My Hero

1.6K 113 14
                                    

ANDIN ZEHAN SAKURA POV.

Ini hari keduaku bekerja sebagai sekretaris, kenapa rasanya waktu dari pagi ke sore semakin lama saja ketika aku menjadi sekretaris bos bodoh ini?. Padahal dalam satu hari tetap 24 jam, dan jarum jamnya pun bergerak seperti biasanya, anehnya hari yang kulewati begitu panjang, apa karena aku tidak menyukai pekerjaanku sebagai sekretaris?.

Kulirik mr.Rey yang tengah fokus pada laptopnya, seketika bibirku terangkat membentuk sebuah lengkungan. Jika sedang serius seperti itu, mr.Rey terlihat sangat tampan!.

Tanganku reflek menampar pipiku sendiri! Apa yang barusan aku katakan? Mr.Rey tampan jika sedang serius bekerja? Uuwooo, Zehan! Matamu kelilipan bencong mana?.

Aku merutuki kegoblokan ku sendiri, apa maksudnya memuji mr.Rey? Harusnya aku tidak usah meliriknya saja tadi, daripada mulutku jadi tidak beradab begini!.

"Sakura? Kenapa kau menampar pipimu sendiri? Sayang tenagamu, harusnya kau bilang saja kepada saya biar saya yang membantumu untuk menamparmu".

Tuhkan Zehan! Pria yang baru saja tak sengaja kau puji, sudah mulai memperlihatkan wujud aslinya. Kau salah sudah memujinya tampan, walau tidak sengaja tetapi tetap salah!.

Oke, lain kali aku akan lebih menjaga lisanku yang bandel ini.

"Tidak perlu, mr.Rey. daripada aku meminta bantuan mr.Rey untuk menamparku, labih baik aku tampar saja pipiku sendiri berlipat-lipat kali". Ucapku asal.

Enak saja dia bisa menamparku, dia pikir dia siapa? Hanya sebatas bos! Dan bos tidak berhak bermain tangan dengan bawahannya.

Dan satu lagi, bagiku seorang bos itu yang bisa mengarungi semua stafnya bukan seperti mr.pemaksa yang hanya bermain kekuasaan saja.

"Ck, gadis aneh". Gumam mr.pemaksa, walaupun dia mengatakannya dengan sedemikian lirihnya, tetapi tetap saja aku mendengarnya karena telingaku masih normal dan bisa dikategorikan dalam telinga tajam.

"Anda juga CEO aneh". Timpalku.

Mr.pemaksa melotot kearahku, kenapa? Dia mau marah? Marah saja! Aku siap mendengar siraman rohaninya! Setidaknya aku lebih gentle dibandingkan dia yang hanya bergumam, tak sepertiku yang langsung menceploskannya.

"Sakura! Kau__". Mr.pemaksa menahan ucapannya, sepertinya ia takut aku akan marah dan mengundurkan diri dari kantor ini.

Daebak! Baru dua minggu bekerja disini, aku sudah bisa menguasai si pemilik perusahaan, biarkan saja! Aku akan mengubahnya menjadi orang yang bisa lebih menghormati oranglain, dan yang paling penting bisa menahan emosinya! Biar dia menjadi manusia, bukan setan lagi.

"Apa mr? Ada yang ingin kau sampaikan? Mmm berupa hujatan, mungkin?". Pancingku.

Dalam hati, aku sudah terkikik geli sendiri. Lihatlah wajah si mr.pemaksa yang sudah merah padam, kalau saja aku tidak mengancamnya kemarin, mungkin sekarang dia sudah menghinaku habis-habisan, yang pastinya dengan mulutnya yang pedas itu!.

Rasakan kau! Memangnya enak menjadi orang sabar? Tidak enak, mr.pemaksa! Aku sendiri yang merasakannya, dari aku masih kecil hingga usiaku 23 tahun ini, aku selalu dilatih untuk sabar, karena semua orang yang kutemui selalu meninggalkan bekas luka dihati akibat ucapannya yang menghina postur tubuhku, tetapi karena itu juga aku sadar, bahwa menjadi orang sabar bukan hal yang buruk, dan selalu ada saja kisah manis setelah itu.

"Argghh! Tidak Sakura, saya tidak akan menghujatmu, karena hujatan saya belum ready, masih nunggu PO". Sahutnya dengan kesal.

Pppfffftt. Dia bilang apa? Hujatannya belum ready dan masih menunggu PO? Haha, dikira barang online yang harus nunggu PO segala? Ck, ternyata dia pandai melawak juga.

Love Fat WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang