🎋 Dua Puluh Delapan

475 110 17
                                    

"Kayaknya kita udah sampe," gumam Mini.

Yunseong dan Minkyu sontak bangun dari posisi mereka. Kedua lelaki itu lalu bergerak mendekati pintu disusul Eunsang dan Wonjin.

Menatap ke sekitar dengan penasaan, Eunsang lalu mengajukan sebuah pertanyaan, “Gimana caranya kita masuk?”

"Kita harus ngetok pintunya, ya?" kini giliran Minkyu yang bertanya dengan bodoh sambil mengetuk pintu itu.

Wonjin yang posisinya paling dekat dengan lelaki Kim itu lantas menjitak Minkyu karena kesal lelaki itu masih bisa bertingkah aneh di saat seperti ini. Dan itu membuat lelaki itu merengut kesal. Yunseong sendiri menahan dirinya mati-matian agar tak memukul sahabatnya itu saat ini juga.

"Siapa di luar?"

Minkyu melompat kaget saat sebuah suara asing tiba-tiba terdengar. Hal itu membuat Eunsang dan Wonjin hampir menjerit karena kaget dengan tingkahnya yang berlebihan.

“Itu Minhee, ya?"

Yunseong tak dapat menahan dirinya lagi untuk memukul Minkyu saat pertanyaan bodoh itu terucap begitu saja oleh mulut lelaki itu.

"Gue bunuh lo, anjing!" umpat Junho yang juga ikut kesal dengan tingkah aneh lelaki itu.

"Siapa di luar?"

Suara asing itu kembali terdengar, membuat keempat remaja itu kebingunan mencari asal suara itu.

Kak, ada di pintu itu.”

Yunseong mengangguk pelan setelah Mini mengatakan sesuatu padanya. Lelaki itu lalu mengarahkan senternya pada keseluruhan pintu itu, dari atas hingga ke bawah. Dan saat itulah, ia menemukan sebuah celah yang terletak di atas lubang kunci.

"Anj, tempat apaan sih nih?"

"Ada orang di dalam?" Yunseong mengajukan pertanyaan itu sambil mendekat pada lubang berukuran 20x20 cm itu.

"Ya," jawab suara asing tadi, "Siapa diluar dan apa yang kalian cari?"

"Kami anak sekolah dari Seoul, lagi nyari temen kami yang hilang di hutan ini."

"...."

Diam! Suara asing itu tiba-tiba menghilang dan tak terdengar lagi, membuat mereka berempat diam dengan waspada.

Ceklek...

Pintu itu bergerak pelan dan terbuka, membuat Yunseong mulai melangkah dengan hati-hati ke dalam sana, disusul Eunsang dan yang lainnya dan Sujeong ada di urutan terakhir.

Setelah semua sudah masuk, pintu itu kembali tertutup perlahan. Hal itu membuat Minkyu mati-matian menahan dirinya agar tidak bicara seenaknya.

"Gak ada siapa-siapa?" gumam Wonjin saat ia tak menemukan siapa-siapa.

Ya, sejauh mata memandang, tempat itu hanya terdiri dari beberapa bangunan yang dihubungkan dengan emperan. Beberapa pohon tumbuh di pinggir halaman itu dengan taman-taman yang mengelilingi halaman tengah. Dan ditengah-tengah halaman, ada sebuah taman doa dengan patung Bunda Maria, seorang perempuan bermantel biru.

"Ini biara," gumam Eunsang saat ia mulai menyadari di mana mereka berada sekarang.

"Tapi, gak ada siapa-siapa di sini," balas Wonjin masih tak paham.

"Biara kontemplatif. Kita gak akan ketemu siapa-siapa di sini."

"Maksudnya, di sini gak ada orang?"

"Ada, kok," jawab Eunsang begitu saja, "Tapi, kita gak bisa nemuin mereka gitu aja. Biara ini....,"

"Kalian sudah datang?"

HUMAN OR GHOST || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang