🎋 Dua Puluh Tujuh

461 103 2
                                    

"Jadi, kita bakal mulai besok pagi?"

Minkyu melempar pertanyaan itu sambil menatap serius Yunseong. Sedang lelaki itu sendiri kini sedang sibuk mengeluarkan bebeberapa perlengkapan dari tasnya seperti senter dan tali. Saat ini mereka berada di salah satu kamar di rumah penginapan yang disiapkan warga, dengan menyamar sebagai turis yang sedang berlibur. Jadi, setelah perdebatan panjang tadi, mereka memutuskan untuk menginap di rumah penginapan yang paling dekat dengan hutan dan mereka akan meletakan mobil Eunsang yang mereka gunakan di halaman rumah penginapan selama mereka menyelinap ke hutan. Seperti apa kata Yunseong sebelumnya, mereka tidak akan peduli dengan apa yang akan orang lain katakan nanti.

“Hm.”

"Kok gue deg-degan ya, bang?" lelaki Kim itu lalu bertanya dramatis sambil memegang dada kirinya, "Kita bakal nemuin Juno juga gak ya?" lanjutnya dengan sebuah pertanyaan lagi.

"Gue harap gitu sih," jawab yang lebih tua pelan, "Ini udah lumayam lama sih. Dia jadi malaikat maut, kita gak tahu dia sebenernya masih hidup atau gak. Tapi, gue harap dia masih hidup."

"Iya, bang. Itu juga yang gue pikirin dan harapin."

Minkyu kemudian merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil memeluk bantal yang ada.

"Bang, Minhee ada di sini gak?"

Satu pertanyaan lain datang tiba-tiba dari Minkyu, sukses membuat Yunseong menoleh dan menatapnya heran, “Kenapa lo mau tahu?”

“Gue mau ngomong sesuatu sama lo soal dia. Jadi, gue pengen mastiin, dia ada atau gak. Gue gak mau dia denger, ini rahasia,” jawab Minkyu sok serius, membuat Yunseong mendengus saja saat melihat tingkahnya.

"Dia gak inget apa-apa sial Minhee," sahut Yunseong setelah itu dan kembali sibuk dengan—entahlah, “Jadi kalo lo mau ngomong ya ngomong aja, dia gak bakal sadar kalo yang lo omongin tuh dia."

"Eh? Serius, bang, dia gak inget apa-apa?" tanya Minkyu tak percaya. Lelaki Kim itu bahkan sampai bangun dari posisinya dan menatap tak percaya sang sahabat yang saat ini sudah duduk tenang.

"Hm," jawab Yunseong sambil melihat ke arah pintu yang terbuka, “Jadi mending lo diem, dia bisa muncul tiba-tiba."

"Aelah, bang. Kata lo dia gak inget apa-apa,” ucap Minkyu kemudian, “Lagian, gue juga belum ngomong.”

“Lah, emang dari tadi lo ngapain?”

“Napas.”

Yunseong berdecak malas saat Minkyu jadi merengek dengan alasan yang tak penting—setelah menjawab pertanyaan dengan kesal.

"Gak usah sok ya, babi. Gue tahu lo mau nanya dia kenal gue atau gak.”









”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Yunseong merapatkan mantel coklat tebalnya sambil menatap keadaan sekelilingnya yang dipenuhi tumpukan salju. Ini memang baru permulaan musim dingin, tapi Geoje sudah dilanda badai salju. Jadi, wajar saja jika salju sudah menumpuk di mana-mana. Dan ini juga alasan mengapa mereka baru datang ke pulau itu hampir dua minggu setelah hari pertama musim dingin.

HUMAN OR GHOST || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang