Waiting For Miracle

1.1K 99 46
                                    

Aku mengambil nafas sebanyak-banyaknya ketika sampai didepan mobilku. Ternyata lumayan capek juga berlari dari dalam rumah sakit sampai parkiran.

Aduh, aku masih kepikiran nenek-nenek tadi. Ck, kenapa aku sampai kelepasan menggebrak meja dengan begitu kerasnya? Kalau saja aku tau nenek itu memilki penyakit jantung, aku tidak akan menggebrak meja.

Mudah-mudahan nenek itu tidak kenapa-napa.

Aku langsung masuk kedalam mobil dan melajukan mobilku meninggalkan parkiran rumah sakit.

_____

Aku mendapat kabar bahwa mama sudah pulang ke rumah. Untuk itu aku segera menuju ke rumah mama.

Aku memarkirkan mobil dipelataran rumah mama dengan srugul. Aku sungguh tidak tenang jika belum mendapat kabar dari nenek tua itu.

Seumur-umur aku belum pernah menghilangkan nyawa seseorang, dan aku tidak mau sampai membunuh oranglain. Aku tidak sejahat itu. Aku anak baik kok dan juga kalem. Pak ustadz pun sering memujiku, biarpun aku tidak mau disuruh mengaji, tetapi setidaknya aku selalu membaca iqro dirumah kalau pak ustadz lewat.

Aku harus melakukan sesuatu.

Aku turun dari mobil.
"Ujang! Ujang!." Aku memanggil salah satu bodyguard baruku, yang baru bergabung kemarin. Aku menyadari sepertinya Ujang lah nama bodyguard yang paling jelek dan kampungan.

Aku harus mengganti namanya. Tidak level sekali. Masa seorang bodyguard Reyhan King Hudson bernama Ujang?.

Ujang muncul dan berlari kearahku.
"Saya, mr."

"Datanglah ke rumah sakit Cempaka, dan berikan uang kepada nenek-nenek yang terkena serangan jantung sekitar lima belas menit yang lalu!." Titahku.

"Nama nenek nya siapa, mr?."

"Kalau saya tau, sudah saya beritahu! Lagipula, namanya pasti norak, jadi saya tidak mau menyebut namanya!."

"Baiklah, mr. Saya pergi sekarang."

"Hmm."

Oh aku lupa sesuatu.
"Ujang!."

"Iya, mr?."

Ujang berbalik badan dan menghampiriku lagi.

"Saya ingin mengubah namamu. Namamu terlalu kampungan! Jelek! Norak! Tidak berkelas dan kuno! Besok saya akan memberimu uang untuk mengurus akta dan semua data-datamu agar namamu dirubah!."

"I-iya, mr."

"Kau sudah memikirkan nama barumu?."

"Belum, mr."

"Hm, kalau begitu namamu Johnson saja!."

"Joson? Apa tidak terlalu berlebihan, mr?."

"Johnson, Ujang! Bukan Joson!."

"I-iya mr, maksud saya Johnson. Lidah saya susah mr."

"Sudah jangan banyak membantah! Kau baru bekerja sehari dengan saya, jadi menurut saja!."

"Baik, mr."

"Ya sudah, sana-sana!." Usirku.

Ujang pun eh maksudku Johnson pun pamit undur diri dari hadapanku. Aku langsung masuk kedalam rumah mama.

_____

RENO ADRIAN POV.

Arrggght!
Queen belum datang juga! Ditelfon pun tidak diangkat, di sms tidak dibalas. Kemana sih dia?.

Aku duduk diatas ranjang rumah sakit, lalu pintu terbuka.

"Bang, malam ini bang Reno sudah boleh pulang." Ujar Tulip sembari berjalan menghampiriku dengan wajah berseri.

Love Fat WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang