa calon pacar lo buat nyari Minhee," gumamnya pelan, "Dan gue juga gak akan repot ladenin Minkyu yang makin hari makin bucin sama Wonjin."

Yunseong tersenyum kecil, mengenang semua hal yang dulu mereka lalui bersama. Dan itu tiba-tiba membuatnya rindu. Astaga, jika Minkyu yang ada di posisi Yunseog saat ini, lelaki itu pasti sudah berucap gila tentang bagaimana rindunya ia pada masa lalu.

"David, ini kamu, kan?"

Yunseong merasa jika jantungnya akan melompat karena kaget saat mendengar suara Mini.

Bukan.

Yunseong bukan kaget karena kedatangan Mini yang tiba-tiba. Ia sudah biasa dengan kemunculan si manis yang selalu tak jelas. Tapi, apa yang baru sana Mini katakan.

Ya, apa yang Mini katakanlah yang membuatnya kaget. Apalagi dengan posisi tangan Mini yang menunjuk salah satu orang yang ada di foto di tangannya.

HUMAN OR GHOST || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang