Longing Shackles

1.3K 94 17
                                    

SESAN MELATI HUDSON POV.

Astaga! Astaga! Astagaaaaaaaaaaaa!
Oh jantungku mendadak sakit lagi! Haduhhh nafasku juga sesak! Ya tuhaaaan... apa aku tidak salah dengar? Apa aku tidak salah lihat? Ugh, ini pasti mimpi! Ya, aku pasti sedang bermimpi. Duhai siapapun tolong bangunkan aku! Aku tidak mau terus-terusan hanyut dalam mimpi buruk ini!.

Gawat darurat! Jika benar si gembrot gendut gajah bengkak bercula satu itu putrinya Tuan Kim, mau di taruh dimana wajahku yang imut ini? Ck, aku sudah menyiksanya tadi, dan Tuan Kim pasti melihatnya!.

Tidak-tidak! Ini musibah buatku! Aku harus berbuat sesuatu. Aku harus meminta maaf pada si gendut, eh ralat, pada Zehan, ya, mulai detik ini aku harus memanggilnya dengan benar, karena sekarang dia calon menantuku. Aku sangat setuju jika Rey menikah dengan gen__ eh Zehan.

Tak apalah menantuku jelek plus gendut, yang penting kaya raya, tajir melintir, puluhan keturunan tidak akan pernah habis. Lagi pula, Rey juga mencintainya, sangat mudah bagiku menikahkannya.

Huhuhu berharap mendapatkan emas, ternyata kenyataannya aku malah mendapatkan intan berlian, hmmm rezeki ibu solehah. Tak sia-sia usahaku mencarikan calon istri untuk Rey, ya walaupun kali ini bukan aku yang memilihkannya, tetapi aku juga berhak kecipratan getahnya, aku kan ibunya, aku yang melahirkannya.

Waaaah, aku tidak sabar ingin mandi uang!.

"Ayah?." Panggil Zehan kepada Tuan Kim.

"Ya, chagiya?."

"Aku merindukanmu, Ayah. Aku dan kak Alio sangat merindukanmu." Pekik Zehan dalam pelukan Tuan Kim.

"Ayah lebih merindukan kalian berdua. Ayah fikir, bertemu kalian itu sangat mustahil, tapi ternyata tuhan begitu baik." Sahut Tuan Kim.

Seketika aku terharu melihat kakak beradik ini yang berjumpa dengan ayah kandungnya. Aku tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi kepada keluargaku. Aku tidak sanggup berpisah dengan anak-anakku.

"Ayah, terimakasih sudah datang di event ini, kalau Ayah tidak hadir, mungkin aku dan kak Alio tidak akan pernah bertemu dengan Ayah." Isak Zehan.

"Semua sudah di atur sama tuhan, chagiya. Berterimakasihlah pada tuhan."

Mereka bertiga kembali berpelukan. Eum... ini waktunya aku bertindak manis di depan calon besanku.

"Ekhem, Tuan Kim, Alio dan juga Zehan, sebaiknya kalian istirahat dulu, saling melepas rindu, di lantai atas ada privat room yang sudah di sediakan, mari saya antar ke sana." Tawarku di sertai senyuman termanis.

Mereka mengurai pelukannya, dan Tuan Kim tersenyum.
"Terimakasih, Nyonya Sesan, saya tanyakan kepada mereka dulu." Jawabnya sembari menunjuk Alio dan Zehan.

"Bagaimana, nak? Kalian ingin istirahat di lantai atas?." Tanya Tuan Kim.

"Terserah Ayah saja, aku ikut ke manapun Ayah pergi." Ujar Zehan.

"Yah, kita pulang saja, Alio ingin berkumpul seperti dulu, Alio rindu tidur bareng Ayah, Alio rindu di gendong Ayah, Alio rindu di buatkan susu formula oleh Ayah, Alio rindu di masakin nasi goreng oleh Ayah. Alio rindu semua itu, Yah. Alio rindu." Cicit Alio.

"Iya, Alio, Ayah juga rindu. Baiklah, kalau begitu kita pulang saja ya?."

Zehan mengangguk.

"Tuan Evan, Nyonya Sesan dan Mr.Rey, kami pamit dulu, lagi pula acara inti sudah berlalu, jadi semuanya saya serahkan kembali kepada Mr.Rey untuk meng-handle event ini. Bagaimana Mr.Rey? Anda tidak keberatan?." Tanya Tuan Kim.

Love Fat WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang