39 | TEMPERAMEN

49.5K 6.5K 570
                                    

Saat Mia turun dari lantai dua, ruang tengah mendadak lebih ramai karena kedatangan tamu.

"Selamat pagi, miss Amelia." Lisa sudah cantik dan rapi seperti biasa. Ia menyapa Mia dengan senyum lebar iklan pasta gigi. Ia meletakkan kedua tangan di belakang punggung. Di sampingnya berdiri satu orang laki-laki berbadan tegap mirip pegulat dengan setelan formal dan kacamata hitam. Kepalanya plontos, menambah kesan gahar pada dirinya. Di sebelahnya berdiri seorang wanita berambut pendek dengan setelan yang sama. Tubuhnya tinggi dan sama tegapnya.

"Umm... Pagi." Balas Mia.

"Mr. Delavega sudah berangkat sejak tadi karena hari ini ada rapat pemegang saham di Singapura. Beliau akan kembali agak larut. Mr. Delavega tidak tega membangunkan anda tadi pagi, jadi beliau meminta maaf karena pergi tanpa pamit."

Mia sudah baca pesan dari Aiden saat bangun tidur tadi. Mungkin cowok itu mengira Mia tidak sempat buka pesan darinya sehingga menitipkan pesan juga pada Lisa.

"Oooo-ke?" Mia benar-benar kelihatan ragu. Kedua matanya terus-terusan melirik dua orang baru mirip manusia setengah robot yang pagi-pagi sudah bertamu ke apartemen orang. Cewek itu sudah sampai di ujung tangga, berniat melewati mereka semua untuk mengambil air di dapur.

"Mulai hari ini miss Amelia akan ditemani bodyguard."

Kata-kata Lisa barusan sukses membuat Mia tercengang, "Gi-gimana?"

Lisa bergeser agar Mia dapat melihat dua bodyguardnya lebih jelas. "Perkenalkan, ini Tio. Dia mantan pegulat profesional sekaligus petarung MMA (Mixed Martial Arts), pemegang DAN VIII ilmu bela diri Jiu Jitsu." Mia belum sembuh keterkejutannya saat Lisa melanjutkan, "Yang ini Ryn. Dia juga mantan petarung MMA sekaligus instruktur bela diri Krav Maga. Kalau miss Amelia tidak tahu, itu bela diri yang berasal dari Israel. Mematikan."

Mia berdiri terpaku dengan mulut sedikit terbuka.

Bodyguard? Untuk Mia? Apa nggak berlebihan?

Melihat kebingungan di wajah Mia, Lisa tersenyum kecil. "Mereka berdua akan menemani miss Amelia melakukan aktivitas. Mr. Delavega sendiri yang menerima laporan langsung dari Tio dan Ryn tentang apa yang terjadi seharian pada miss Amelia. Jadi mohon kerjasamanya."

Mia mengerjapkan mata, akhirnya mampu menguasai diri. "E-emang harus, ya? Saya kan lagi koas di rumah sakit, masa diikutin kemana-mana sama mereka?"

"Maaf, miss. Ini perintah Mr. Delavega sendiri. Saya tidak berani membantah. Ambil hikmahnya, wartawan yang menunggu di rumah sakit tidak akan bisa macam-macam pada anda. Tio dan Ryn akan menghadang mereka. Jika dua orang kurang, maka saya akan mendatangkan bodyguard lain untuk melindungi anda."

"Du-dua cukup!" Mia hampir berseru saat mengatakannya. Ia melihat jam lewat layar hp. "Hampir telat." Cewek itu berjalan melewati mereka semua menuju pintu.

***

Sama seperti jumlah pesawat yang dimiliki Aiden, Mia juga bertanya-tanya berapa jumlah mobil di garasi Aiden. Apartemen ini punya garasi pribadi untuk pemilik unit yang membutuhkan tempat parkir pribadi bagi seluruh kendaraan yang mereka miliki. Sejauh ini, Mia baru melihat satu Bentley yang sering dipakai Aiden kemana-mana, dan tiga mobil sedan yang tertutup rapat oleh cover warna hitam. Jika dilihat dari bentuknya, mirip super car. Sayang Mia tidak tahu banyak tentang mobil, jadi dia tidak bisa menebak super car jenis apa.

Mia sampai geleng-geleng kepala karena memikirkan berapa nominal yang dikeluarkan Aiden untuk membayar pajak semua kendaraannya tiap tahun.

Kali ini Mia duduk anteng di kursi belakang Aston Martin warna putih yang bentuknya cukup mencolok jika melintas di jalanan kota Surabaya. Tio yang menyetir, sedangkan Ryn duduk di kursi depan. Lisa tidak ikut mereka karena ia langsung pergi ke bandara untuk menyusul Aiden di Singapura. Semua orang nampak sibuk melakukan apa yang Aiden perintahkan.

trouble [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang