Empat jam berlalu begitu saja tanpa adanya hal yang berarti. Walau dirinya senang karena bisa menghabiskan empat jam dalam diam bersama Minhee, Yunseong juga harus berusaha untuk menenangkan detak jantungnya yang menggila hanya karena berada di sisi si blonde berkacamata itu.
Dan sekarang, di sinilah mereka. Di sebuah pulau yang tak kalah indahnya dari pulau Jeju, pulau Geoje.
Ya, pulau Geoje memang tak seterkenal pulau Jeju dan tak masuk dalam daftar destinasi wisata di Korea. Namun, pulau itu mempunyai keindahan yang tak kalah dari pulau Jeju. Dan hal inilah yang membuat hampir semua guru setuju untuk ke sini.
Geoje indah, namun tak seindah kenangannya.
Itulah yang kini ada di pikiran Yunseong dan Minkyu.
Kedua lelaki itu kini sedang berada di sebuah bukit yang tidak jauh dari pemukiman penduduk--yang menjadi tempat tinggal mereka, sambil melihat keindahan pulau Geoje.
Mereka berdua masih diam untuk sementara waktu dan membiarkan desau angin yang menemani mereka. Tak ada yang bicara. Keheningan itu terus tercipta hingga sepoi angin yang tiba-tiba terasa berbeda bertiup dan membelai wajah keduanya.
"Sialan, gak enak banget suasananya. Kayaknya ada yang ngawasin kita," Minkyu bergumam sambil memasukan tangan ke dalam saku jaketnya. Sekarang adalah awal musim gugur, jadi wajar saja jika suhu udara mulai menurun secara perlahan.
"Mungkin, dia lagi ada di samping gue," sahut Yunseong, “Atau di antara kita.”
Minkyu bergidik. Lelaki itu lalu melirik jarak yang tercipta antara dirinya dengan Yunseong. Dan entah apa yang ada dipikirannya, dalam waktu sepersekian detik, ia langsung bergeser cepat dan merapatkan tubuhnya dengan tubuh Yunseong.
"Lo ngapain, anjing?” tanya Yunseong yang cukup kaget dengan gerakan tiba-tiba yang Minkyu lakukan, “Jauh-jauh sana.”
"Gak, gue mau ngusir dia dari sini," jawab Minkyu sambil tetap merapatkan dirinya dengan Yunseong.
Yunseong yang kesal jadi mendorong lelaki bermarga Kim itu, “Yang benar aja, sialan? Mana bisa kayak gitu?”
Wush...
Angin kembali bertiup dengan aura berbeda membuat suluruh bulu badan Minkyu berdiri. Untuk beberapa alasan tak pasti, lelaki itu semakin merapatkan tubuhnya dengan Yunseong.
"Minggir, bangsat!" Yunseong kesal. Ia berucap sambil kembali berusaha untuk mendorong Minkyu menjauh. Namun, si Kim tak membiarkan hal itu. Ia terus saja menempeli Yunseong, membuat lelaki Hwang itu hampir saja menendangnya karena semakin kesal.
"Bang, gue serius kalo dia ada di sini,” ucap lelaki itu kemudian.
"Terus kenapa kalo dia di sini?” tanya Yunseong yang masih tidak mengerti kesal dengan tingkah sahabatnya itu.
"Ya, gue takut dong!" jawab Minkyu dengan raut wajahnya yang dibuat berlebihan, "Gimana kalo dia mau dorong kita biar jatuh dari bukit ini? Seengaknya, kalo dia mau dorong salah satu dari kita, kita tetap jatuh barengan, bang.”
Yunseong berdecak. Minkyu benar-benar aneh. Apa yang baru saja dia katakan untuk pemikiran bodoh bocah itu? Itu semua omong kosong. Walau sedikit takut dengan apa yang si Kim itu katakan, Yunseong tak sebodoh itu untuk percaya ucapan tak masuk akal sahabat gilanya itu.
Pletak...
"AISH BANG, SAKIT, ANJING! LO NGAPAIN, HAH?"
Yunseong kembali mendorong Minkyu agar menjauh darinya begitu pemilik marga Kim itu berteriak akibat mendapat jitakan darinya.
"Gak waras lo," gumam Yunseong lalu berjalan pergi meninggalkan Minkyu di situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAN OR GHOST || HwangMini
FanfictionKang Minhee tidak dapat mengatakan jika dirinya adalah manusia karena ia bahkan tidak terlihat oleh siapapun. Namun, ia juga tidak bisa menyebut dirinya hantu karena ia tidak bisa menghilang, menembus dinding atau berkeliaran dan mengganggu orang se...