🎋 Dua Puluh

388 104 5
                                    

Mini membuka matanya dan menatap ke sekelilingnya dengan tatapan sendu. Di sampingnya ada Junho yang hanya diam sambil mematap pada punggung seseorang yang ada di depan mereka.

"Dengerin gue. Keputusan ada di tangan lo. Kalo lo mau lo mahluk kayak apa, lo harus cepet-cepet bilang sama dia." ucap Junho pada Mini serius.

"Gimana kalo dia gak mau?" tanya Mini cepat dan seketika membuat Yunseong—orang yang memunggungi mereka—berbalik dan menatapnya dengan tatapan heran.

“Ya mohon-mohon."

Mini berdecak malas. Detik berikutnya, ia mengalihkan tatapannya dari Junho dan lelaki itu menghilang begitu saja.

"Bareng David?"

Pertanyaan yang diajukan Yunseong seketika membuat Mini menatapnya. Selanjutnya mahluk itu mengangguk kecil sambil berjalan menghampiri Yunseong.

"Dari mana?" entah mengapa, Yunseong tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu. Bahkan ia sendiri tak tahu mengapa bibirnya lancang mengatakan hal yang tak harus ia katakan.

"Kuburan," jawab Mini samar.

"Kok dia sering ngajak lo ke kuburan sih? Kayak gak ada tempat lain aja."

Entah bagaimana lagi, Yunseong terlihat tidak suka dengan apa yang Mini katakan. Rasanya, ia ingin membuat perhitungan pada mahluk bernama David yang sering membawa Mini ke pemakaman seakan tempat itu adalah taman bermain yang menyenangkan.

Yunseong mengerjap lalu menggeleng cepat saat ia sadar apa yang ia pikirkan. Ck, kenapa ia jadi peduli dengan apa yang Mini katakan dan lakukan?

"Yunseong?"

Panggilan pelan Mini setelah itu membuat Yunseong  kembali menatapnya. Ia kini sudah berdiri di samping lelaki Hwang itu sambil menatap ke luar jendela.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

Sebelah alis Yunseong terangkat, merasa heran atas apa yang baru saja terucap dari bibir mahluk aneh berwajah manis di sampingnya itu. Selama ini, Mini selalu bicara bahkan tanpa meminta ijin darinya. Lantas, mengapa sekarang seperti ini?

"Apa?" tanya Yunseong, "Lo mau bilang kalo lo mau pergi dan gak akan gangguin gue lagi?"

Walau terdengar santai, apa yang Yunseong rasakan saat mengucapkan itu sangat berbeda. Hatinya seakan berkata jika ia ingin Mini tetap ada di sekitarnya. Walau mengganggu, Yunseong harus jujur mengakui jika Mini yang entah masuk dalam jenis mahluk astral apa, telah membuatnya terhibur dan sedikit melupakan duka dan lukanya atas hilangnya Minhee.

"Iya, aku bakal pergi dan gak gangguin kamu lagi."

Jawaban samar Mini membuat Yunseong beralih menatapnya kaget. Tiga detik setelahnya, mahluk itu menoleh dan menatap tepat di mata lelaki Hwang itu.

Sial!

Rasa itu lagi. Entah sejak kapan dan sudah berapa kali Yunseong merasakan ini. Yang jelas, jantung lelaki itu selalu tak beres setiap manik indah Mini menabrak maniknya. Ia merasa tak asing dengan mata itu, hanya ia tak tahu pasti siapa pemilik mata itu.

Berusaha menguasai dirinya, Yunseong segera mengatur raut wajahnya agar tak kelihatan aneh di mata Mini.

"Ya udah kalo lo mau pergi, pergi aja. Dan kenapa lo masih di sini?" ucap Yunseong berusaha cuek.

Mini menggeleng pelan. Sebenarnya, ia merasa sedikit sakit karena jawaban cuek yang keluar dari mulut Yunseong. Rasanya, ia tak ingin pergi. Ia tak ingin Yunseong membiarkannya pergi.

"Aku gak bisa pergi gitu aja. Aku mau kamu nolongin aku biar aku bisa pergi."

"Nolongin lo?" sebelah alis Yunseong terangkat. Ia kembali tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

"Tolong aku nyari tubuh aku."

"Apa?" Yunseong hampir saja kelepasan untuk berteriak saat telinganya menangkap apa yang Mini katakan.

"Tubuhku di Geoje," ucap Mini lagi tanpa menjawab pertanyaan Yunseong.

"Kenapa lo gak nyari sendiri? Tuh lo tahu tubuh lo ada di mana."

"Aku gak tahu di mana pastinya,” jawab Mini cepat, "Terus, aku gak bisa ke sana sendiri atau sama siapa-siapa. Hanya manusia yang bisa bawa aku ke sana."

"Gue sekolah, Min," jawab Yunseong.

"Aku punya waktu sampe pertangahan musim dingin."

Pertengahan musim dingin? Oh, itu berarti Mini memintanya menemukan tubuh mahluk itu saat liburan nanti. Ck, sial. Kenapa semua orang meminta bantuannya? Tadi siang Minkyu dan sekarang Mini. Padahal Yunseong sudah punya rencana lain untuk liburan ini.

“Gue sibuk," jawab Yunseong kemudian, "Lo ada kan pas gue ngomong sama Minkyu di sekolah tadi. Gue mau nyari Kang Minhee."

Kang Minhee?

Mendengar nama itu, seketika membuat Mini melupakan bahwa ia akan segara memohon pada Yunseong untuk membantunya. Ia tiba-tiba saja terlempar pada kejadian beberapa jam yang lalu, di dekat lorong menuju toilet putri di lantai tiga sekolah lelaki Hwang itu.

"Kang Minhee siapa?" tanya Mini pelan.

"Lo gak perlu tahu."

"Kang Minhee siapa?" tak peduli dengan jawaban cuek Yunseong, Mini kembali mengajukan pertanyaan yang sama yang membuat lelaki Hwang itu berdecak malas.

"Kenapa gue harus ngasih tahu lo?"

Mini menoleh dan menatap Yunseong yang juga menatapnya, membuat Yunseong mengumpat dalam hati karena kerja tak beres jantungnya.

"Tadi, aku denger ada orang yang ngomongin dia."

Sebelah alis Yunseong terangkat, ia merasa tertarik dengan apa yang baru saja Mini katakan.

"Siapa?" tanya Yunseong pelan.

"Kim Minju sama Kim Taeyoung."

Rasa penasaran Yunseong semakin menjadi, saat Mini menyebut dua nama yang sangat jauh dari dugaannya. Tadinya, Yunseong mengira jika Mini akan mengatakan jika yang membicarakan Kang Minhee adalah ia dan Minkyu, mengingat mahluk itu ada saat ia berdebat dengan Minkyu mengenai rencananya ke Geoje untuk menemukan Minhee. Dan seketika itu juga, ingatannya kembali terlempar saat ia melihat Mini dan Taeyoung di depan lorong menuju toilet putri di lantai tiga, siang tadi.

"Mereka ngomong apa?"

"Pertama aku denger Minju ngomong sama orang di telpon, dia nyebut-nyebut Kang Minhee. Aku pikir si Taeyoung juga denger makanya dia langsung nyamperin Minju."

"Apa?"

“Minju bilang dia gak mau lakuin itu lagi. Udah cukup dia ngilangin Kang Minhee pake tangannya sendiri. Dia minta orang yang ditelpon tuh buat habisin Lee Eunsang. Pas itu, Taeyoung muncul. Si Minju bilang sama Taeyoung, mau ngapain kalo dia yang dorong Minhee, kan Taeyoung gak punya bukti. Taeyoung bilang, dia bakal nyari buktinya.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Thank you...

HUMAN OR GHOST || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang