Bali, I'm Coming!

1.1K 94 42
                                    

ANDIN ZEHAN SAKURA POV.

"Ck, ini mr.pemaksa kemana sih?! Katanya jam enam harus sudah siap? Tapi sendirinya malah telat! Dasar keblinger!." Dengusku yang saat ini tengah berdiri didepan plaza yang mr.pemaksa suruh.

Kulirik jam tangan dipergelangan tanganku yang sudah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit. Dia benar-banar telat datang! Awas saja, memangnya hanya dia yang bisa menghukumku? Aku juga bisa menghukumnya.

Aku mengeluarkan ponselku dari dalam tas selempangku, berniat menghubungi bos gemblungku. Namun belum sempat aku menekan tombol yang bergambar gagang telefon, sebuah mobil datang menghampiriku.

Aku langsung memasukkan kembali ponselku kedalam tas selempangku. Kaca mobil supir terbuka, dan terlihat sosok tinggi besar dengan seragam hitam. Siapa dia?.

"Anda yang bernama nona Zehan?." Tanyanya.

Aku mengangguk. "Iya, saya Zehan. Bapak siapa?."

"Saya Mario, orang kepercayaan mr.Rey. saya kesini ditugaskan untuk menjemput anda, silahkan masuk."

Aku hanya ber-oh ria. Dengan cepat aku memasukkan koper kecil bawaanku ke jok tengah, sedangkan aku duduk di jok depan disamping Mario.

"Memangnya mr.Rey kemana?."

"Mr.Rey baru bangun, jadi saya yang menggantikannya menjemput anda." Jawabnya.

"Tuh kan! Aku bilang juga apa? Bos gemblungku itu hanya bisa mengomel tanpa bisa mengintropeksi dirinya sendiri! Edan, bukan?! Ck-ck-ck mudah-mudahan hanya aku yang mempunyai bos segila itu,  suami dan anak-anakku nanti semoga tidak senasib denganku." Lirihku.

"Ada apa nona? Apa anda mengatakan sesuatu?."

Aku menoleh kearah Mario, sepertinya Mario tidak mendengar celotehanku, ya wajar sih karena kan aku ngomongnya dengan suara pelan supaya hanya aku yang mendengar.

"Ah tidak, pak Mario. Aku tidak mengatakan apapun." Kilahku.

"Oh baiklah, mungkin saya salah dengar."

_____

Sudah sekitar lima menit yang lalu aku berdiam di mobil mr.pemaksa seorang diri. Mario berpamitan katanya turun dari mobil akan memanggil mr.pemaksa tetapi sampai sekarang belum ada yang keluar dari mansion besar itu. Pada kemana sih? Mario yang seharusnya masuk ke mansion hanya untuk memanggil mr.pemaksa tapi malah dianya juga yang ikut tenggelam didalam mansion.

Ck, kalau begini terus, aku yakin pasti akan tertinggal pesawat. Tidak ada otak memang si bos gemblung itu!. Sudahlah, aku turun saja.

Aku berjalan kearah mansion bos gemblungku. Parah! Besar sekali mansionnya, dan lagi halamannya begitu luas. Berapa banyak mr.pemaksa mengeluarkan uang untuk membeli semua ini?.

Saat aku tengah serius memandang satu persatu yang ada didepan mansion, ketika itu juga aku mendengar suara mr.pemaksa.

"Ayo cepat, Mario! Dan kalian, bawa semua barang-barang saya!."

Aku menoleh kearah mr.pemaksa yang sudah rapih dengan setelan tuxedonya, ia berjalan dengan gagah didepan, dan jangan lupakan kacamata kesayangannya yang sudah bertengker di hidung mancungnya itu.

Lalu mataku bergeser sedikit kearah Mario dan para bodyguard yang berjalan dibelakang mr.pemaksa. mataku melotot tak percaya ketika Mario dan empat bodyguard mr.pemaksa membawa satu-satu koper berukuran besar.

Gila! Mr.pemaksa mau pindahan apa gimana? Ke Bali satu minggu saja bawa lima koper jumbo? Sintingnya kelewatan!.

"Tutup mulutmu, Sakura! Kau mau kemasukan lalat?!."

Love Fat WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang