Hari ini nggak akan ada bab bonus, tapi khusus part yang ini bakal lebih panjang dari parts sebelumnya. Kenalan dulu ya dengan klan Capéo.
Akan ada transisi ke sudut pandang Aiden di part ini. Jadi jangan harap terjadi kehebohan kayak yang biasa terjadi sama Mia, ya. Aiden orangnya selawwww.
Semoga kalian suka.
Yang biasa mabuk perjalanan apalagi pas naik pesawat, minum antimo dulu. Kayak Anton.
Ready?
***
Usai lamaran di kebun binatang waktu itu, Mia tetap berhasil untuk membujuk Elsa untuk menemaninya ke Alois bersama Anton dan Aiden. Situasi antara Anton dan Elsa sangat canggung. Kelihatan sekali waktu mereka di dalam pesawat menuju Alois. Elsa lebih banyak mengobrol dengan Aiden, sedangkan Mia menemani Anton main kartu.
"Belum dapet jawaban, mas?" Tanya Mia seraya membuang dua kartu As ke atas meja.
Anton menggeleng. Gilirannya untuk membuang dua kartu kembar lain.
"Nggak ada pandangan sama sekali?"
"Diem, dek. Aku takut diliat Elsa kalo lagi nervous." Jawab Anton gemas.
Mia mengangguk singkat. "Sori."
Mereka melanjutkan permainan dalam keheningan.
"Mas, gue ada rencana-"
"Jangan, dek! Rencanamu pasti asu banget. Aku nggak mau jadi goblok dua kali." Potong Anton buru-buru.
Mia langsung mengerucutkan bibir. Padahal niatnya mulia.
Anton tidak bersedia ngobrol. Elsa juga sedang membahas sesuatu dengan Aiden. Mia tidak punya kegiatan selain menemani Anton main kartu. Padahal dia butuh pengalihan agar tidak uring-uringan sendiri memikirkan prospek bertemu keluarga Aiden.
Aduh, baru memikirkannya saja, jantung Mia sudah berdegup liar.
***
Setelah mengerjakan pekerjaan kantor yang sempat tertunda di kabin lain, Aiden memutuskan kembali ke kabinnya sendiri. Dilihatnya Anton dan Elsa sudah tidur lelap di tempat masing-masing. Sama-sama meringkuk di bawah selimut dan kedua mata tertutup masker. Hanya ada satu kursi yang masih terang benderang. Kursi Mia.
Ia langsung berjalan mendekatinya. Mia sedang menonton video dengan serius. Kedua telinganya tertutup headphone. Aiden berjongkok di sebelah kursi Mia lalu melepaskan headphone pelan-pelan agar Mia tidak terkejut.
"Lagi nonton apa?" Tanya Aiden dengan suara rendah. Ekspresi tunangannya itu kelihatan gelisah.
"Nontonin keluarga om." Bisik Mia. "Saya bingung harus manggil mereka apa. Kan nggak bisa bahasa Perancis." Wajahnya kelihatan gelisah.
Aiden tersenyum kecil. "Mau pindah ke bar? Biar nggak ganggu Anton sama Elsa bisik-bisik begini."
Mia mengangguk. Ia bangkit berdiri sambil membawa ipad. Aiden menggandeng tangannya untuk pindah ke kabin lain.
Kabin sebelah lebih terang. Disana ada bar kosong. Namun segala minumannya lengkap. Sayangnya Mia sedang gugup dan gelisah. Dia tidak bisa tidur, tidak bisa makan, tidak bisa minum, bahkan tidak bisa hanya sekedar duduk dengan tenang.
Aiden mendudukkan tunangannya di atas stool tinggi. Ia sendiri duduk di depan Mia.
"Mulai darimana dulu, ya?" Aiden melipat lengan kemeja putihnya sampai siku.
KAMU SEDANG MEMBACA
trouble [selesai]
RomanceMia, si dedek koas yang terpaksa jadi sugar baby demi membiayai cita-citanya buat jadi dokter spesialis forensik. Ini gara-gara dia nekat menolak dijodohkan di kampung hingga membuat orangtuanya mogok membiayai sekolah. Aiden, si om-om bule dengan l...