🎋 Sebelas

462 104 4
                                    

"Sebenarnya lo siapa?"

Lelaki manis itu masih diam. Matapun hanya membalas tatapan dalam yang Yunseong berikan dengan tatapan polos dan tak berdosa.

Wush...

Angin tiba-tiba bertiup perlahan membelai wajah keduanya. Tapi, baik Yunseong ataupun lelaki berwajah pucat itu sama sekali tak bergerak. Lelaki itu masih menatap Yunseong dengan tatapan polosnya dan sama sekali tak memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan untuk lelaki itu.

Lalu Yunseong? Ia tak peduli. Tidak peduli dengan angin yang tiba-tiba berhembus aneh di kamarnya. Nyatanya, wajah lelaki di depannya saat ini jauh lebih dingin dan aneh ketimbang angin itu.

"Sebenarnya lo siapa?" Yunseong kembali mengulang pertanyaanya dan tetap menatap lelaki itu.

"Kang Minhee?"

Baik Yunseong ataupun lelaki itu tiba-tiba memutuskan kontak mata mereka. Namun dengan penyebab yang berbeda.

Lelaki di atas ranjang Yunseong itu jelas menoleh saat telinganya menangkap suara lain yang terdengar di ruangan itu, menyebut sebuah nama yang ia tak ketahui. Dan Yunseong, lelaki itu memutuskan kontak mata mereka karena ia merasa getaran panjang yang berasal dari saku celananya. Ponselnya bergetar dan menandakan bahwa ada sebuah panggilan masuk untuknya.

Yunseong segera meraih ponsel dari saku celananya dan beranjak dari tempat itu untuk mengangkat telpon yang ternyata dari ibunya.

Lalu lelaki itu?

Lelaki berwajah pucat dengan rambut hitam itu kini sedang menatap ke sumber suara yang adalah seorang lelaki dengan pakaian serba hitam. Matanya memincing saat menatap lelaki itu, tapi ia sama sekali tak mengeluarkan suaranya. Ia hanya diam dan menanti lelaki yang entah muncul dari mana itu bicara padanya.

Junho—lelaki berpakaian serba hitam itu masih menatap si manis berwajah pucat itu dengan datar. Di sampingnya, Sujeong terlihat memasang wajah heran bercampur khawatir.

"Lo kenal sama dia?" tanya Sujeong pada Junho.

Junho tak mengalihkan tatapannya pada Sujeong. Tatapannya masih fokus pada pemilik wajah manis yang kini sedang menatapnya dalam diam itu, tapi beberapa saat kemudian, ia mengangguk kecil sebagai jawaban atas pertanyaan yang Sujeong ajukan.

"Kalo gitu cepet pastiin," ucap Sujeong kemudian.

Junho lantas mengalihkan matanya pada Sujeong dengan tatapan bertanya, "Pastiin apa, kak?"

"Pastiin kalo dia gak hilang ingatan," jawab Sujeong.

Junho kembali menatap lelaki berwajah pucat yang kini sudah mengubah tatapannya menjadi heran, "Kalau dia hilang ingatan, berarti lo telat banget," Sujeong kembali berucap saat ia melihat pancaran kebingungan di wajah Junho, "Lo bukan datang pas sebelum dia pingsan, tapi setelah dia sadar dari pingsannya."

Junho kembali menatap Sujeong dengan wajah kagetnya. Ia tak mengerti dengan apa yang Sujeong katakan dan ia juga tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Terus, sekarang gue harus ngapain, kak?"

Sujeong mendelik. Pertanyaan yang Junho ajukan membuatnya ingin menendang lelaki itu, “Kan gue udah bilang kalau lo harus mastiin dia hilang ingatan apa enggak, walau udah keliatin sih dia hilang ingatan.”

"Kalo dia beneran hilang ingatan, gue harus ngapain?"

"Ya, urusin dialah," jawaban Sujeong sukses ini membuat Junho menautkan alisnya dengan pandangan bertanya.

Sujeong sendiri menghela nafas pelan. Ia tahu jika Junho belum menangkap maksudnya dengan tepat. Dan setelah itu, ia menatap Junho dengan tatapan seriusnya.

HUMAN OR GHOST || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang